Selamat Hari Guru: Puisi Untuk Guruku

Hari Minggu saat di Gramedia, istriku mengirim pesan kepadaku untuk membelikannya baju PGRI. Katanya untuk perayaan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November. Sepulang dari Gramedia, sayapun langsung membelinya dipasar Ciputat.

Hari Selasa ini saya baru ingat kembali, pagi-pagi istriku memakai baju PGRI dan mulai memanaskan mobilnya. Saya baru tersadar, bahwa hari ini tanggal 25 November adalah Hari Guru Nasional. Saat itu sejarahnya bertepatan dengan berdirinya organisasi profesi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Selamat Hari Guru: Puisi Untuk Guruku
Alih-alih berbicara guru, ada satu guru non formal yang paling saya ingat. Beliau adalah Wa Bakri, guru ngaji dikampungku tanpa dibayar. Belakangan saya baru sadar bahwa Wa Bakri adalah guruku yang sebenarnya dalam memberikan bekal ilmu untuk mengarungi hidup ini. Wa Bakri adalah sosok orang yang sederhana, tegas dan teguh pendirian. Walau anaknya banyak, beliau tidak pernah meminta bayaran sepeserpun ketika saya belajar mengaji bersama teman-teman sekampung.

Wa Bakri mencari nafkah dengan bertani. Beliau bercocok tanam padi. Kalau saya amati, pagi setelah shubuh pergi kesawah. Saya sering ketemu ketika akan berangkat sekolah. Beliau dengan sepeda ontel dan pacul dipundaknya begitu semangat pergi ke sawah. Sorenya, setelah Ashar beliau pulang dan biasanya Maghrib akan standby di musola kecil untuk mengajarkan anak-anak mengaji.

Wa Bakri mengajarkanku kedisiplinan dan tangggung jawab untuk memelihara musola. Biasanya hari minggu kita akan disuruh kerja bakti sesuai jadwal yang telah ditentukan. Mulai dari ngepel lantai, mengisi bak wudu, hingga mencuci sejadah.

Satu hal yang membuat saya bangga kepada Wa Bakri adalah beliau tidak pernah pandang bulu. Ketika ada anaknya atau saudaranya mengaji, namun sering bermain-main, maka ia akan bertindak keras untuk menasehatinya layaknya anak orang lain.

Wa Bakri adalah salah satu sosok yang saya kagumi. Saya percaya almarhum Wa Bakri tenang dialam sana karena selama hidup ia selalu berbuat kebaikan tanpa pamrih. Apalagi ketika meninggal Wa Bakri dalam keadaan khusnul khatimah. Beliau meninggal tertabrak sepeda motor yang mudik ketika pulang Sholat Jum'at. Saat itu beliau juga sedang berpuasa bulan Ramadhan. Sungguh akhir hidup yang indah.

Wa Bakri. Semoga tenang dialam sana. Terima kasih yang tak terhingga....
Engkau guru dunia akherat yang selalu kukenang...
Selamat hari guru untuk semua guru di Indonesia, special khusus buat guru dunia akherat: "Wa Bakri"

Puisi Untuk Guruku
Sang Guru
Engkau sederhana
Tapi mulia
Tanganmu dingin
Sedingin salju

Engkau pesona hidup
Tak pernah mengeluh
Jalani, berpacu dengan waktu

Nikmat dari-Nya
Kau sebarkan untuk mereka
Walau renta
Engkau tetap terjaga

Wahai sang guru
Engkau ikhlas
Engkau ridho
Engkau berbeda

Apalah diri ini tanpamu
Terima kasih wahai sang guru

Jkt, 25 Nov 2014
Salam blogger pustakawan

Komentar