Bagaimana Menjadi Blogger Produktif?
Seorang teman bertanya kepada saya. Sebut saja namanya Kang Herlando. Pertanyaannya adalah bagaimana kiat menjadi blogger produktif?
Kalau sudah mendengar istilah "produktif", adakah teman-teman yang berpikiran sama dengan saya?
Maksudnya begini, produktif yang saya maksud adalah merujuk pada KBBI. Apa saja? Pertama, mampu menghasilkan dalam hal ini adalah tulisan. Kedua, bermanfaat. Untuk siapa tulisannya itu bermanfaat? dan ketiga, ada proses berkelanjutan.
Menghasilkan dan bermanfaat adalah berdasarkan KBBI sedangkan ada proses dan berkelanjutan adalah tambahan saya sendiri. Mari kita bahas satu persatu dari ketiganya.
Mampu Menghasilkan
Blogger produktif adalah blogger yang mampu menghasikan tulisan. Tentu saja tulisan tersebut adalah tulisan sendiri bukan sekedar comot sana dan comot sini. Boleh saja menyitir atau mengambil sebagian. Tapi, ingat jangan lupa sebutkan sumbernya. Tidak harus setiap hari untuk bisa menghasikan tulisan. Namun, yang terpenting adalah terjadwal. Misal setiap tiga hari sekali. Jika tidak mampu, maka bisa seminggu sekali dan seterusnya.
Untuk dapat menghasilkan tulisan, maka diperlukan ide atau gagasan. Bagaimana tips memperoleh ide menulis? Banyak. Misalnya dari aktivitas membaca, berdasarkan pengalaman hidup atau bahkan melalui kepekaaan terhadap lingkungan sekitar dengan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Pada dasarnya semua yang ada kehidupan kita adalah sebuah data-data yang bisa dijadikan sebuah informasi. Sedangkan sebuah informasi hanya akan bermakna apabila telah dirangkai menjadi sebuah tulisan yang beralur.
Berikut ini 5 tips menulis diblog yang bisa teman-teman coba:
Sebagai contoh ketika saya menghadiri reuni temu kangen alumni MIP UGM 2015, saya peka terhadap proses kegiatan tersebut. Saya melakukan scanning. Kira-kira disana ada siapa saja? Acaranya intinya apa? dan lain sebagainya. Selanjutnya ada beberapa point yang harus saya tulis dalam kegiatan tersebut. Misalnya dengan kehadiran tamu penting seorang profesor yang diundang. Maka, saya sigap untuk mendengarkan sambutan dari beliau. Inilah kepekaan saya terhadap rangkaian kegiatan tersebut yaitu kehadiran seorang profesor yang tentunya pasti akan diminta oleh panita untuk membuka sambutan. Selain sang profesor ada juga dua pembicara inti dari dosen dan praktisi.
Benar saja, ketika sang profesor itu mulai membuka sambutan, sayapun menyiapkan catatan kecil di smartphone. Tidak semuanya saya tulis. Hanya point-point penting yang saya catat. Selanjutnya point-point penting itu akan saya kembangkan menjadi tulisan misalnya ketika acara telah selesai atau ketika sudah ada dirumah. Untuk menambah informasi dalam tulisan yang akan saya bahas, maka saya tidak lupa pula untuk mendokumentasikan fotonya.
Pertanyaanya, dimanakah fokusnya saya ketika menghadiri acara tersebut? Yaitu ketika saya sudah menetapkan isi dari sambutan profesor itu. Saya fokus pada isi sambutan. Untuk sementara potensi informasi lain diluar sambutan saya abaikan. Sebenarnya, bisa saja kemudian saya berlanjut fokus pada dua pembicara inti yang dihadirkan dalam acara tersebut. Akan tetapi, tujuan saya sedari awal melakukan scanning tidak akan mendokumentasikan itu.
Contoh lain misalnya ketika saya baru pertama kali masuk kuliah bersama teman-teman baru di kampus UGM. Rencananya setelah perkuliahan itu akan bersama-sama pergi ke suatu tempat untuk mengaktifkan akun email UGM khusus untuk mahasiswa baru. Kami pun bersama-sama pergi kesana dan ternyata dari semuanya itu hanya ada satu orang yang membawa motor. Sedangkan jumlah kami ada 7 orang. Sehingga jelas ini tidak bisa dilakukan. Maka, solusinya adalah memanfaatkan sepeda kampus gratis di lingkungan UGM. Nah, disinilah saya mulai peka dan melakukan scanning. Pemanfaatan sepeda kampus gratis akan saya tulis untuk kemudian mulai fokus untuk mencari informasi yang terkait dengan sepeda kampus tersebut. Misalnya sembari meminjam saya melakukan pertanyaan sederhana mulai dari proses peminjamannya, syarat, lama maksimal pinjam hingga adakah biayanya? Selain itu tentu saja saya memotret sebagai dokumentasi gambarnya. Sore harinya ketika sudah berada dikost, maka saya mulai merangkai tulisannya.
