Agar Semangat Jalan Kaki, Saya Selalu Membandingkan Dengan Mereka

Jalan kaki masih saja dianggap suatu yang biasa. Suatu yang lumrah. Padahal, harusnya menjadi suatu hal yang luar biasa. Itu kalau kita bersyukur dan merenung.

Saya jadi teringat akan perkataan Anies Baswedan dalam ebook berjudul "Jakarta Kota Kita," kira-kira begini pernyataanya:

"Alat transportasi yang dimiliki semua orang adalah kaki."

Nah, dari situ, tentu kita mestinya bersyukur karena kaki yang diberi oleh sang penciptalah kita bisa melakukan semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. 

Jaki

Sayangnya, masih banyak dari mereka adanya kaki itu dianggap suatu hal yang biasa termasuk aktivitas jalannya. Oleh karena itu, idealnya rasa syukur itu harus terus terucap dan melakukannya untuk kebaikan misalnya jalan kaki ini. 

Melakukan jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh masih dianggap suatu hal yang membuat capai, takut keringat, ketinggalan jaman, kere, dan lain sebagainya hingga enggan untuk rutin melakukan. Ingat ya! Ini terkait jalan kaki yang jaraknya lumayan jauh misal minimal 2-3 km. Jika lebih, malah bagus.

Saya sendiri, salah satu cara agar tetap semangat melakukan jalan kaki rutin biasanya dengan cara memperbanyak pengetahuan terkait manfaat jalan kaki dan melihat disekeliling misalnya orang tua sendiri di kampung. 

Bapak saya seorang petani, jalan kaki dengan memikul atau menggendong beban berat seperti pupuk urea menuju sawah yang cukup jauh dari jalan besar.  Dengan menyusuri pematang sawah yang sering kali juga berlumpur, itu tidak membuat berkecil hati. Nah, dari situ, jika saya bandingkan dengan saya sendiri misal sekedar jalan kaki tanpa beban berat dengan menyusuri trotoar, bukankah itu ringan?

Selain itu, ada lagi satu orang yang bekerja dengan berjalan kaki jauh membawa beban berat. Apa itu?

Simak ya di vlog saya berikut ini:

Posting Komentar untuk "Agar Semangat Jalan Kaki, Saya Selalu Membandingkan Dengan Mereka"