Catatan Kerja#2 Pengembangan Koleksi
Apakah pengembangan koleksi di perpustakaan itu masih diperlukan? Hemat saya pribadi masih. Kenapa?
Ya, karena berdasarakan pengalaman pribadi di tempat kerja.
Di perpustakaan tempat saya bekerja, paling tidak pengembangan koleksi masih dilakukan dengan empat metode. Apa saja:
- Pembelian
- Hadiah/Hibah
- Produksi Sendiri (Penerbitan)
- Hunting
Yang pertama dan kedua, skip dulu. Saya yakin teman-teman pustakawan tahu semua. Oh iya, kalau ada metode melanggan itu masuk yang pertama.
Yang ketiga ini biasanya cenderung ke konten lokal alias menerbitkan sendiri (tidak harus unit kerja perpustaakaanya, tapi juga berasal dari unit kerja lain). Outputnya banyak. Mulai dari buku, jurnal, majalah, pedoman, peraturan, laporan hasil kajian, ppt dst. Pendek kata yang diterbitkan oleh institusi sendiri. Ini yang harusnya ditonjolkan. Karena ini yang akan jadi pembeda dari perpustakaan khusus lembaga lain. Pada perpustakaan umum, tentu saja juga konten lokalnya misalnya terkait budaya (budaya disini harus dimaknai secara luas, bukan hanya terkait seni).
Oh iya, terkait konten lokal perpustakaan khusus lembaga dan perpustakaan umum, saya pernah menuliskannya. Dua tulisan ini diterbitkan di buletin kantor dan Warta Perpusnas.
Yang keempat biasanya harus disesuaikan dengan lembaga induk. Misalnya pada kasus saya yang berkaitan dengan dunia pengawasan ketenganukliran. Contohnya apa? Banyak. Ada standar, laporan tahunan, buletin dan lainya yang diterbitakan IAEA. Ada juga kliping yang dihimpun dari berbagai media daring terpercaya.
Ok, sementara itu dulu yang saya ingat terkait Catatan Kerja#2 Pengembangan Koleksi. Kalau ada yang lain, nanti saya tambahkan.
Posting Komentar untuk "Catatan Kerja#2 Pengembangan Koleksi"