Anda ke Mustafa Centre dan Chinatown Singapore? Jangan Lupa Mampir di Masjid Bersejarah Angullia dan Jamae

Seminggu yang lalu, saat mengunjungi negeri tetangga Singapore sungguh membuatku selalu bersyukur. Kenapa demikian? Karena di negara tetangga tersebut, saya bisa menyempatkan diri untuk bertandang ke dua masjid yang memiliki nilai historis, yakni Masjid Angullia dan Masjid Jamae (Chulia).

Ada banyak masjid bersejarah di Singapore selain dari dua masjid yang saya kunjungi itu, saya membaca di Wikipedia kurang lebih ada 30 masjid. Di blog lain bahkan ada yang melistnya hingga 70 masjid. Wow, lumayan banyak juga. Masjid Jamae (Chulia) termasuk dalam lima masjid tertua yang ada di Singapore (baca: wikipedia).


Masjid Angullia
Masjid Angullia konon katanya adalah salah satu masjid yang sudah menjadi ikon atau landmark di Singapore. Masjid ini kurang lebih sudah berdiri sekitar 120 tahun. Letaknya di Serangoon Road. Dekat dengan daerah Little India atau Mustafa Centre. Untuk Stasiun MRT terdekat dari masjid ini adalah Farrer Park. Kebetulan letak penginapan saya di Syed Alwi Road dengan masjid ini dekat, jadi bisa jalan kaki. Saya bersama Adit mencoba bertandang ke masjid ini ketika solat shubuh. Sungguh diluar dugaan, kendati Singapore bukanlah negara dengan mayoritas muslim, namun sholat shubuh berjamaah begitu penuh. Mungkin karena jumlah masjid yang sedikit di Singapore inilah menjadikan jemaah penuh. Berbeda dengan di Indonesia yang tiap desa ada masjid bahkan kadang-kadang hingga dua sehingga jemaah menjadi berpencar. Saya melihat mayoritas yang solat di Masjid Angullia adalah orang-orang India.
Jemaah Masjid Angullia
Beberapa Jemaah Masjid Angullia satu jam sebelum shubuh. Tampak beberapa jemaah sedang sholat sunah, dzikir, mengaji sembari menunggu shubuh tiba
Masjid Angullia dibangun diatas tanah wakaf MSE Angullia. Masjid ini dibangun pertama kali sejak tahun 1890 (www.angulliamosque.com.sg). Dapat dibayangkan masjid ini berarti sudah cukup lama ada dan hingga sekarang masih berdiri kokoh.
Masjid Angullia
Masjid Angullia, tampak dari sisi kanan
Masjid Angullia
Foto Masjid Angullia, saya ambil dari sisi samping kiri setelah Shubuh
Siapa sebenarnya MSE Angullia? Sejarah singkat Mohamed Salleh Eusoof Angullia adalah keluarga imigran dari Gujarat. Anak pertamanya bernama Ahmed Mohamad Salleh. MSE Angullia mengambil alih bisnis ayahnya pada tahun 1871. Ia datang ke Singapore pada abad ke 19 untuk berdagang ketika Singapore masih dibawah kolonial Inggris. Pada generasi ketiga keluarga Angullia mulai menetap di Singapore dan mendaftarkan perusahaan bisnisnya secara legal di Singapore and Malayan Directory.

Pada awalnya hanya para kerabat keluarganyalah yang bisa dipekerjakan dalam bisnisnya. Seiring waktu berjalan, lambat laun kekurangan pegawai karena bisnisnya yang terus berkembang. Sehingga mulai menerima pegawai dari non keluargannya. Perkembangan bisnisnya yang pesat menjadikan keluarga Angullia aktif sebagai filantropi bahkan memberikan beasiswa kepada siswa muslim berprestasi dan memberikan bantuan keuangan kepada individu dan keluarga yang kurang beruntung di Singapore.

Dalam dunia kepenulisan keluarga ini juga tercatat pernah menerbitkan sebuah jurnal agama Islam berjudul Real Islam pada tahun 1929 yang diterbitkan secara lokal dan berbahasa inggris. Masjid Angullia adalah salah satu bangunan yang dibangun dari keluarga Anguilla. Pada awalnya diperuntukan bagi pendatang muslim India yang kebanyakan bermadzhab Hanafi. Dalam wasiatnya MSE Angullia berkata "It shall always remain and be a public place of worship for all Mohammedans”. Lebih lengkap tentang perjalanan keluarga Angullia bisa dbaca disini.


Masjid Jamae (Chulia)
Masjid Jamae atau Chulia lebih tua lagi dibanding masjid Angullia. Masjid ini berdiri sekitar awal tahun 1826. Seringpula disebut ‘Periya Palli’ yang berarti ‘Big Mosque' (www.masjidjamaechulia.sg). Masjid ini juga dekat dengan stasiun MRT Chinatown atau tepatnya masjid ini berada di South Bridge Road. Di pagar masjid tersedia prasasti bersejarah masjid yang menjadi daya tarik para wisatawan untuk membacanya setiap melewati jalan depan masjid tersebut. Saya sendiri mampir di masjid ini ketika sholat duhur.
Masjid Jamae (Chulia)
di depan pagar Masjid Jamae (Chulia)
Menariknya lagi masjid ini bukan hanya sebagai tempat sholat atau do'a orang muslim melainkan juga sebagai tempat seminar atau diskusi tentang pemikiran keagaman baik muslim maupun non muslim. Oleh karenanya, tak heran di masjid ini tersedia perpustakaan mini yang menyediakan display rak buku-buku kajian seputar Islam. Rak bukunya berada di depan masjid, sehingga menjadi hal yang biasa ketika banyak wisatawan asing hanya singgah ke depan masjid ini kendati mereka itu non muslim.
Masjid Jamae (Chulia)
Tampak Depan Masjid Jamae (Chulia)
Rak Buku Masjid Jamae (Chulia)
Rak Buku Masjid Jamae (Chulia)
Orang yang hendak sholat dan berwudhu dimasjid ini, maka bisa melewatinya samping kiri masjid. Konon kabarnya masjid ini ditetapkan sebagai monumen nasional pada tanggal 29 November 1974 dan diyakini sebagai masjid tertua di Singapore dari empat masjid lainya seperti Masjid Al-Abrar, Masjid Sultan, Masjid Gafoor Abdul dan Masjid Hajjah Fathimah. Namun di Wikipedia, tercatat Masjid Abdul Gaffoor ternyata masih kalah tua dengan Masjid Angullia yang didirikan pada tahun 1890. Sedangkan Masjid Abdul Gaffoor berdiri pada tahun 1907. Manakah yang benar? Wallahu A’lam, yang jelas kedua masjid itu merupakan bagian dari sejarah Singapore terutama terkait perkembangan Islam di Singapore.
Preservation of Monument Board Masjid Jamae (Chulia) , 29 November 1974
Preservation of Monument Board Masjid Jamae (Chulia) , 29 November 1974

Sisi Kiri  Masjid Jamae (Chulia)
Tampak sisi kiri Masjid Jamae (Chulia)
Papan Informasi Sisi Kiri  Masjid Jamae (Chulia)
Papan Informasi Masjid Jamae (Chulia)
Tampak Dalam Masjid Jamae (Chulia)

Nah teman-teman semuanya, jika sedang berkunjung ke Mustafa Centre dan Chinatown Singapore terkait membeli oleh-oleh, saya sarankan jangan lupa mampir di dua masjid bersejarah tersebut.

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar