Stop! Jangan Gadaikan SK PNS Anda!

Kurang lebih sekitar 9 tahun saya sudah menjadi abdi negara, PNS. Ada pengalaman menarik sejak menyandang gelar sebagai CPNS hingga menjadi PNS sekarang ini. Satu hal yang selalu saya ingat adalah fenomena SK PNS yang tergadaikan. Ingat! bukan SK PNS yang tertukar lho! he..2.

Pertama kali masuk begitu bahagianya berkumpul memakai seragam coklat baru dengan teman-teman CPNS lain. Di sebuah ruangan besar dengan sabar saya bersama teman-teman menunggu kedatangan seorang bupati yang akan melantik sekaligus akan memberikan SK CPNS. Kelak selembar kertas itu akan sangat berarti walaupun masih ada huruf "C" didepannya dan tertulis gaji pokok masih 80%.

Lemari Arsip
Saat itu apa wejangan yang diberikan sang bupati kepada saya dan semua teman-teman CPNS yang hadir tersebut? Saya begitu serius mendengarkan. Telinga dibuka lebar-labar. Mata tertuju ke arah bupati yang berdiri didepan mimbar sambil memegang mik.

"Selamat menjadi PNS, awas begitu surat SK ini dibagikan jangan langsung disekolahkan ya," ucap bupati kala itu dengan mimik muka sedikit tersenyum.

Sontak sayapun terkejut. "hah disekolahkan?," gumamku dalam hati. Belakangan saya baru tahu bahwa makna SK disekolahkan itu merupakan makna konotasi yang artinya SK itu digadaikan di bank untuk meminjam sejumlah uang. Masuk dalam otak saya, pelajaran pertama menjadi CPNS adalah pinjam uang puluhan juta hanya dengan menggadaikan SK. Konon kabarnya walau masih CPNS, pihak bank akan lebih percaya meminjamkan uang kepada para abdi negara tersebut. Ketika SK CPNS berubah menjadi PNS, maka pihak bank akan lebih percaya lagi dan dapat menambah besarannya pinjaman. Wow...wow...

Lalu untuk apa meminjam uang dibank dengan menggadaikan SK PNS? Sepanjang saya bekerja itu, ada bebarapa alasan kenapa mereka berani meminjam di bank. Berikut beberapa alasan yang saya dengar dari teman-teman senior PNS:
  • Membeli motor baru
  • Membeli mobil baru atau second
  • Membeli barang-barang elektronik lainya misal smartphone, laptop, LCD, dll
  • Biaya pendidikan anak sekolah atau kuliah
  • Membeli rumah
  • Modal bisnis
  • Membeli sawah
  • Membayar hutang
  • Biaya anak mencari pekerjaan
  • Dan lain-lain
Dari berbagai alasan itu, ada satu yang membuat saya tergelitik tentang cara berpikir dari beberapa para senior PNS itu. Sebagai contoh membeli sesuatu hal yang tak penting. Misalnya motor keluaran terbaru. Untuk apa membeli motor keluaran terbaru sementara motor lama masih bisa berfungsi? Sekedar gaya? Atau memang kolektor? Entahlah saya juga tak paham. Padahal jika dibandingkan dengan keadaanku saat itu, posisi saya masih sebagai anak muda yang belum menikah. Tentunya godaan ingin memiliki motor baru seharusnya lebih besar dibanding mereka para PNS senior yang sudah mempunyai anak dan cucu. Sejatinya saya juga sering ditawari oleh sales dealer untuk membeli motor baru mengingat motor saya yang butut. Tetapi saya selalu menolak dengan alasan motor tersebut masih bisa berfungsi. Pola pikir inilah yang seharusnya menjadi pijakan agar terhindar dari perbuatan konsumtif.

Saya mengerti, setiap orang tentu memiliki cara berpikir sendiri. Yang jelas saya mempunyai pandangan lain tentang pemanfaatan SK PNS. Sebaiknya ketika akan menggadaikan SK PNS, pikirkan masak-masak terlebih dahulu. Kalau bisa jauhi hutang, apalagi hutang di bank. RIBA!

Jadi, Stop! Jangan Gadaikan SK PNS Anda!

Salam
Pustakawan Blogger

Komentar

Unknown mengatakan…
Saya rencana gadai sk buat beli motor baru yg murah aja, gausah buat gaya2an, pas libur mungkin mau nyoba daftar ojek online, mungkin selanjutnya coba pinjam dana yg lebih besar utk pendidikan sama beli rumah, maklum cpns dari golongan 2a, masih panjang banget perjalanan karirnya
Unknown mengatakan…
Saya sudah 7 tahun menjadi ASN, dan menyekolahkan SK saya untuk membeli rumah, setelah 5 tahun menjadi "kontraktor" rumah.