Langka, Kelangkaan dan Minyak Goreng

Ok, sebelum membahas minyak goreng. Terlebih dahulu saya akan coba kemukan lagi tentang langka dan kelangkaan. Saya sudah pernah menuliskannya pada 2014 (baca disini: Kelangkaan dan Langka).

Saya menuliskan seperti ini: 

Secara pribadi saya menyimpulkan kelangkaan adalah suatu kondisi dimana  tidak lagi mudah ditemukan atau jarang, namun semua itu akibat karena unsur kesengajaan berbeda dengan langka yang lebih menekankan unsur ketidaksengajaan atau apa adanya (proses alamiah). Unsur kesengajaan itu bisa melalui kebijakan politik, kepentingan bisnis, dan lain sebagainya.

Saat itu saya memberi contoh kelangkaan bbm. Nah, pernyataan itu menurut hemat saya tentu masih relevan. Apabila ini dikaitkan dengan kelangkaan minyak goreng, maka tentu ada unsur kesengajaan dan itu rumit. Apalagi sekarang tersangkanya beberapa sudah ditangkap. Kerumitan ini lebih tepatnya dengan istilah mafia, jadi benar-benar kompleks. Banyak jaring-jaring setan. Persis seperti mafia tanah. Tidak bekerja sendirian, tetapi ada tim, pendek kata tidak tunggal.

Langka, Kelangkaan dan Minyak Goreng

Sejatinya, kalau saya perhatikan minyak goreng itu tersedia, tapi yang tersedia itu harganya gak umum. Yang ada dipasaran, bukan minyak goreng biasanya, yang biasa masyarakat beli. Ini yang membuat bergejolak. Pada dasarnya ini juga fenomena kelangkaan yang semuanya ada unsur kesengajaan. Ada banyak motif. Terbukti, sekarang tersangka mafia minyak goreng ada yang dari oknum pihak pemerintah sendiri, mungkin terkait kebijakannya. 

Apapun itu, semoga kasus seperti ini tidak terulang lagi walaupun mustahil sih karena fenomena kelangkaan itu selalu pasti ada dan yang paling rentan terkait hajat hidup orang banyak. Disinilah peran pemerintah sebagai penetu kebijakan publik. Diperlukan sdm yang jujur dan visioner. Termasuk para pengusahanya. JUJUR itu mahal.

Bagaimana menurut teman-teman? 

Komentar