Nasihat Akhir Tahun: 6 Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan

Masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki.
Sebenarnya tidak ada petunjuk wajib yang harus dilakukan ketika memasuki penghujung tahun yang didasarkan pada kalender masehi. Namun, sangat jelas Islam menyuruh semua muslim untuk selalu berbuat kebaikan kapanpun dan dimanapun berada. Kini tahun 2014 telah digantikan menjadi tahun 2015. Berbicara mengenai pergantian tahun, maka akan sangat berkaitan erat dengan perputaran waktu. Ada tiga hal yang menjadi kata kunci utama yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Imam Al-Ghazali memberikan nasehat yang indah dan ini bisa menjadi nasehat bijak untuk kita semua khususnya setiap akhir tahun. Nasehat bijak itu adalah 6 sesuatu yang perlu kita renungkan. Berikut uraiannya:

Nasehat Akhir Tahun: 6 Sesuatu Yang Perlu Kita Renungkan



















Sesuatu yang paling dekat

Sesuatu yang paling dekat adalah kematian yang ada disekitar kita. Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksikan. Kita tidak tahu kapan ia akan datang. Bisa hari ini, esok, bahkan tahun depan. Kematian itu bersifat pasti dan tidak diragukan lagi. Boleh saja kita takut tapi pasti suatu saat ia akan datang. Setiap hari disekeliling kita melihat orang-orang meninggal. Kita sadar suatu hari nanti kita akan medapat gilirannya. Tapi mengapa justru kebanyakan manusia lalai dan tidak mempersiapkannya? Padahal ini suatu hal yang pasti. Berbeda dengan karir perkerjaan, apapun kita perjuangkan belum tentu itu akan berhasil kita raih. Sebaliknya, mati adalah pasti akan menghampiri. Beberapa ayat Al-Quran yang sangat jelas menerangkan tentang mati diantaranya sebagai berikut:
 Ali Imran ayat 145: Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Az-Zumar ayat 30: Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).
Ali Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
An-Nisaa ayat  78: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Al Ankabut ayat 57: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
Al Mu'minun ayat 15: Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Al-Anbiyaa` ayat 35: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Ayat-ayat Al-Quran diatas sangat jelas tersirat dan pasti benar adanya. Bahkan dalam surat Al Mu'minun, pernyataan itu dinyatakan hingga dua kali. Pertama, kata "sesungguhnya" dan kedua, "benar-benar".  Saya pribadi masih termasuk orang-orang yang lalai. Ya Allah semoga saya selalu tetap diberikan hidayah dan jalan yang lurus. Amin

Sesuatu yang paling jauh

Sesuatu yang paling jauh adalah masa lalu bukan bulan dan bintang yang ada diangkasa. Bukan kutub utara dan juga bukan dasarnya lautan. Ia tidak akan bisa dikembalikan. Masa lalu adalah sejarah dan didalamnya mengandung banyak hikmah yang dapat diambil pelajaran penting darinya untuk menjalani kehidupan masa kini. Sebagai muslim, hidup yang sedang dijalani sekarang harus terus disyukuri karena itu rahasia kebahagiaan yang sebenarnya. Syaitan akan dengan mudah menggoda manusia agar tidak bersyukur (kufur).
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Qs. Ibrahim: 7)

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku. (Al-Baqarah: 152)
 

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah (Al-Baqarah: 172)
 

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”  (Qs. An Nahl: 114).

Sesuatu yang paling besar

Adalah benar bumi, bintang, bulan, matahari, dan gunung merupakan ciptaan Allah yang besar. Namun, sesuatu yang paling besar adalah hawa nafsu. Lazimnya godaan manusia akan mengerucut pada tiga hal, yakni harta, takhta, dan wanita. Pejabat korupsi itu bukan karena ia lapar melainkan karena nafsunya mereka terhadap mengumpulkan harta. Mengincar jabatan tinggi seringkali bukan dengan tujuan untuk melayani rakyat, akan tetapi untuk mencari kedudukan agar dihormati. Pun tidak sedikit orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi namun, jatuh hanya karena wanita. Semua itu karena apa? Tak lain karena hawa nafsu yang tidak bisa dibendung. Contoh paling mudah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang dikuasai nafsu adalah saat berbuka puasa dengan berbagai macam makanan. Padahal, ketika baru minum dan makan satu buah saja tiba-tiba merasa kenyang.
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (Q.S. Al-Furqon 43.)


Sesuatu yang paling berat

Tidak salah jika ciptaan Allah, SWT seperti gajah adalah hewan yang berat. Benda mati seperti besi, pesawat terbang, kereta api, trailer dan semua benda-benda yang besar itu juga termasuk benda-benda yang berat. Akan tetapi, ketahuilah hakekat sebenarnya yang paling berat adalah memegang amanah. Bahkan dalam suatu hadits Rosullullah disinggung bahwa salah satu ciri orang munafik selain berkata dusta, mengingkari janji juga tidak bisa menjaga amanah (khianat). Beberapa amanah yang harus kita jaga adalah ajaran Allah, SWT dan rosulnya. Amanah terhadap sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti anak, jabatan dan harta adalah amanah yang diberikan Allah, SWT kepada kita. Apabila tidak menjaganya sungguh kita termasuk orang-orang yang zalim. Kesehatan dalah rezeki Allah, SWT sekaligus amanah yang harus digunakan untuk berbuat kebaikan.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa: 58)

Sesuatu yang paling ringan

Kapas dan debu adalah benda ringan yang sering kita jumpai. Namun, dari kedua benda itu ada yang paling ringan, yakni meninggalkan solat. Bukan cuma meninggalkan solat, mengulur-ulur atau menyepelekan waktu solat termasuk sesuatu yang paling ringan bahkan sering itu kita lakukan secara sadar. Padahal mengulur-mengulur waktu solat adalah perbuatan yang bisa menyebabkan meninggal secara su'ul khatimah. Nauzu billahi min zalik. Ya Allah, semoga kita semua terhindar dari kematian seperti itu. Amin.

Bagi muslim, solat adalah sebuah komunikasi kita kepada Allah, SWT. Sebagai hamba yang lemah dan penuh dosa, selayaknya manusia menjalin komunikasi yang baik dengan penciptanya. Idealnya solat buka hanya sekedar gerak lahiriah asal gugur kewajiban tanpa meresapi makna yang ada didalamnya melainkan harus ada implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)

Sesuatu yang paling tajam 

Pisau atau pedang yang diasah terus-menerus akan menjadi tajam dan dapat dengan mudah digunakan untuk memotong atau bahkan untuk melukai seseorang. Akan tetapi, sesuatu yang paling tajam itu bukanlah pisau atau pedang tersebut melainkan lidah seseorang. Luka akibat pedang bisa sembuh dalam beberapa hari. Namun, luka karena lidah akan terus dikenang walaupun sudah saling memaafkan. Pepatah mengatakan lidah tak bertulang dan itu memang benar adanya.

Ucapan yang keluar dari seorang muslim hendaknya lebih terjaga dan hati-hati. Berpikir baru mengucapkan, bukan mengucapkan baru berpikir. Saat ini fenomena adanya ledakan informasi yang tak terbendung seringkali membuat kesulitan bagi kita untuk memilih mana informasi yang benar dari sumber aslinya dan mana informasi yang palsu. Diperlukan ketelitian dan kecermatan untuk memilah informasi tersebut.  Jika tidak tahu, diam adalah lebih baik. Semua ucapan yang keluar dari bibir kita kelak akan diminta pertanggungjawabannya.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS. Al-Isra: 36)
6 sesuatu dari Imam Al-Ghazali diatas sungguh sebuah perumpamaan dan hakekat yang indah untuk kita renungkan diakhir tahun ini. Tulisan ini juga sekaligus sebagai renungan pribadi penulis dimana hingga sekarang masih banyak melakukan perbuatan dosa. Semoga Allah,SWT mengampuniku dan selalu memberikan hidayah kepadaku. Amin.

Apa yang harus dilakukan?

Diawal telah saya katakan hidup adalah perputaran waktu yang berkaitan dengan tiga masa. Masa pertama adalah masa lalu. Ia adalah bagian sejarah dalam hidup manusia yang selayaknya menjadi pelajaran penting untuk masa kini. Maka, masa lalu yang kelam harus jadi peringatan agar tidak diulanginya kembali.  Sedangkan masa lalu yang banyak mengandung hikmah dapat dijadikan pembelajaran untuk kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Masa kedua adalah masa kini. Masa yang sedang kita jalani sekarang. Satu hal perbuatan yang harus kita lakukan adalah tetap bersyukur. Saya pernah menulis tentang syukur sebagai catatan pribadi dari mendengarkan khutbah Jum'at di Masjid Al-Hidayah BAPETEN. Silahkan baca disini: Lima Tingkatan Nikmat Yang Harus di Syukuri Agar Selalu Berbuat Kebaikan. Untuk melengkapinya silahkan baca catatan tausiyah singkat dimasjid yang sama pula: Sudahkah Kita Ikhlas dan Ridho?

Masa yang ketiga adalah masa depan. Berbicara masa depan bukan hanya terkait didunia saja. Sebagai seorang muslim kita mengimani adanya hari akhir. Oleh karena itu, masa depan yang baik adalah masa depan yang juga memikirkan hingga di akherat kelak. Boleh-boleh saja kita mempunyai resolusi sebagai pernyataan untuk menggapai cita-cita pada tahun ini. Itu adalah sebuah harapan dan impian yang diinginkan. Namun, seorang muslim tentu tidak berhenti disitu melainkan resolusi itu dilakukan untuk tujuan jangka panjang yaitu akherat. Jadi, apa resolusi terbaik untuk umat manusia? Yaitu senantiasa meningkatkan takwa. Itu kata kuncinya. Semua perbuatan harus dilandasi dengan dasar takwa kepada Allah,SWT. Takwa adalah mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Petunjuknya adalah Al-Qur'an. Sebagaimana yang tersirat dalam QS.  Al-Baqarah Ayat : 2.
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa
Satu kesimpulan yang dapat ditarik dari tiga masa itu adalah masa lalu adalah sejarah, ambil pelajaran penting darinya. Syukuri masa kini dan untuk masa depan terus tingkatkan taqwa karena itu jalan yang hakiki. Al-Qur'an adalah kitab sempurna yang berisi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.

Inspirasi: Silaturahim keluarga + Khutbah Jum'at Masjid Al-Hidayah Pamulang

Salam blogger pustakawan

Komentar