Catatan Kerja#27 Seandainya Pintu Perpustakaan BAPETEN Mempunyai Akses Mandiri dan Tersedia Area Duduk Outdoor Pemustaka

Sering saya berkhayal ketika keluar ruang kerja, pikiran saya berimajinasi, seandainya pintu Perpustakaan BAPETEN itu berada di depan (sisi samping atau belakang)  menggantikan beberapa jendela besar sehingga mempunyai akses mandiri (lihat gambar).

BAPETEN
View Belakang

BAPETEN
View Samping

Jadi, ceritanya ruang Perpustakaan BAPETEN itu ada di Gedung A BAPETEN. Letaknya berada menyatu dengan ruang Sesama dan Deputi. Nah, sisi belakang dengan dua jendela dan sisi samping dengan 6 jendela itu adalah jendela perpustakaan. 

Pikiran liar saya, sisi samping itu, sepertinya akan menarik jika tengah-tengahnya dibuat pintu depan perpustakaan sehingga mempunyai akses pintu mandiri. Selama ini, pintu masuk masih satu akses menyatu dengan kepala, sestama dan deputi. 

Selain itu, di tamannya disediakan area tempat duduk dan meja bulat dengan payung. Mungkin ada sekitar tiga. Sisi samping itu bisa untuk dua space dan sisi belakang satu space. Nah, fungsi dari penyediaan area tempat duduk dan meja itu sekaligus untuk pegawai BAPETEN yang ingin bekerja, membaca, diskusi bersama rekan kerja secara outdoor. Tidak lupa disediakan mesin kopi otomatis. Pada intinya, seperti di cafe-cafe luar negeri itu.

Bisakah ide itu terealisasi? Sayang seribu sayang. Gedung itu sejatinya adalah masuk dalam cagar budaya, jadi tidak bisa dirombak. Saya tidak tahu, apakah merombak jendela menjadi pintu itu diperbolehkan atau tidak. Sementara, masih dalam angan-angan dulu. Bagaimana menurut teman-teman?

Cagar Budaya

Posting Komentar untuk "Catatan Kerja#27 Seandainya Pintu Perpustakaan BAPETEN Mempunyai Akses Mandiri dan Tersedia Area Duduk Outdoor Pemustaka"