Hari Ibu Jangan Hanya Seremonial!
22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Di media sosial berseliweran pesan-pesan terkait Hari Ibu. Ada yang lucu, sedih, semangat, dan lain sebagainya. Pada intinya, lumayan positif. Saya tidak tahu, apa yang diungkapkan di media sosial tersebut sesuai tidak dengan kenyataanya. Misalkan saja kasih sayang terhadap ibu. Semoga.
Terkait Hari Ibu, di blog ini saya juga sudah sering menuliskannya. Mulai dari refleksi pengalaman sehari-hari, lagu terkait ibu hingga puisi untuk ibu. Sebagai informasi berikut beberapa tulisannya:
- Selamat Hari Ibu: Hati-Hati Jangan Sampai Tertipu!
- Puisi Hari Ibu: Terima Kasih Untuk Segalanya
- Selamat Hari Ibu: Hikmah Dari Semangat Sang Ibu Penambal Ban
- Mendengarkan Lagu Maher Zain "Number One For Me", Jadi Teringat Emaku
- Memaknai Hari Ibu Lewat Syair Lagu Iwan Fals Berjudul Ibu
Selain itu, beberapa juga sudah saya buat dalam salah satu bab di buku. Misalnya saja di buku saya berjudul Merangkai Makna Tersembunyi: Sepenggal Kisah dari Kampung Mangga.
Hari Ibu memang istimewa karena sosok ibu adalah orang pertama yang mengenal kita. Mulai dari dalam kandungan hingga melahirkan. Bahkan, hingga membesarkannya. Begitulah ibu, sosok yang tidak akan tergantikan sepanjang zaman. Kendati dalam realita ada juga ibu yang tega membuang anaknya dengan segala alasan. Sungguh sangat disayangkan. Satu hal yang perlu kita ingat, bagi teman-teman yang masih mempunyai ibu dan masih hidup sehat walafiat, maka bersyukurlah dan teruslah berproses untuk berbakti tiada henti. Sebaliknya, bagi teman-teman yang ibunya sudah meninggal, maka doakan selalu tanpa lelah. Semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Aamiin.
2022, saya mengajak emak ke Borobudur |
Emak
Apa pun itu, Hari Ibu jangan sampai hanya sekedar seremonial! Update status di media sosial hanya agar terlihat keren. Agar terlihat seorang anak yang berbakti. Jangan! Jangan sampai seperti itu. Saya berharap dalam keseharian juga mencerminkan apa yang diungkapkan lewat status media sosial tersebut.
Saya pribadi, ingin rasanya membuat tulisan berupa buku dengan satu tema terkait ibu. Sampai sekarang saya hanya menulis saat ada moment Hari Ibu itu datang saja.
Ibu atau saya sering memanggilnya emak, kadang saya menyesal kalau mengingat-ingat ketika berkomunikasi dengan emak misalnya sering membuat sedih dari perkataan saya yang bisa dibilang terlalu meninggi/keras. Saya selalu ingin memperbaiki itu. Tentu, saya sebagai manusia yang penuh khilaf, masih terus berproses untuk membahagiakan emak.
Di sisi lain, ada banyak peristiwa yang tidak bisa saya lupakan dengan emak. Saya perhatikan begitu bahagianya emak. Misal ketika emak menghadiri wisuda Diploma, S1 sampai S2. Kebahagiaan emak tentu saja terkait prinsip hidupnya yang mengharuskan anak-anaknya sekolah. Dengan moment wisuda itu, maka emak serasa berhasil untuk memberikan bekal ilmu untuk anaknya.
Satu moment yang juga membuat saya bahagia adalah ketika saya bisa mengantarkan emak umroh. Setidaknya saya bisa mendampingi beliau. Ada banyak kisah dan ingin rasanya kugoreskan dalam tulisan. Semuanya penuh keajaiban.
2018, saya mendampingi emak Umroh |
Posting Komentar untuk "Hari Ibu Jangan Hanya Seremonial!"