Ide Menulis di Blog dari Istilah-Istilah Asing

Tips kali ini yang ingin saya bagi kepada teman-teman untuk ide menulis di blog adalah dengan membahas tentang istilah-istilah asing yang ada di media online seperti detik, merdeka, kompas, republika, okezone, tribun news dan media online lainya.

Ketika membaca berita di media online, lalu menemukan istilah-istilah yang sekiranya merupakan istilah asing, maka teman-teman bisa membahas maknanya menjadi sebuah tulisan yang bisa dibaca oleh semua orang. Di blog ini saya sering mendapatkan ide dari hal tersebut misalnya ketika saya menulis tentang Pengertian Diskresi dan Contoh Kasusnya. Lalu, tentang Menyoal Istilah Reshuffle Kabinet dan Makna Istilah Kaleidoskop. Selain itu juga ada tentang moratorium, rekonsiliasi, konvensi dan masih banyak yang lainnya.

Menurut hemat saya, sangat menyenangkan menulis tentang istilah-istilah asing di media online tersebut. Ada empat hal yang menjadi catatan penting. Pertama, kita akan mengetahui makna secara harfiah istilah asing tersebut misalnya sebenarnya dasar katanya itu dari apa? Kedua, kita juga akan mencoba mempunyai pandangan atau pikiran tentang istilah asing tersebut yang konteksnya akan berkaitan dengan berita yang sedang terjadi pada hari itu juga. Misalnya ketika saya menulis tentang istilah diskresi, saat itu sedang terjadi demo buruh besar-besaran dan motor gede (moge) yang sedang menjadi perbincangan karena seringkali melakukan konvoi dengan melanggar lalu lintas. Dua berita yang sedang berkembang di masyarakat itu setidaknya bisa menjadi bahan untuk memaknai istilah asing yang melekat itu berdasarkan pengetahuan kita. Ketiga, kita bisa menilai sebenarnya ketika media menggunakan istilah asing tersebut, apakah sudah tepat atau belum? Sehingga ini bisa menjadi pengetahuan kita tentang pemanfaatan kosakata bahasa yang lebih tepat. Keempat, dengan menulis istilah asing, maka akan menambah perbendaraan kata yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).

Disisi lain, apabila ide menulis dari istilah-istilah asing ini kita lakukan, maka ini akan sangat berkaitan erat dengan teori dekonstruksi Derrida yang pernah saya dokumentasikan diblog ini. Artinya kita mencoba membongkar makna sebuah teks berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki. Setiap individu dapat dipastikan akan memiliki arti yang berbeda-beda ketika memaknai sebuah teks itu. Oleh karenanya pemaknaan itu akan bersifat arbitrer sehingga tentu saja tidak ada yang salah dari setiap pemaknaan tersebut.

Dua primbon yang biasa saya gunakan ketika menulis tentang istilah-istilah asing adalah dengan mengeceknya di Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI) dan glosarium bahasa online. Kemudian apabila dikaitkan dengan contoh-contoh tulisannya, biasanya akan saya bandingkan dengan beberapa tulisan lain yang ada di berbagai media online.

Tahapan Ide Menulis dari Istilah-Istilah Asing
Beberapa tahapan untuk mencoba menulis tentang istilah-istilah asing dari media online dapat saya gambarkan tampak seperti gambar dibawah ini. Perlu diketahui, tahapan ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saja. Jadi, bisa saja nanti teman-teman memiliki cara yang berbeda. Berikut gambarnya:
Tahapan Ide Menulis Dari Istilah-Istilah Asing
Tahapan Ide Menulis Dari Istilah-Istilah Asing
Membaca Informasi
Satu hal yang menjadi rumusan pasti ketika ide menulis tentang istilah-istilah asing dapat diperoleh adalah karena faktor membaca informasi dari berbagai media online. Tanpa aktivitas membaca ini, mustahil ide tersebut akan muncul. Oleh karenanya saya sarankan mulai saat ini, biasakanlah membaca informasi di media online bukan hanya sekedar membaca pasif melainkan membaca secara aktif artinya ada proses pemaknaan bahkan apabila memungkinkan adanya budaya kritis dengan setiap apa yang kita baca. Mengapa demikian? Karena setiap media satu dengan yang lainya dapat dipastikan akan ada kepentingan tersendiri sehingga seringkali dibalik tulisannya itu sebenarnya ada pesan atau makna tersembunyi yang dapat mempengaruhi setiap pembaca baik secara sadar maupaun tidak. Nah, posisi kita sebagai blogger mencoba untuk membongkar itu dengan menafsirkan makna-makna berdasarkan analisis yang kita ketahui.

Media Online
Saat ini kita bisa membaca informasi melalui banyak pilihan media online. Dengan makin banyaknya media online, maka akan semakin mudah untuk medapatkan variasi istilah-istilah asing yang biasanya dilontarkan oleh redaksi. Media online yang dimaksud disini adalah media massa yang memiliki situs atau website berita resmi seperti yang sudah saya sebutkan diatas. Media online yang bersifat personal juga banyak, namun yang perlu diperhatikan adalah media yang memang sebuah organisasi yang memiliki struktur organisasi yang jelas misal ada wartawan, redaktur, hingga CEO-nya. Apa yang menjadi cirinya? Biasanya media online tersebut harus sesuai dengan regulasi yang ada sebagai contoh mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Ini bisa menjadi dasar pedoman pemberitaan media siber.

Catat Istilah Asing
Sebenarnya bukan hanya istilah asing yang harus dicatat. Namun demikian, ketika kita membaca sebuah berita kemudian ada istilah yang memang sepertinya memiliki definisi tertentu, maka ini bisa menjadi ide tulisan juga. Misalnya ketika membaca berita sepak bola, tak jarang kita menemukan istilah kata "merumput". Sebagai contoh berita yang berjudul "Dikontrak 2 tahun, Evan Dimas merumput di Liga Spanyol". Judul tersebut saya ambil dari media online Merdeka, 28 Desember 2015. Sepintas istilah "merumput" bukan hanya digunakan untuk dunia pertanian dan peternakan. Akan tetapi, dunia olah raga khususnya sepak bola sering juga menggunakan istilah tesebut. Apakah ini sudah sesuai? Jika merujuk KBBI, istilah tersebut tentu dapat dibenarkan. Walaupun kata dasar rumput diartikan sejenis tumbuhan sejenis ilalang, namun ketika diberikan awalan me- dan digabung dengan kata-kata lainya yang berkaitan dengan dunia sepak bola, maka artinya bisa lain. Oleh karenanya ketika mengecek di KBBI online, maka memiliki 4 pengertian. Berikut pengertiannya yang saya ambil dari KBBI online:
me·rum·put v 1 menyabit rumput; 2 sedang makan rumput (tt lembu, kuda, dsb); 3 menyiangi rumput yg mengganggu tanaman; 4 bermain aktif (tt pemain sepak bola): bintang pujaan kesebelasan Italia ~ kembali setelah beristirahat selama enam bulan; 
Istilah merumput yang digunakan dalam dunia sepak bola termasuk dalam kategori keempat yang berarti "bermain aktif" khusus untuk pemain sepak bola. Sedangkan pengertian pertama hingga ketiga berhubungan dengan dunia tanaman. Namun keduanya, memiliki arti yang sama, yakni sedang melakukan pekerjaan (aktif, tidak berdiam diri). Contoh yang paling mudah untk menggambarkan dalam pengertian diatas misalnya:
  • Kambing pak lurah sedang merumput diladang belakang rumahku
  • Evan Dimas merumput di Liga Spanyol
Dua kalimat diatas memiliki arti yang berbeda kendati pada salah satu katanya menggunakan kata yang sama yaitu "merumput". Saya kira hal tersebut pernah diajarkan ketika masih di bangku sekolah menengah atas khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia mengenai homonim, homograf, dan homofon. Untuk contoh diatas termasuk dalam jenis homonim yaitu ejaan dan lafalnya sama namun memiliki makna yang berbeda. 


Cek di KBBI, Glosarium & Referensi Lainya
Istilah-istilah asing yang sudah masuk dalam ejaan Bahasa Indonesia bisa kita cek di KBBI atau glosarium bahasa Indonesia. Dua primbon itu bisa kita gunakan untuk mengetahui definisi dasar sehingga nantinya bisa memaknai sebuah teks secara keseluruhan. Selain dua primbon itu, kita juga bisa menggunakan referensi lainya misalnya ensiklopedia baik cetak maupun online. Untuk yang online biasanya seringkali yang menjadi rujukan adalah Wikipedia. Silahkan gunakan pula referensi-referensi lainya yang terpercaya.

Tulis Definisi
Dari mulai membaca di media online hingga menemukan istilah asing, lalu mengeceknya di KBBI, glosarium atau referensi lainya, maka hal selanjutnya adalah menuliskan definisi dasarnya. Ini penting sebagai pedoman untuk memaknai sebuah teks kelanjutannya secara utuh. Menulis definisi bisa saja mengambil lebih dari dua sumber misalnya dari kamus istilah berdasarkan topik, kamus besar bahasa Indonesia dan  ensiklopedia.

Kembangkan Makna
Mengembangkan makna teks akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman si penulis. Dalam artian tidak menutup kemungkinan akan ada pengalaman-pengalaman yang direfleksikan dalam tulisan tersebut. Disisi lain, faktor pengetahuan juga akan menentukan kadar pembahasan makna teks yang sedang ditulisnya. Oleh karenanya memaknai sebuah teks akan memiliki hasil yang berbeda apabila dibandingkan misalnya hanya sekedar mendefinisikan sebuah istilah. Ketika mendefinisikan istilah asing, ada kemungkinan memiliki arti yang sama. Kalaupun berbeda hanya dijumpai pada redaksinya saja. Sedangkan intinya tetap sama. Berbeda dengan memaknai sebuah teks secara keseluruhan, maka pokok pembahasannya akan berkembang. Jika dikaitkan dengan keilmuan, maka hal tersebut masuk dalam ranah kajian ilmu komunikasi, pada tahap ini akan berkaitan erat dengan analisis konten seperti analisis wacana, framing dan semiotika. Hasil akhir dari pemaknaan sebuah teks bisa berifat opini, kritik, atau hanya sekedar deskripsi tulisan yang hanya bersifat penjelasan biasa.

Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh ide menulis di blog dari istilah asing yang pernah saya buat:
  • Topik utama: berita kelangkaan bbm dari berbagai media online
  • Istilah yang dibahas: Langka, dalam istilah asing disebut scarce
  • Arti dalam KBBI: jarang didapat; jarang ditemukan; jarang terjadi: dilarang keras membunuh binatang yg sudah --; (langka).
  • Glosarium: scarce, ilmu biologi
  • Pengembangan makna: dihubungkan dengan bahasa Indramayu (karena saya orang Indramayu) yaitu Laka yang memiliki arti tidak ada. Contoh kasusnya pada pekerjaan langka, hewan langka, manusia langka, tumbuhan langka, buku langka. Kemudian saya membuat opini bahwa contoh diatas itu mempunyai pengertian jarang namun dengan ketidaksengajaan. Jika dikasih imbuhan ke-an maka menjadi kelangkaan. Contohnya  kelangkaan bbm, kelangkaan tabung gas, kelangkaan air bersih, kelangkaan pupuk, kelangkaan sumber daya alam. Oleh karenanya kelangkaan menurut pandangan saya adalah suatu kondisi dimana  tidak lagi mudah ditemukan atau jarang, namun semua itu akibat karena unsur kesengajaan berbeda dengan langka yang lebih menekankan unsur ketidaksengajaan atau apa adanya (natural processes). Unsur kesengajaan itu bisa melalui kebijakan politik, kepentingan bisnis, dan lain sebagainya. Diakhir tulisan, saya membuat pertanyaan kepada pembaca, bagaimana dengan kelangkaan bbm pada saat itu? Apakah ada unsur kesengajaan?
  • Untuk  tulisannya yang lebih detail silahkan baca: Kelangkaan dan Langka

Nah teman-teman, enam langkah diatas adalah sebuah kerangka ide menulis dari istilah-istilah asing yang biasa saya lakukan melalui aktivitas membaca di media online. Namun demikian, sekali lagi saya katakan pada dasarnya bukan hanya pada media online saja, teman-teman juga bisa mempraktekan pada semua bahan bacaan yang pernah dibaca. Bagi seorang blogger hendaknya bisa melakukan itu sebagai salah satu ide bahan tulisannya sekaligus menafsirkan makna sebuah teks yang tersirat. Siap mencoba?

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar