Cara Saya Membuat Videografi Ulasan/Sinopsis Buku untuk Youtube

Langsung saja ya teman-teman pustakawan, kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkait pembuatan videografi untuk ulasan atau sinopsis buku. 

Kenapa sih kita harus membuat videografi ulasan/sinopsis buku? Pastinya setiap pustakawan punya alasan tersendiri. Saya pribadi karena melihat peluang saja sih. Peluang apa? Peluang banyaknya warganet yang mulai banyak memanfaatkan Youtube untuk mencari informasi atau sekedar hiburan. 

Dua tahun lalu, penelitian APJII 2018 menunjukkan  selain Facebook dan Instagram, konten internet media sosial yang masuk dalam tiga besar adalah Youtube sebanyak 15,1% . Sekali lagi ini adalah peluang, terlepas yang diakses warganet itu kebanyakan terkait hiburan. Tapi, paling tidak dengan membuat konten yang berbeda, saya berharap ada potensi awal sebagai pintu gerbang untuk memancing rasa penasaran warganet untuk menelusuri bahan bacaan selanjutnya.

APJII 2018
APJII 2018

Lebih mengejutkan lagi infografik dari katadata.co.id, pada 2019 Youtube menjadi media sosial juara nomor satu yang paling banyak diakses hingga 88%. Walaupun lagi-lagi yang paling banyak dicari adalah hiburan seperti musik. Tapi, sekali lagi bagi saya ini adalah peluang yang cukup berpotensi untuk penyebaran informasi dan pengetahuan dalam format video.

katadata.co.id
katadata.co.id

Sebenarnya banyak alasan lainya kenapa saya membuat videografi selain diatas misalnya aplikatif kemas ulang informasi, menyasar generasi milenial yang lebih suka visual, produktivitas kegiatan pustakawan yang lebih variatif, memberikan pilihan layanan kepada pemustaka, desiminasi informasi koleksi, penerapan TI, atau karena kondisi sekarang, yakni era WFH karena Covid-19 (he...he..) dan lain sebagainya. 

Ada beberapa proses yang saya lakukan ketika membuat ulasan/sinopsis buku dalam format video. Saya merangkumnya menjadi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
  1. Membaca, pahami konten
  2. Buat catatan ringkas
  3. Membuat naskah/skrip
  4. Merekam audio
  5. Merekam/memilih objek gambar
  6. Editing video+Audio 
  7. Publish
Mari kita lihat uraiannya satu-persatu.

Membaca dan pahami konten

Bagi saya ini berat. Kenapa? Karena sebagian besar koleksi yang akan  saya buat itu bertema nuklir. Kalau pembahasan yang bersifat sosial masih bisa dipahami. Lalu bagaimana dengan yang teknis? Terus terang saya sementara mundur. Tapi, saya sudah punya solusi. Untuk buku-buku teknis saya sudah berhubungan dengan pemustaka yang terkait misalnya pengawas radiasi yang sudah pernah membaca buku-buku teknis nuklir untuk saya wawancara dalam format video. 

Catatan ringkas

Membuat catatan ringkas ini penting karena saya sendiri sering lupa. Nah, untuk mempermudah, maka saya harus mencatat point-point yang akan dimasukan dalam pokok pembahasan videografi. Lagipula, catatan ringkas ini juga bermanfaat ketika akan membuat naskah skrip. Katakanlah sebagai acuan agar lebih terstruktur.

Membuat naskah/skrip

Membuat skrip/naskah anggap saja kita menulis seperti ketika membuat resensi buku. Ingat dalam videografi tidak harus panjang seperti halnya resensi yang memasukan kelebihan dan kekurangan buku. Boleh saja sih dimasukan, namun pilihlah dengan bahasa yang lebih singkat, padat dan jelas. Sebenarnya ulasan seperti resensi lebih cocok apabila dibuat oleh pustakawan dengan format vlog alias secara langsung pustakawan bercerita didepan kamera. Sementara ulasan seperti sinopsis cukup bagian-bagian yang penting saja. 

Mungkin ada yang bertanya, sinopsis buku biasanya sudah tersedia di cover belakang buku. Bolehkah jika naskah skripnya itu kita gunakan? Saya pribadi kurang puas, akan lebih baik dibuat sendiri. Apalagi nanti dibuat ulasan bab per babnya. Jadi, mending buat sendiri, kan sembari membaca bukunya bisa untuk inspirasi menulis (he...he...).

Merekam audio

Naskah skrip sudah jadi. Ok, sekarang tinggal merekamnya dalam format audio. Bisa gunakan smartphone, fitur bawaanya misalnya audio recording. Untuk mengeditnya lebih lanjut bisa gunakan software Audacity. Tapi, kalau saya yang penting tidak ada noise sudah cukup. Bacalah naskah tersebut dengan bersuara dan rekamlah. 

Memilih objek

Memilih objek bisa dengan cara merekam langsung koleksinya misalnya dengan kamera smartphone atau juga bisa memilih gambar-gambar gratis yang tersedia di internet misalnya seperti di pixabay. Pilihlah gambar sesuai dengan pokok pembahasan ulasan/sinopsis. Jangan lupa pula masukan cover buku dan deskripsinya ketika nanti melakukan editing video.

Editing

Diperlukan software khusus untuk mengedit video. Ada yang berbayar juga ada yang free (open source). Yang berbayar misalnya Adobe Premiere Pro. Yang gratis misalnya OpenShot Video Editor. Teman-teman juga bisa gunakan apps Android misalnya Filmora dan Kinemaster (Walaupun itu yang free masih ada watermarknya). Terserah semua ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam editing ini sudah masuk ranah teknis. Oleh karena itu, bisa belajar tutorialnya di Youtube. Ada banyak. Oh iya, untuk pemilihan backsound musik bisa gunakan yang no copyright music yang tersedia di Youtube juga. 

Dalam proses editing ini adalah penggabungan gambar, video, audio, backsound musik. Tiga hal yang biasanya dibuat adalah intro, isi (konten), penutup. Selain itu, jika memungkinkan dibuat cuplikan didepan sebelum intro. Transitions, efek, video cut, animation adalah fitur-fitur yang sering digunakan dalam membuat videografi. Lebih enaknya, praktik secara langsung akan lebih memahami. Ok, kapan-kapan saya buat tutorialnya step by step. 

Publish

Dari proses awal hingga akhir, inilah muaranya yakni memublikasikan hasilnya misalnya di Youtube. Jika memiliki website kantor, bisa juga kode Youtube di embed dalam postingan berita di website kantor tersebut. 

Ok, sekarang kita lihat contohnya ya. Saya membuatnya sudah lama sih, setahun lalu.  Ini dia beberapa videografi yang sudah dibuat alakadarnya dan di publish di channel Youtube Perpustakaan BAPETEN tempat saya bekerja.


Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar