Untuk Kreatifitas, Yuk Wariskan Membuat Mainan Tradisional Untuk Anak Kita: Perahu Kertas Indonesia
Di era digital ini, mainan tradisional seringkali terpinggirkan oleh kehadiran games atau permainan yang ada di smartphone, tablet dan sejenisnya. Ini tentu bukanlah omong kosong, pengalaman pribadi yang terjadi adalah pada saya sendiri, khususnya anak saya yang pertama (Baca: Tips Agar Anak Tidak Bermain Gadget). Kalau sudah ketemu dengan smartphone atau laptop yang terkoneksi internet, dapat dipastikan akan mengakses Youtube atau bermain game online.
Kondisi ini tentu perlu siasat yang baik agar anak-anak tidak fokus hanya pada smartphone atau laptop itu. Terlalu membiarkan, maka dalam jangka panjang akan berdampak buruk. Mulai dari sisi kesehatan, perilaku hingga kreatifitas anak yang bisa saja tumpul akibat terlalu sering memanfaatkan barang elektronik tersebut (Baca: Ini Dia Tips Helvy Tiana Rosa Untuk Para Orang Tua Kepada Anak-Anaknya Terhadap Pemanfaatan Media Elektronik). Kita sebagai orang tua tentu saja tidak mau itu terjadi, makanya perlu aktivitas yang melibatkan anak-anak misalnya dengan membuat mainan tradisional sendiri yang bisa mengasah kreatifitas. Dulu saya pernah membuatkan anak saya mainan tradisional blendokan. Untuk sekarang saya buatkan perahu kertas.
Mainan Tradisional Perahu Kertas
Nah, sore ini saya bersama anak-anak melakukan itu. Membut mainan tradisional perahu kertas. Temanya sih perahu kertas Indonesia. Kebetulan rumah yang saya tinggali sekarang di depannya ada selokan irigasi yang bisa dikatakan airnya cukup jernih. Untuk sore ini memang agak sedikit keruh karena habis hujan.
Mainan tradisional perahu kertas itu saya buat dari kertas bekas. Bawah perahu saya lapisi selotip agak kuat ketika kena air. Untuk tiang bendera saya gunakan sedotan sedangkan benderanya sendiri saya print saja. Biasanya, kalau dulu saya warnai sendiri pakai spidol. Berhubung nyari sipdol merah gak ketemu, jadilah saya print. Ujung perahu kertas saya lubangi buat ikatan benang hitam sehingga nanti perahu kertas bisa ditarik-tarik ketika sudah di air. Untuk hasilnya kira-kira seperti ini:
Suasana untuk main perahu kertas paling enak sore hari. Selain lebih adem juga biasanya sore itu akan banyak anak-anak yang bermain juga. Saya melihat anak-anak bermain perahu kertas ternyata cukup membuat mereka senang. Tampak antusias dan tentu saja mengasyikan. Biasanya antusias itu akan terlihat dari perilaku anak-anak yang berteriak-teriak sembari mengomentari perahunya. Misalnya "wah perahuku miring", "wah bendera perahuku kena air", "wah airnya deras sekali, bikin perahuku oleng", dan lain sebagainya.
Ini dia penampakan foto ketika saya main perahu kertas "Indonesia" bersama anak-anak di depan selokan rumah:
Ini dia untuk video bermain perahu kertas "Indonesia":
Gimana? Asyikan? Yuk kita wariskan membuat mainan tradisional untuk anak-anak kita agar terpacu kreatifitasnya. Salah satunya perahu kertas yang saya buat dan mainkan bersama anak-anak barusan.
Salam,
Pustakawan Blogger
Kondisi ini tentu perlu siasat yang baik agar anak-anak tidak fokus hanya pada smartphone atau laptop itu. Terlalu membiarkan, maka dalam jangka panjang akan berdampak buruk. Mulai dari sisi kesehatan, perilaku hingga kreatifitas anak yang bisa saja tumpul akibat terlalu sering memanfaatkan barang elektronik tersebut (Baca: Ini Dia Tips Helvy Tiana Rosa Untuk Para Orang Tua Kepada Anak-Anaknya Terhadap Pemanfaatan Media Elektronik). Kita sebagai orang tua tentu saja tidak mau itu terjadi, makanya perlu aktivitas yang melibatkan anak-anak misalnya dengan membuat mainan tradisional sendiri yang bisa mengasah kreatifitas. Dulu saya pernah membuatkan anak saya mainan tradisional blendokan. Untuk sekarang saya buatkan perahu kertas.
Mainan Tradisional Perahu Kertas
Nah, sore ini saya bersama anak-anak melakukan itu. Membut mainan tradisional perahu kertas. Temanya sih perahu kertas Indonesia. Kebetulan rumah yang saya tinggali sekarang di depannya ada selokan irigasi yang bisa dikatakan airnya cukup jernih. Untuk sore ini memang agak sedikit keruh karena habis hujan.
Mainan tradisional perahu kertas itu saya buat dari kertas bekas. Bawah perahu saya lapisi selotip agak kuat ketika kena air. Untuk tiang bendera saya gunakan sedotan sedangkan benderanya sendiri saya print saja. Biasanya, kalau dulu saya warnai sendiri pakai spidol. Berhubung nyari sipdol merah gak ketemu, jadilah saya print. Ujung perahu kertas saya lubangi buat ikatan benang hitam sehingga nanti perahu kertas bisa ditarik-tarik ketika sudah di air. Untuk hasilnya kira-kira seperti ini:
Suasana untuk main perahu kertas paling enak sore hari. Selain lebih adem juga biasanya sore itu akan banyak anak-anak yang bermain juga. Saya melihat anak-anak bermain perahu kertas ternyata cukup membuat mereka senang. Tampak antusias dan tentu saja mengasyikan. Biasanya antusias itu akan terlihat dari perilaku anak-anak yang berteriak-teriak sembari mengomentari perahunya. Misalnya "wah perahuku miring", "wah bendera perahuku kena air", "wah airnya deras sekali, bikin perahuku oleng", dan lain sebagainya.
Ini dia penampakan foto ketika saya main perahu kertas "Indonesia" bersama anak-anak di depan selokan rumah:
Gimana? Asyikan? Yuk kita wariskan membuat mainan tradisional untuk anak-anak kita agar terpacu kreatifitasnya. Salah satunya perahu kertas yang saya buat dan mainkan bersama anak-anak barusan.
Salam,
Pustakawan Blogger
Posting Komentar untuk "Untuk Kreatifitas, Yuk Wariskan Membuat Mainan Tradisional Untuk Anak Kita: Perahu Kertas Indonesia "