Menulis Untuk Perubahan

Ya, judul diatas sebenarnya judul presentasi saya terkait acara knowledge sharing di kantor sendiri, yakni AoC (Agent of Change). Ada dua alasan saya mengambil judul tersebut. Pertama, karena memang saya sebagai seorang yang sering melakukan aktivitas menulis khususnya di blog. Kedua, tentunya berdasarkan pengalaman saya sendiri. Oleh karenanya, menyoal perubahan, maka saya fokuskan terkait dengan aktivitas saya sehari-hari, dimana menulis merupakan bagian dari upaya untuk melakukan perubahan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Seperti apa menulis itu bagian dari upaya melakukan perubahan? Ok, berikut pembahasan detailnya:

Menulis untuk Perubahan

Perubahan Itu

Berbicara tentang perubahan, maka akan berkaitan dengan tiga hal, yakni proses, jangka panjang dan aktivitas. Perubahan itu proses karena terjadi secara step by step. Ada tahapannya. Selanjutnya tentu saja bersifat jangka panjang, bukan sesegera mungkin. Walaupun pada kasus tertentu, ada juga yang ingin melakukan perubahan secara cepat, tiba-tiba. Namun, tetap itu semua melalui proses dan arahnya hakikatnya untuk masa yang akan datang.

Selain proses dan jangka panjang, maka selanjutnya adalah adanya aktivitas. Tanpa itu, mustahil terjadi perubahan. Saya ambil contoh misalnya seorang siswa yang belajar di sekolah. Institusi  sekolah adalah tempat sekaligus lingkungan yang bagi setiap orang tua menginginkan anaknya agar bisa berubah. Misalnya agar anaknya pintar, agar anaknya memiliki pengetahuan, agar anaknya kelak mempunyai paradigma berpikir yang ideal, dan lain sebagainya. Perubahan siswa yang tadinya belum tahu, lantas menjadi tahu bahkan, hingga ia menjadi siswa yang pintar, maka itu semua melalui proses. Aktivitasnya adalah misalnya si siswa tersebut belajar dengan rajin.

Aktivitas Apa dan Kenapa Menulis? 

Nah, perubahan yang terjadi karena adanya aktivitas itu, tentunya dengan beragam cara dan masing-masing individu memiliki cara tersendiri untuk melakukannya. Bagi saya sendiri karena seorang pustakawan dan blogger, maka kira-kira apa yang hendak ingin saya lakukan untuk sebuah kata perubahan? Yakni aktivitas menulis. Itu salah satu alasan secara pribadi saja. Namun demikian, ada alasan dasar lainya yang bukan sekedar itu. Apa itu? Yakni, karena menulis merupakan salah satu simpul perubahan berdasarkan 4 hal seperti iqra & qalam, manusia bermanfaat, manusia pelupa dan peradaban. 4 hal itu sebenarnya sudah pernah saya bahas di presentasi-presentasi saya sebelumnya misalnya pada saat acara di Perpustakaan Indramayu. Saat itu, saya membawakan tema Menulis Kreatif Zaman Now dan Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah 1 Yogyakarta berjudul Ngeblog ala Lebah. Tapi tak mengapa, sekarang akan saya sedikit singgung lagi di tulisan ini. Mari kita lihat satu persatu tentang 4 hal tersebut.

Pertama, iqra & qalam. Sebagai seorang muslim, saya tentu harus merujuk pada pedoman hidup yaitu Al-Quran. Di dalam surat Al-Alaq ayat 1-5, disana sangat jelas tersirat bahwa tulis baca merupakan kunci ilmu pengetahuan. Dalam tafsir Al-Quran yang diterbitkan oleh UII, salah satu pokok surat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 terkait dunia baca dan tulis adalah bahwa Allah,swt menjadikan kalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan. Dari sini jelas sekali, menulis merupakan aktivitas yang bisa untuk melakukan perubahan, yakni perubahan untuk yang lebih baik lagi khususnya dengan pengetahuan.

Kedua, manusia bermanfaat. Ingat hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dari situ, efeknya juga akan kembali ke diri kita sendiri. Hal itu dinyatakan jelas dalam Al-Quran surat Isra ayat 7 bahwa jika kamu berbuat kebaikan, maka sesungguhnya kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Kiranya jelas, dua dasar itu dari Al-Quran dan hadist yang mendorong kita agar selalu berbuat kebaikan, salah satunya dengan menulis. Harapannya adalah agar menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain.

Ketiga, manusia pelupa. Disadari atau tidak, kita adalah manusia yang seringkali dihinggapi rasa lupa. Oleh karena itu, menulis adalah salah satu cara untuk menyiasati rasa lupa tersebut agar selalu ingat. Saya sendiri seringkali membaca tulisan-tulisan sendiri karena ada sesuatu yang memang benar-benar lupa sehingga dengan membacanya, maka akan segera teringat kembali. Tulisan-tulisan seperti religi itu sebenarnya seringkali menjadi pengingat sekaligus nasihat pribadi.

Keempat, peradaban. Jika kita melakukan aktivitas menulis, maka pada hakikatnya kita telah mendukung peradaban untuk masa yang akan datang. Tulisan-tulisan kita setidaknya menjadi bagian sejarah untuk para pembaca yang memang benar-benar memerlukan informasinya. Peradaban yang baik tercipta karena adanya dokumentasi kalam dari waktu ke waktu yang nantinya bisa digunakan untuk generasi mendatang.

Arah Perubahan

Jika menulis merupakan sebuah upaya atau langkah untuk melakukan perubahan, maka arah perubahan apa yang sebenarnya ingin dicapai? Pengalaman saya pribadi bersama KBXC selama ini ada tiga yaitu:
  1. Dari tidak tahu menjadi tahu (pengetahuan dan informasi)
  2. Dari diri sendiri dan orang lain (pengingat, nasihat, inspirasi, hikmah, dll)
  3. Memperoleh/penambahan penghasilan (kesejahteraan ekonomi)
Tiga point diatas adalah arah perubahan yang ingin dicapai dalam kehidupan ini. Mari kita lihat uraian dan contohnya satu persatu.

Dari tidak tahu menjadi tahu biasanya akan terkait pengetahuan atau informasi. Perubahan dari tidak tahu menjadi tahu melalui tulisan misalnya memberikan pemahaman terhadap pikiran seseorang. Dari hal ini bisa mempengaruhi mindset atau pola pikir orang terutama dalam memandang kehidupan ini. Sebuah tulisan bisa membangkitkan perasaaan sang pembaca mulai dari sedih, marah, bahagia dan sebagainya.

Perubahan diri sendiri dan orang lain biasanya terkait sejauh mana tulisan tersebut bisa membuat si penulis atau pembaca berubah? Misalnya kasus pada saya pribadi, seringkali tulisan yang saya buat sendiri menjadi bahan renungan, instrospeksi bahkan, nasihat. Bagi orang lain juga tentu dari sebuah tulisan bisa memberikan sebuah motivasi, pencerahan, hikmah, dan sejenisnya. Banyak orang yang membaca misalnya tulisan-tulisan dari seorang tokoh kemudian menginspirasi bagi si pembacanya itu.

Perubahan untuk memperoleh/penambahan penghasilan tentu saja terkait faktor kesejahteraan ekonomi dan ini seringkali menjadi penyemangat tersendiri untuk terus bisa melakukan aktivitas menulis. Pada saya sendiri dan teman-teman komunitas KBXC, menulis untuk perubahan khusus dalam hal memperoleh/penambahan penghasilan pada akhirnya membawa ke dunia lain yang berbeda. Misalnya seiring prosesnya, mulai banyak teman-teman komunitas yang memahami keahlian yang ada pada dirinya sendiri sehingga mulai fokus pada passionnya. Disini jelas ada dua perubahan sekaligus. Selain secara finansial, juga tentunya mengetahui keahlian masing-masing.

Tradisi Menulis

Menyoal menulis, maka tradisi aktivitas menulis ini sudah dilakukan ribuan tahun lalu dengan media sesuai dengan perkembangan zaman (baca: Sejarah Tradisi Tulis: Dari Masa ke Masa). Lalu, untuk era internet sekarang ini, seperti apa kira-kira aktivitas menulis itu dilakukan? Pertama, biasanya diterbitkan secara daring dan kedua format digital (ada teks, audio, dan video) dengan berupa output atau media seperti web/blog, format ebook (pdf, epub, html), e-jurnal, e-paper, e-magazine, apps, media sosial (Facebook, WhatsApp), forum dan sejenisnya.

Menulis di Blog

Dari semua itu, saya sendiri untuk aktivitas menulis sering memanfaatkan blog. Kenapa alasannya memilih blog? Kurang lebih ada 4 hal yaitu jangkauan luas, mudah diakses, mudah dimanfaatkan, dan tentu saja multifungsi. Secara khusus, berdasarkan pengalaman untuk alasan terakhir multifungsi itu karena menyangkut 5 hal. Apa saja? Berikut point-pointnya:
  1. Personal Branding
  2. Latihan Menulis
  3. Dokumentasi
  4. Lapak
  5. Jejaring
Pertama, apa itu personal branding? Hal termudah untuk memahami personal branding adalah apa yang akan dikenal orang kepada kita misalnya terkait pekerjaan sehari-hari, keahlian, hingga pengalaman hidup. Personal branding seseorang itu bisa terlihat salah satunya dengan cara menulis secara rutin yang diterbitkan. Kasus saya sendiri misalnya melalui blog. Saya sering menulis di blog dari mulai yang bersifat hiburan, informatif hingga agak sedikit serius misalnya makalah-makalah sesuai dengan pekerjaan saya sebagai pustakawan. Dari pekerjaan saya sehari-hari dan aktivitas menulis di blog itu, maka saya membuat tag line di blog itu sebagai pustakawan blogger hingga sekarang. Tag line itu secara tidak langsung telah membuat orang-orang disekeliling saya melabeli sebagai pustakawan blogger sehingga diacara tertentu seringkali saya untuk knowledge sharing misalnya terkait menulis di blog. 

Kedua, latihan menulis. Sejak dulu saya sering menyatakan bahwa blog itu bisa dimanfaatkan sebagai latihan menulis. Ajaibnya latihan menulis yang membawa manfaat-manfaat lainya misalnya penghasilan dari sisi ekonomi, pertemanan hingga tempat bertukar ide dan gagasan. Tips terbaik agar bisa menulis yaitu tak lain sering berlatih menulis. Nah, strategi latihan menulis ini banyak caranya misalnya yang paling terkenal versi wartawan yaitu 5W+1H. Selain itu ada juga metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), 3 Kata, 1 Jam/Paragraf 1 Paragraf,  dan menulis apa adanya. Di blog ini saya sudah pernah menuliskannya. Silahkan baca disini:
Ketiga, dokumentasi. Menulis di blog secara berkala, ternyata selain bisa sebagai latihan menulis juga bisa sebagai dokumentasi. Beberapa buku saya yang diterbitkan baik sendiri maupun kolaborasi, diantaranya berasal dari kumpulan tulisan di blog. Ini berarti sekaligus dokumentasi kuadrat. Menulis di blog itu sendiri merupakan proses bagian dari dokumentasi. Namun, setelah tulisan makin banyak, berlanjut ke dokumentasi yang kedua misalnya dibuat versi buku atau e-booknya. Sekarang pertanyaanya mengapa perlu di dokumentasikan dalam bentuk buku/e-book? Pertama, tidak selamanya blog kita itu bisa diakses. Nah, minimal dengan membuat versi lain, maka itu merupakan cadangan untuk backup. Kedua, dengan dibuat versi lain misalnya buku/e-book, maka biasanya lebih terstruktur sehingga lebih mudah dan enak dibaca. 

Keempat, lapak. Jujur, dahulu sedari awal saya menulis di blog itu awalnya karena motivasi untuk memperoleh penghasilan tambahan. Dalam perkembangannya, blog ternyata bukan hanya untuk menulis catatan harian yang bersifat pribadi saja. Namun, sudah mulai merambah untuk memperoleh penghasilan misalnya dengan mengikuti program perikalan dari Google yang terkenal seperti Google Adsense. Bisa juga dalam bentuk menjual space iklan. Kemudian juga dalam bentuk sponsored content, dimana iklan dibuat dalam bentuk artikel yang informatif. Ada juga teknik copywriting atau sering disebuat salesman teks,  dimana tulisan yang dibuat berbentuk kisah atau story sehingga pembaca tidak menyadari bahwa sebenarnya itu sedang menjual suatu produk. Pada akhirnya si pembaca menjadi yakin dan membuat keputusan untuk membeli. 

Kelima, jejaring. Kita tahu era internet ini banyak sekali bermunculan aplikasi-aplikasi baru yang bisa kita gunakan beriringan dengan blog misalnya Facebook, Twitter, Instagram, Google+, Youtube, Academia, WhatsApp dan sejenisnya. Beragam aplikasi itu bisa kita gunakan untuk berbagi tulisan sekaligus membangun pertemanan sosial. Namun, tetap blog yang menjadi official tulisan kita sehingga ada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Di era digital ini ada beberapa tipe individu yang lazim kita temui seperti provider informasi, pembagi atau orang yang suka share, komentator, pembaca aktif dan pasif. Provider adalah mereka-mereka yang mebuat konten tulisan misalnya para blogger ini. Pembagi adalah mereka yang suka membagikan tulisan-tulisan kepada orang lain misalnya via media sosial. Pembagi ini, biasanya juga sebagai pembaca. Namun, kadang-kadang ada juga pembagi bukan pembaca yang asal share tanpa membacanya terlebih dahulu. Komentator ini, posisinya bisa juga sebagai pembaca, tapi yang aktif. Sementara pembaca pasif biasanya tidak ada tindak lanjut. Setelah membaca selesai, tidak ada reaksi. Sementara pembaca aktif, bisa kritis. Pada akhirnya bisa memberikan saran atau bisa juga nyiyir atau bisa juga malah terinspirasi. Pendek kata, pembaca itu unik dan pastinya mempunyai cara berpikir tersendiri.

Nah, itulah kira-kira 5 multifungsi menulis di blog sebagai media untuk melakukan perubahan. Sebagai penutup, saya percaya setiap orang memiliki cara tersendiri untuk melakukan perubahan. Saya sendiri salah satunya dengan cara menulis. Lantas, bagaimana dengan kawan-kawan AoC?

Buat teman-teman yang ingin baca slide presentasinya silahkan baca disini:


Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar