Bagaimana Bila Atasan Tak Mendukung?

 Seorang teman nan jauh disana berceloteh,

"Capek ya pak kalau kita perjuangin sesuatu, tapi atasan tak mendukung!"

Begitulah kira-kira keluh kesahnya. 

Dari celotehnya itu, saya pun membagikan dua tulisan:

Lalu, saya lanjutkan berpesan, "memang nulis sih enak, tapi praktiknya saya juga masih 0. Minimal dengan menulis saya plong"

Fenomena seperti itu sejatinya sering terjadi dimana pun tempat kerja berada. Atasan itu selalu ada di dua kutub. Ada yang suka, ada yang tidak. Ada yang memuji, ada yang mengkritik. Bahkan nyinyir.

sabar

Ada yang terbuka, ada juga yang tertutup. Ada yang mengapresiasi, ada juga yang biasa saja. Dan inilah yang harus dipahami bagi kalian-kalian yang baru bekerja. 

Tempat kerja itu sangat kompleks karena menyangkut sistem, budaya kerja, karakter individu, kepemimpinan, dan lain sebagainya.

Lantas, apa yang harus dilakukan bila terjadi seperti teman saya itu? 

Bagi saya simple. Ikuti alurnya saja selama tidak melenceng. Dalam arti melenceng dari keyakinan agama. Misal ngajak yang negatif. Nah, baru kita tolak. Tapi, salama itu hanya program-program yang didukung atau tidak, maka santai saja, tak usah terlalu jadi beban. 

Dulu saya juga sering "makan hati" karena sesuatu yang tak didukung. Tapi, lambat laun waktulah yang membuat saya harus memahami itu dan berdamai.

Kemudian, bagaimana kaalau saya tidak bisa mengikuti alur. Ya, setidaknya sedikit bersabar. Toh, selamanya atasan itu tidak abadi. Pasti ada masanya. Suatu saat pasti berganti dengan yang lain. 

Jika tetap tidak mau menunggu. Ya sudah, seberapa kuat anda membrontak, kalau hanya bawahan, tetap tidak bisa mengambil keputusan. Solusi ekstrimnya, ya anda harus keluar dari sistem alias keluar dari unit kerja itu misalnya pindah ke tempat lain. Tapi, kendati anda pindah pun, pasti akan menemukan kondisi seperti itu lagi. Mungkin mau coba yang lebih ekstrim? Coba keluar dari tempat kerjamu. Lebih bebas.

Anda siap?

Komentar