Contoh lain teknik mudah melakukan scanning adalah bayangkan ketika pertama kali anda masuk ruangan perpustakaan. Lalu cobalah melakukan scanning diruangan tersebut misal dimulai dari rak penitipan tas, letak rak buku, meja katalog, meja baca, meja sirkulasi dan lain sebagainya. Nah itu adalah hal pertama yang dilakukan anda ketika baru memasuki ruangan. Selanjutnya anda pasti melihat dan mengamatinya. Sekarang mulailah mencari informasi apa yang akan dibahas dari daftar scanning sebelumnya. Misal "Cara Meminjam Buku di Perpustakaan". Maka, mulailah fokus menulis point-point pentingnya. Contohnya sebagai berikut:
Bermanfaat
Ciri blogger produktif bukanlah hanya dilihat dari frekuensi terbit waktu menulis. Ada yang lebih penting dari sekedar menulis rutin, yakni tulisan yang dibuatnya haruslah bermanfaat. Pertanyaanya adalah bermanfaat untuk siapa? Tentu saja pembaca bukan?
Saya teringat akan konsep agar rajin membaca dalam buku Hernowo yang berjudul Mengikat Makna dan Andaikan Buku itu Sepotong Pizza. Salah satu tipsnya adalah ketika akan membaca pikirkanlah AMBAK, artinya Apa Manfaatnya Bagiku. Nah, pada menulis ini tentu berbeda. Bukan konsep AMBAK yang ditonjolkan melainkan konsep AMBOL yaitu Apa Manfaatnya Bagi Orang Lain (pembaca).
Seperti apa ciri tulisan bermanfaat itu? (Baca: 7 Ciri Tulisan Blog Bermanfaat)
Sebagai gambaran, menurut saya berikut tabel tulisan diblog yang bermanfaat dan tidak bermanfaat:
Ada Proses dan Berkelanjutan
Blogger produktif bukanlah hanya menulis sekali atau dua kali saja melainkan ada proses dan berkelanjutan. Perlahan tapi pasti. Tak ada lagi alasan karena waktu dan tumpulnya ide untuk menulis. Blogger produktif pasti memiliki banyak ide yang bisa dituangkan ke dalam tulisan secara bertahap. Jika ini terus dilakukan, maka akan menjadi kebiasaan yang positif. Dalam artian, jika tidak menulis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu ada perasaan gelisah jika tidak menulis walau hanya sehari saja.
Bagaimana kawan? Siap menjadi blogger produktif?
Salam,
Pustakawan Blogger
Kalau sudah mendengar istilah "produktif", adakah teman-teman yang berpikiran sama dengan saya?
Maksudnya begini, produktif yang saya maksud adalah merujuk pada KBBI. Apa saja? Pertama, mampu menghasilkan dalam hal ini adalah tulisan. Kedua, bermanfaat. Untuk siapa tulisannya itu bermanfaat? dan ketiga, ada proses berkelanjutan.
Menghasilkan dan bermanfaat adalah berdasarkan KBBI sedangkan ada proses dan berkelanjutan adalah tambahan saya sendiri. Mari kita bahas satu persatu dari ketiganya.
Mampu Menghasilkan
Blogger produktif adalah blogger yang mampu menghasikan tulisan. Tentu saja tulisan tersebut adalah tulisan sendiri bukan sekedar comot sana dan comot sini. Boleh saja menyitir atau mengambil sebagian. Tapi, ingat jangan lupa sebutkan sumbernya. Tidak harus setiap hari untuk bisa menghasikan tulisan. Namun, yang terpenting adalah terjadwal. Misal setiap tiga hari sekali. Jika tidak mampu, maka bisa seminggu sekali dan seterusnya.
Untuk dapat menghasilkan tulisan, maka diperlukan ide atau gagasan. Bagaimana tips memperoleh ide menulis? Banyak. Misalnya dari aktivitas membaca, berdasarkan pengalaman hidup atau bahkan melalui kepekaaan terhadap lingkungan sekitar dengan apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Pada dasarnya semua yang ada kehidupan kita adalah sebuah data-data yang bisa dijadikan sebuah informasi. Sedangkan sebuah informasi hanya akan bermakna apabila telah dirangkai menjadi sebuah tulisan yang beralur.
Berikut ini 5 tips menulis diblog yang bisa teman-teman coba:
- Facebook: "Apa Yang Anda Pikirkan?"
- Ide Menulis di Blog Dari Sebuah Foto
- Ide Menulis di Blog Melalui Update Status Facebook Teman
- Tips Bagaimana Agar Bisa Menulis?
