Kisah Sultan Murad IV dan Mayat di Hutan
Saya ingin bercerita tentang namaku: Murad. Kisah ini adalah tentang Sultan Murad IV dan mayat di hutan. Cerita yang penuh hikmah ini saya dapatkan dari mendengarkan kajian Islami Shubuh tadi di Masjid Al-Hidayah Pamulang. Alkisah Sultan Murad IV ini selain seorang sultan juga seorang waliyullah yang mempunyai kemampuan rata-rata dari orang biasa. Sang sultan juga seorang pemimpin yang sering turun kebawah dengan menyamar sebagi rakyat biasa.
Pada suatu malam, sang sultan merasakan tidak enak badan, perasaannya tidak nyaman, tidurpun tidak nyenyak. Ada apa ini gerangan? Padahal sang sultan sudah mengambil wudhu, sholat malam tapi tetap merasakan gelisah. Dipanggilah semua penasehat spiritual (ulama). Sang sultanpun berkonsultasi dengan kondisinya. Diantara pensehat itu ada yang menanyakan mungkin pagi tadi sultan belum berkeliling kebawah. Sang sultanpun menjawab, "sudah"
"Kalau begitu bagaimana kalau malam ini sultan berkeliling lagi," usul sang pensehat.
"Ok," sahut sultan
Mayat di Hutan
Malam itu juga Sultan Murad IV beserta pensehat spiritualnya berkeliling ke desa-desa penduduk dengan pakaian menyamar seperti rakyat biasa. Ketika berkeliling itu sang sultan mencium bau busuk menyengat. Baunya benar-benar busuk. Sang sultan penasaran.
"Bau apa ini? Sangat busuk sekali," tanya sang sultan kepada penasehatnya.
Setelah mencari-cari sumber bau busuk itu, akhirnya ketemu juga. Bau busuk itu ternyata bersumber dari hutan. Setelah ditelusuri ke tengah hutan, sang sultanpun terkejut karena menemukan mayat. Sultanpun bertanya, mayat siapa yang ada ditengah hutan ini. Tak satupun yang mengetahuinya.
Sang sultanpun membawa mayat itu dan ada penduduk yang mengetahuinya.
"Oh itu mayat si pulan, si pemabuk. Dia seorang pezinah, orang zindik. Biarkan saja jangan diurus mayatnya," kata salah satu penduduk yang mengetahui mayat tersebut.
Sang sultanpun membawa mayat itu ke istrinya dan menanyakan bahwa benarkah mayat tersebut itu suaminya. Wanita itu mengiyakan bahwa itu benar adalah mayat suaminya.
"Ibu coba ceritakan suami ibu ini semasa hidupnya. Sampai-sampai, tidak ada penduduk yang mau mengurus dan menguburkannya?" tanya sang sultan penasaran.
"Sebenarnya saya sudah menduga. Akhirnya ketakutanku benar juga. Kalau sampai suamiku meninggal pasti tidak ada penduduk yang mengurus dan menguburkannya karena dianggap pemabuk dan pezinah," jawab sang ibu menangis.
" Sebenarnya kami ini orang berkecukupan. Setiap malam ini suamiku keluar mengetuk pintu wanita nakal. Lalu uang hasil kerja kerasnya diberikan kepada wanita nakal itu. Dia akan menanyakan kepada wanita itu. Berapa tarifnya semalam? Kemudian diberikannya uang lebih kepada wanita nakal itu untuk satu hari penuh dan ia akan berpesan jangan buka pintu lagi. Kalau ada tamu anak muda, jangan bukakan. Terus ia lakukan seperti itu dari pintu ke pintu hingga uangnya habis. Selain itu suamiku juga sering ke kedai minuman dan memborong semua minuman keras lalu dibuangnya secara sembunyi-sembunyi. Saya sudah memberikan nasehat kepada suamiku dengan apa yang dilakukannya akan dianggap jelek oleh masyarakat dan memang setiap malam ini orang-orang selalu melihat suamiku yang sering masuk rumah wanita nakal dan kedai berisi minuman keras. Saya tanya kepada suamiku mengapa melakukan ini? Suamiku menjawab supaya bisa menyelamatkan generasi muda ini agar tidak terjerumus dari wanita penghibur dan minuman keras. Tapi saya takut jikalau engkau meninggal, nanti orang-orang tidak mau mengurus dan menguburkan jenazahmu. Lantas suamiku menjawab, Allah akan mengirimkan sultan dan orang-orang soleh untuk merawatku," jawab sang ibu panjang lebar bercerita kepada sang sultan.
"Subhanallah. Suami ibu itu wali Allah. Saya sultan. Saya bersama orang sholeh dan ulama yang akan memandikan, menyolatkan, dan mengkafaninya" jawab sultan menangis sambil membuka penyamarannya.
Hikmah:
Kisah Sultan IV dan mayat di hutan itu memberikan hikmah kepada kita semua. Hendaknya kita jangan terburu-buru menilai seseorang dari luarnya saja. Begitu pula dengan kondisi sekarang dimana terjadi ledakan informasi yang tidak terkontrol. Hendaknya dengan banyak beredaranya informasi, kita jangan cepat langsung percaya apalagi bukan dari sumber aslinya. Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik.
Biografi (Riwayat Singkat) Sultan Murad IV:
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Murad_IV
Republika, Sejarah Para Khalifah: Murad IV, Pendiri Kedua Daulah Utsmaniyah
Pada suatu malam, sang sultan merasakan tidak enak badan, perasaannya tidak nyaman, tidurpun tidak nyenyak. Ada apa ini gerangan? Padahal sang sultan sudah mengambil wudhu, sholat malam tapi tetap merasakan gelisah. Dipanggilah semua penasehat spiritual (ulama). Sang sultanpun berkonsultasi dengan kondisinya. Diantara pensehat itu ada yang menanyakan mungkin pagi tadi sultan belum berkeliling kebawah. Sang sultanpun menjawab, "sudah"
"Kalau begitu bagaimana kalau malam ini sultan berkeliling lagi," usul sang pensehat.
"Ok," sahut sultan
Mayat di Hutan
Malam itu juga Sultan Murad IV beserta pensehat spiritualnya berkeliling ke desa-desa penduduk dengan pakaian menyamar seperti rakyat biasa. Ketika berkeliling itu sang sultan mencium bau busuk menyengat. Baunya benar-benar busuk. Sang sultan penasaran.
"Bau apa ini? Sangat busuk sekali," tanya sang sultan kepada penasehatnya.
Setelah mencari-cari sumber bau busuk itu, akhirnya ketemu juga. Bau busuk itu ternyata bersumber dari hutan. Setelah ditelusuri ke tengah hutan, sang sultanpun terkejut karena menemukan mayat. Sultanpun bertanya, mayat siapa yang ada ditengah hutan ini. Tak satupun yang mengetahuinya.
Sang sultanpun membawa mayat itu dan ada penduduk yang mengetahuinya.
"Oh itu mayat si pulan, si pemabuk. Dia seorang pezinah, orang zindik. Biarkan saja jangan diurus mayatnya," kata salah satu penduduk yang mengetahui mayat tersebut.
Sang sultanpun membawa mayat itu ke istrinya dan menanyakan bahwa benarkah mayat tersebut itu suaminya. Wanita itu mengiyakan bahwa itu benar adalah mayat suaminya.
"Ibu coba ceritakan suami ibu ini semasa hidupnya. Sampai-sampai, tidak ada penduduk yang mau mengurus dan menguburkannya?" tanya sang sultan penasaran.
"Sebenarnya saya sudah menduga. Akhirnya ketakutanku benar juga. Kalau sampai suamiku meninggal pasti tidak ada penduduk yang mengurus dan menguburkannya karena dianggap pemabuk dan pezinah," jawab sang ibu menangis.
" Sebenarnya kami ini orang berkecukupan. Setiap malam ini suamiku keluar mengetuk pintu wanita nakal. Lalu uang hasil kerja kerasnya diberikan kepada wanita nakal itu. Dia akan menanyakan kepada wanita itu. Berapa tarifnya semalam? Kemudian diberikannya uang lebih kepada wanita nakal itu untuk satu hari penuh dan ia akan berpesan jangan buka pintu lagi. Kalau ada tamu anak muda, jangan bukakan. Terus ia lakukan seperti itu dari pintu ke pintu hingga uangnya habis. Selain itu suamiku juga sering ke kedai minuman dan memborong semua minuman keras lalu dibuangnya secara sembunyi-sembunyi. Saya sudah memberikan nasehat kepada suamiku dengan apa yang dilakukannya akan dianggap jelek oleh masyarakat dan memang setiap malam ini orang-orang selalu melihat suamiku yang sering masuk rumah wanita nakal dan kedai berisi minuman keras. Saya tanya kepada suamiku mengapa melakukan ini? Suamiku menjawab supaya bisa menyelamatkan generasi muda ini agar tidak terjerumus dari wanita penghibur dan minuman keras. Tapi saya takut jikalau engkau meninggal, nanti orang-orang tidak mau mengurus dan menguburkan jenazahmu. Lantas suamiku menjawab, Allah akan mengirimkan sultan dan orang-orang soleh untuk merawatku," jawab sang ibu panjang lebar bercerita kepada sang sultan.
"Subhanallah. Suami ibu itu wali Allah. Saya sultan. Saya bersama orang sholeh dan ulama yang akan memandikan, menyolatkan, dan mengkafaninya" jawab sultan menangis sambil membuka penyamarannya.
Hikmah:
Kisah Sultan IV dan mayat di hutan itu memberikan hikmah kepada kita semua. Hendaknya kita jangan terburu-buru menilai seseorang dari luarnya saja. Begitu pula dengan kondisi sekarang dimana terjadi ledakan informasi yang tidak terkontrol. Hendaknya dengan banyak beredaranya informasi, kita jangan cepat langsung percaya apalagi bukan dari sumber aslinya. Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik.
Biografi (Riwayat Singkat) Sultan Murad IV:
- Nama Sultan Murad IV adalah Murad Ahmad
- Lahir tanngal 16 Juni 1612
- Meninggal 9 Februari 1640. Masih sangat muda berumur 27 tahun
- Ia adalah Sultan Turki Utsmani dan merupakan anak dari Sultan Ahmad I dan Kosem
- Ia juga masih keturunan Yunani
- Memerintah sejak masih umur 11 tahun. Masa pemerintahannya dari 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640 (memerintah selama 16 tahun 11 bulan)
- Masa kepemimpinanya adalah memberantas korupsi, pemberantasan alkohol, kopi dan tembakau
- Pemimpin yang sering turun kebawah dengan menyamar sebagai rakyat
- Seorang waliyullah yang cerdas, pemberani dan memiliki pandangan yang tajam
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Murad_IV
Republika, Sejarah Para Khalifah: Murad IV, Pendiri Kedua Daulah Utsmaniyah
Subhanallah
BalasHapus