Kemas Ulang Informasi, Membuat Konten Tulisan Blog Versi Video

Saat ini, akses warganet tehadap video misalnya di Youtube begitu tinggi. Penelitian APJII 2018 menunjukan di Indonesia konten internet (media sosial) yang paling sering digunakan adalah Youtube masuk dalam 3 besar. Pertama Facebook sebesar 50,7%, yang kedua Instagram sebesar 17,8% dan Youtube sebesar 15,1%. Sisanya ada Linkedin dan Twitter.
APJII 2018
APJII 2018
Apa artinya ini? Bagi saya pribadi moment seperti ini harusnya mulai berpikir untuk membuat altenatif konten dengan format yang berbeda. Saya adalah seorang blogger dan sesuai visi dulu kala menulis bermanfaat, maka seharusnya saya melebarkan sayap untuk membuat konten bukan hanya teks saja melainkan dalam format audio visualnya. Tujuanya tak lain sebagai penarik sekaligus mengakomodasi ruang belajar dengan format yang berbeda. Sementara Facebook sudah saya manfaatkan untuk promosi tulisan dan Instagram belum terlalu aktif. Tapi, saya akan fokuskan terkait video yakni Youtube.

Di postingan saya sebelumya saya pernah juga menuliskan bahwa sejatinya tujuan saya membuat konten video dengan belajar berbicara di depan kamera adalah bukan hanya sekedar ikut-ikutan belaka karena sedang booming seperti di dunia Youtube melainkan karena untuk melengkapi dokumentasi berupa format video saja. Harapan saya juga sekaligus penarik bagi generasi-generasi milenial yang konon katanya lebih menyukai visual. Lagipula dengan berpijak pada 3 cara orang belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik, maka saya hanya ingin menambahkan konten format video selain hanya teks saja.
Baca:  Belajar Berbicara di Depan Kamera 

Kemas Ulang Informasi

Saat ini, saya memang belum produktif membuat konten berupa video. Tapi, kedepan sepertinya harus mulai dijadwalkan. Dalam jangka pendek, mungkin saya harus melakukan kemas ulang informasi yaitu membuat konten ulang tulisan yang sudah ada di blog menjadi video. Ini memang tidak mudah karena tentunya melaui proses yang berbeda.

Dalam jangka panjang kemungkinan video-video yang saya buat selain dari kehidupan sehari-hari dan dunia menulis adalah terkait informasi ulasan buku, perpustakaan, wawancara dengan pemustaka atau pustakawan, pegiat literasi dan semuanya yang terkait dunia kepustakawanan. Konten wajib seperti itu yang setidaknya harus ada. Selian itu, mungkin juga free online tools yang sekarang ini sudah tersedia begitu banyak pilihan. Free online tools ini misalnya membuat pamflet daring instan untuk yang tidak bisa desain, membuat cover buku instan, dan tutorial-tutorial lainya.

Satu hal yang masih terus saya pelajari adalah bagaimana membuat konten-konten kreatif edukasi berupa video, dimana pesan-pesan yang ingin saya sampaikan itu bisa dipahami dengan mudah karena walau bagaimanapun antara tulisan dan video itu dua hal yang berbeda. Sebagai contoh misalnya isi novel yang ditulis dibuku dengan di film kendati intinya sama tapi dalam penyampainnya itu berbeda. Makanya, sering kali bagi yang suka dengan dunia teks ketika melihat filmya ada yang merasa kecewa.

Sekarang ini, walau belum banyak, dalam dunia perbukuan alhamdulillah sudah ada para pembaca buku yang membuat ulasan berupa video di Youtube. Setidaknya ulasan resensi buku bukan hanya tersedia dalam teks saja melainkan ada alternatif ulasan video. Harapannya sebagai penarik para penonton untuk membaca lebih lanjut.

Rencana adalah tetap rencana kalau tidak segera di eksekusi. Bagi saya pribadi, membuat kemas ulang informasi tulisan yang sudah ada diblog berupa format video adalah solusi untuk sekarang ini sembari saya belajar terkait konten edukatif lainya. Yah, semoga saja saya bisa membuatnya secara konsisten seperti halnya menulis di blog. Do'akan kawan-kawan.

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar