Nenekku yang memberi tahu lalapan lung ini

Brayan, buat kalian yang pernah tinggal di desa mesti tahu dengan istilah itu. Brayan alias makan bersama mulai dari saudara, teman, atau tetangga ngumpul. Brayan ini bisa dilakukan disalah satu rumah sesuai kesepakatan bersama. Sering juga dilakukan di luar halaman rumah baik depan, samping maupun belakang. Biasanya masing-masing akan membawa aneka makanan sendiri dan pastinya saling menawarkan.

lung

Bisa juga tuan rumah menyediakan penuh aneka makananya, jadi tinggal mengajak untuk datang. Nah, menyoal bryan aku pernah makan bersama bareng nenek, emak, dan saudara lainya.

"Ayo, makan nih lalapan. Enak, gurih," ujar nenekku.

Awalnya biasa saja, tapi karena penasaran, lantas aku coba.

Dan "wow" ternyata benar. Enak...bro. Aku jadi ketagihan.

Lalapan ini namanya "lung" diambil dari tanaman lamtorogung. Pucuk termudanya yang diambil. Selain "lung," sebenarnya ada lagi, namanya dembara. Orang desa menyebutnya petai cina. Serius, makan lalapan "lung' ini bikin nafsu makan bertambah. Apalagi ditambah sambel terasi, tempe, tahu, telur rebus, krupuk, ikan asin (petek), sayur asam dijamin maknyos. Hingga sekarang aku masih makan lalapan yang satu ini.

lung

Aku tidak tahu brayan sekarang masih dilakukan di desa-desa atau tidak. Mungkin sekarang brayan sudah pindah di restauran, resto, dan sejenisnya. Orang sekarang menyebutnya kulineran, tentunya dengan banyak "tujuan".

Bagi aku tradisi brayan bukan sekedar makan bersama. Tapi, lebih dari itu. Guyub, kompak, kekeluargaan, rasa syukur. Makan bersama sembari menikmati alam terbuka Bahkan sampai ditemani ayam, kucing begitu asyiknya.

Terima kasih nenek sudah memberi kenangan indah dengan lalapan "lung" ini.

Komentar