Menulis Apa Adanya Dan Lakukanlah Setiap Hari

Menulis apa adanya adalah sebuah strategi untuk memancing ide-ide menulis agar tetap mengalir. Contohnya adalah seperti saya ketika menulis artikel singkat ini. Saya menulis tulisan ini ketika pulang kerja di dalam commuter lain dengan menggunakan smartphone. Kira- kira apa saja yang harus ditulis? Sebenarnya sederhana dan mudah. Anda hanya tinggal menulis apa yang dialami oleh anda dari pagi bangun tidur, berangkat kerja hingga pulang kembali ke rumah. Saya yakin jika kejadian yang anda alami ditulis secara detail maka ini bisa menjadi berlembar-lembar halaman.

Anaku, Keira Sedang Belajar Menulis dan Menggambar
Anaku, Keira Sedang Belajar Menulis dan Menggambar
Menulis apa adanya memang Mengasyikan karena kita akan bebas tanpa tekanan untuk mengungkapkanya. Ketika menulis tak perlu anda pikirkan apakah tata bahasanya sudah memenuhi kaidah EYD atau belum? Untuk sementara abakan saja dan lanjutkan menulis tanpa membaca kembali ke belakang. Kenapa demikian? karena itu hanya akan memudarkan konsentrasi kita ketika menulis.

Kita tahu untuk bisa menulis dengan lancar maka diperlukan latihan yang terus menerus. Ingat kata-kata bijak dari Aristoteles, "bisa itu karena biasa". Menulis apa yang sedang dirasakan oleh kita adalah hal yang termudah karena kita sendirilah yang mengalaminya. Tidak perlu menunggu lama, hendaknya dari sekarang bagi yang ingin menulis dengan lancar maka mulailah menulis setiap hari.

Menunda-nunda dan psimis adalah kendala utama untuk bisa menulis. Ketika tidak tahu apa yang harus ditulis alias kehilangan ide, paling tidak coba anda deskripsikan benda-benda yang ada disekitar anda. Sebagai contoh jika anda sedang duduk di ruang tamu rumah, cobalah tulis mengapa anda membeli kursi itu? kenapa memilih warna itu? berapa harganya? terbuat dari apa? dimana membelinya? dan lain sebagainya. Trik ini bisa menjadi awal untuk latihan menulis.

Menulis memang tidak semudah seperti ketika berbicara lisan. Diperlukan konsentrasi untuk menyusun tata bahasa agar bisa dimengerti pembaca. Tata bahasa tidak harus baku, namun yang terpenting adalah pemilihan kata-kata yang tepat untuk menjadi sebuah kalimat kemudian menjadi sebuah paragraf sehingga dapat dipahami oleh seorang pembaca. Kesampingkan pikiran bahwa pemakaian kata-kata asing dalam menulis dapat membuat tulisan menjadi tampak berbobot dan terlihat keren. Hakekat menulis pada dasarnya bukanlah seperti itu, melainkan bagaimana pesan yang disampaikan atau pemikiran kita yang ada dalam tulisan tersebut dapat dimengerti bagi setiap orang yang membacanya.

Untuk bisa menulis dengan mahir tidaklah di dapatkan dengan instan. Penulis-penulis besarpun demikian. Pada awalnya mereka sering berlatih dan berkontemplasi untuk bisa merangkai kata - katanya sehingga menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca, tertata dan mengalir apa adanya.
Banyak orang menilai dalam hal menulis sangat berkaitan erat dengan bakat. Padahal sejatinya tidaklah demikian. Yang terpenting adalah niat dengan dibarengi latihan berkelanjutan tanpa bosan dan lelah . Menulis memiliki analogi yang sama dengan orang yang baru memulai terjun ke dunia bisnis lalu tidak serta merta berhasil menjadi orang kaya. Disana ada prosesnya yang terlihat jelas hanya saja kita seringkali tidak menyadarinya.

Ada dua yang harus kita kedepankan ketika latihan menulis. Pertama, tidak perlu dipikirkan apakah ada yang membaca tulisanmu itu. Kedua, tidak perlu memikirkan untuk siapa anda menulis. Buang jauh-jauh pikiran itu. Tetap fokuskan pada tiga langkah utama yakni menulis, menulis dan menulis.

Berpikirlah positif bahwa menulis adalah mudah. Jangan sedikitpun berpikir bahwa menulis adalah sulit. Kalau pikiran itu ditanamkan dalam benak pikiran kita, saya yakin akan menjadi motivasi tersendiri agar terus berlatih menulis. Sekali lagi, salah satu tips agar lancar dalam menggoreskan kata-kata ke dalam sebuah tulisan maka menulislah apa adanya dan lakukanlah setiap hari. Masih ragu?

Jakarta, Commuter Line, Maret 2014

Komentar