- Menulis Apa Adanya Dan Lakukanlah Setiap Hari
Alur Ide menulis dari kepekaan lingkungan sekitar |
Benar saja, ketika sang profesor itu mulai membuka sambutan, sayapun menyiapkan catatan kecil di smartphone. Tidak semuanya saya tulis. Hanya point-point penting yang saya catat. Selanjutnya point-point penting itu akan saya kembangkan menjadi tulisan misalnya ketika acara telah selesai atau ketika sudah ada dirumah. Untuk menambah informasi dalam tulisan yang akan saya bahas, maka saya tidak lupa pula untuk mendokumentasikan fotonya.
Pertanyaanya, dimanakah fokusnya saya ketika menghadiri acara tersebut? Yaitu ketika saya sudah menetapkan isi dari sambutan profesor itu. Saya fokus pada isi sambutan. Untuk sementara potensi informasi lain diluar sambutan saya abaikan. Sebenarnya, bisa saja kemudian saya berlanjut fokus pada dua pembicara inti yang dihadirkan dalam acara tersebut. Akan tetapi, tujuan saya sedari awal melakukan scanning tidak akan mendokumentasikan itu.
Contoh lain misalnya ketika saya baru pertama kali masuk kuliah bersama teman-teman baru di kampus UGM. Rencananya setelah perkuliahan itu akan bersama-sama pergi ke suatu tempat untuk mengaktifkan akun email UGM khusus untuk mahasiswa baru. Kami pun bersama-sama pergi kesana dan ternyata dari semuanya itu hanya ada satu orang yang membawa motor. Sedangkan jumlah kami ada 7 orang. Sehingga jelas ini tidak bisa dilakukan. Maka, solusinya adalah memanfaatkan sepeda kampus gratis di lingkungan UGM. Nah, disinilah saya mulai peka dan melakukan scanning. Pemanfaatan sepeda kampus gratis akan saya tulis untuk kemudian mulai fokus untuk mencari informasi yang terkait dengan sepeda kampus tersebut. Misalnya sembari meminjam saya melakukan pertanyaan sederhana mulai dari proses peminjamannya, syarat, lama maksimal pinjam hingga adakah biayanya? Selain itu tentu saja saya memotret sebagai dokumentasi gambarnya. Sore harinya ketika sudah berada dikost, maka saya mulai merangkai tulisannya.
Contoh lain teknik mudah melakukan scanning adalah bayangkan ketika pertama kali anda masuk ruangan perpustakaan. Lalu cobalah melakukan scanning diruangan tersebut misal dimulai dari rak penitipan tas, letak rak buku, meja katalog, meja baca, meja sirkulasi dan lain sebagainya. Nah itu adalah hal pertama yang dilakukan anda ketika baru memasuki ruangan. Selanjutnya anda pasti melihat dan mengamatinya. Sekarang mulailah mencari informasi apa yang akan dibahas dari daftar scanning sebelumnya. Misal "Cara Meminjam Buku di Perpustakaan". Maka, mulailah fokus menulis point-point pentingnya. Contohnya sebagai berikut:
- Titipkan tas di rak penitipan tas, syarat serahkan KTM
- Mencari buku via meja katalog (lihat dan amati langkah-langkahnya)
- Langsung menuju rak buku
- Serahkan ke meja sirkulasi
Bermanfaat
Ciri blogger produktif bukanlah hanya dilihat dari frekuensi terbit waktu menulis. Ada yang lebih penting dari sekedar menulis rutin, yakni tulisan yang dibuatnya haruslah bermanfaat. Pertanyaanya adalah bermanfaat untuk siapa? Tentu saja pembaca bukan?
Saya teringat akan konsep agar rajin membaca dalam buku Hernowo yang berjudul Mengikat Makna dan Andaikan Buku itu Sepotong Pizza. Salah satu tipsnya adalah ketika akan membaca pikirkanlah AMBAK, artinya Apa Manfaatnya Bagiku. Nah, pada menulis ini tentu berbeda. Bukan konsep AMBAK yang ditonjolkan melainkan konsep AMBOL yaitu Apa Manfaatnya Bagi Orang Lain (pembaca).
Seperti apa ciri tulisan bermanfaat itu? (Baca: 7 Ciri Tulisan Blog Bermanfaat)
Sebagai gambaran, menurut saya berikut tabel tulisan diblog yang bermanfaat dan tidak bermanfaat:
Tulisan Bermanfaat
|
Tulisan Tidak Bermanfaat
|
---|---|
|
|
Blogger produktif bukanlah hanya menulis sekali atau dua kali saja melainkan ada proses dan berkelanjutan. Perlahan tapi pasti. Tak ada lagi alasan karena waktu dan tumpulnya ide untuk menulis. Blogger produktif pasti memiliki banyak ide yang bisa dituangkan ke dalam tulisan secara bertahap. Jika ini terus dilakukan, maka akan menjadi kebiasaan yang positif. Dalam artian, jika tidak menulis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu ada perasaan gelisah jika tidak menulis walau hanya sehari saja.
Bagaimana kawan? Siap menjadi blogger produktif?
Salam,
Pustakawan Blogger
Posting Komentar untuk "Bagaimana Menjadi Blogger Produktif?"