Blendokan, Masih Adakah Mainan Tradisional Ini?

"Mainan tradisional masa kecil dahulu adalah masa yang paling indah untuk dikenang"
Saya tidak tahu, untuk sekarang di kampung-kampung masih adakah anak-anak yang bermain dengan permainan tradisional tembak-tembakan seperti blendokan? Dulu saat saya kecil, kira-kira 20 tahun yang lalu, bersama teman-teman sepermainan saya sering membuat mainan blendokan.

Blendokan adalah mainan tradisional yang terbuat dari bambu. Mainan ini di ibaratkan senjata api yang keluar bunyi. Setiap bunyi yang dikeluarkan blendokan akan berbeda-beda. Tergantung dari jenis bambu yang digunakan. Misalnya bambu wulung atau bahasa kampungnya pring wulung dengan masa usia tanaman yang masih muda dan diameter lubang sedang akan memiliki bunyi yang cukup bagus dibandingkan dengan diameter lubang bambu yang lebih besar. Panjangnya bambu untuk membuat blendokan juga akan berpengaruh terhadap keras atau pelannya bunyi. Satu lagi adalah peluru yang berasal dari bulatan kertas basah yang digunakanya. Jika terlalu basah dan lembek, maka bunyinya akan pelan. Jadi sebaiknya sedang-sedang saja.

Saya sendiri terakhir membuat blendokan sekitar dua tahun yang lalu saat berada di Sragen. Kebetulan ketika itu sedang mudik dan sekeliling rumah masih memiliki banyak tanaman bambu. Walau bambunya bukan pring wulung hanya bambu hijau tetapi cukup lumayan karena masih ada bunyi yang keluar sedikit keras.

Saya membuatnya untuk anaku dan tampaknya ia senang. Apalagi mendengarkan bunyinya yang sedikit keras. Memang tidak sekeras petasan, tapi bisa dikatakan mainan tradisional blendokan ini cukup aman selama tidak diarahkan ke mata. Lagipula, cukup irit juga karena tidak harus mengeluarkan uang.

Cara Memainkan Blendokan
Cara memainkan blendokan ini cukup sederhana. Untuk memudahkan lihat gambar berikut ini:
Blendokan
Cara memainkan blendokan, mainan tradisonal dari bambu
Ada dua lubang 1 dan 2 yang harus di isi dengan kertas basah yang sudah dibulatkan kecil-kecil. Besarnya bulatan kertas basah menyesuaikan besarnya lubang. Lalu, ujung lubang nomer 1 di dorong dengan gagang dan pendorong dari bambu kering. Ketika di dorong, otomatis akan mengeluarkan bunyi dan bulatan kertas basah yang berada di ujung lubng nomer 2 akan terdorong keluar digantikan bulatan kertas basah dari lubang nomer 1.

Cara Membuat Blendokan
Untuk cara pembuatannya sih mudah. Tinggal cari bambu kecil lalu buat dua potongan. Usahakan bambu yang lurus. Panjangnya dikira-kira-kira sendiri ya. Potongan pertama untuk gagang (15 cm). Potongan kedua untuk tempat isi bulatan kertas basahnya (30 cm). Selain itu pada gagang, dibuat pendorong dari potongan bambu kering. Pendorong pada gagang dibuat halus sehingga besarnya harus menyesuaikan dengan ukuran besarnya lubang pada potongan bambu kedua.

Panjangnya pendorong jangan sama dengan potongan bambu kedua. Ujungnya harus dipotong lagi agar bulatan kertas basah pertama yang menggantikan bulatan kertas kedua dari lubang pertama ke lubang kedua tidak keluar ketika di dorong. Jadi, misalnya klo panjangnya 30 cm, maka panjangnya pendorong harus 29,5 cm. Kira-kira begitulah cara cepat membuatnya.
Blendokan
Cara membuat blendokan, mainan tradisional dari bambu
Nah, buat para bapak yang masih mempunyai anak atau keponakan kecil, tidak ada salahnya untuk mencoba mengenalkan mainan tradisional blendokan ini. Manfaatnya selain untuk melestarikan permainan tradisonal, tentu saja untuk memancing kreatifitas anak-anak dalam membuat mainan sendiri. Di satu sisi juga dapat menumbuhkembangkan dari aspek psikomotorik anak. Gimana tertarik untuk mencoba membuatnya?

Oh iya, ngomong-ngomong selama saya tinggal di perumahan atau di salah satu kampung Pamulang ini memang belum pernah melihat ada anak-anak bermain blendokan. Menurut hemat saya, ada beberapa hal itu terjadi. Pertama, apa karena blendokan hanya mainan tradisional yang berasal dari kampungku Indramayu? Tapi, saya percaya di kampung lain permainan seperti ini pasti ada walau istilah namanya saja yang berbeda. Kedua, orang tua yang sudah tidak lagi mengenalkan permainan tradisional blendokan ini. Ketiga, mencari tanaman bambu yang semakin sulit atau keempat, apa karena memilih kepraktisan saja dengan memilihkan mainan plastik atau game-game elektronik dari smartphone. Semua faktor-faktor itu memungkinkan. Oleh karenanya, saya jadi berpikir masih adakah mainan tradisional blendokan di era yang katanya semakin modern ini? Wallahu a'lam. Semoga masih ada ya....

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar