Saya Setuju PNS Hari Sabtu dan Minggu Masuk Kerja

Wakil Ketua Umum Garda Bangsa, Anas Nasihin pernah mengatakan bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka di usulkan para PNS agar masuk kerja pada hari sabtu dan minggu. Untuk hari liburnya tinggal diatur secara bergiliran. Terus terang saya setuju dengan usulan wakil ketua ormas PKB ini, namun hanya pada institusi perpustakaan. Bagaimana dengan institusi lain? Kalau yang lain terserah. Yang jelas saya hanya ingin mengomentari khusus pada dunia perpustakaan. Berikut dua alasan mengapa saya setuju jika PNS masuk kerja pada hari sabtu dan minggu khususnya pada institusi perpustakaan umum yang beroperasi dibawah pemerintah daerah yang ada diseluruh wilayah Indonesia.

Pertama, perpustakaan umum adalah tempat wisata bersifat edukatif. Kita tahu perpustakaan umum yang beroperasi dibawah pemerintah daerah masih jarang sekali yang membuka layanan pada hari sabtu dan minggu. Kalaupun ada, itu masih bisa dihitung dengan jari. Padahal perpustakaan umum adalah salah satu lokasi alternatif untuk berwisata dengan biaya murah namun penuh manfaat terutama pada level aspek kognitif. Perpustakaan umum adalah perpustakaan terhebat karena menyediakan semua koleksi dari semua kalangan dan tidak memandang penggunanya dari suku, agama, ras ataupun budayanya. Para orang tua yang sudah disibukan dengan pekerjaan rutinnya bisa mengajak liburan anaknya dengan mengunjungi perpustakaan umum pada hari sabtu dan minggu. Bagi orang yang mampu memang keberadaan perpustakaan umum mungkin tidak terlalu dirisaukan karena mereka bisa membeli bahan bacaan untuk anaknya di toko buku. Akan tetapi, bagi orang yang pas-pasan atau tidak mempunyai alokasi dana tersendiri untuk membeli buku, maka keberadaan perpustakaan umum yang membuka layanan ketika hari libur itu tentu sangat diharapkan.

Ruang Koleksi Anak di Perpustakaan Umum Kota Surabaya

Kedua, saya melihat peran perpustakaan umum hingga saat ini masih kurang diperhitungkan. Kini saatnya perpustakaan umum menonjolkan peranannya disetiap daerah kepada masyarakat luas dengan cara menambah jam layanan ketika hari libur yakni, sabtu dan minggu. Ini penting mengingat penglamanku selama bekerja diperpustakaan umum banyak pengguna (pemustaka) yang mengatakan bahwa bisa mengunjungi perpustakaan ketika waktu senggang salah satunya ketika hari libur. Sedangkan jika mengunjungi perpustakaan pada jam hari aktif biasanya dilakukan pada sore hari ketika pulang kerja, namun sayangnya jam buka layanan perpustakaan umum telah tutup karena para petugas perpustakaan umum itu memiliki jadwal pulang yang sama dengan PNS dinas-dinas lainya.

Perlu Terobosan Program
Satu catatan penting yang perlu diingat. Untuk mendekatkan perpustakaan umum ke tengah-tengah masyarakat, tentuya tidak cukup hanya mengandalkan tenaga para petugas PNS yang bersedia membuka jam layanan setiap hari sabtu dan minggu. Perpustakaan umum pemda juga perlu membuat terobosan program yang dapat menarik minat masyarakat untuk mau memanfaatkan perpustakaan dalam mendukung aktivitas minat dan budaya baca. Misalnya membuka lowongan part time yang bisa diisi oleh para pelajar, mahasiswa atau berbagai relawan. Disinilah diperlukan perpustakaan umum yang bersifat inklusif bukan eksklusif.

Salah satu contoh terobosan program layanan perpustakaan yang unik dan sudah dilakukan adalah di Perpustakaan Umum Kota Surabaya. Saya pernah melakukan kunjungan ke perpustakaan umum yang ada di kota pahlawan ini. Ada layanan unik yang saya kira bagus dan perlu diterapkan oleh perpustakaan umum lainnya. Layanan unik tersebut adalah adanya rumah bahasa dan layanan klinik yang boleh digunakan oleh masyarakat secara cuma-cuma alias gratis. Layanan klinik ini dibagi ke dalam beberapa jenis seperti klinik investasi, klinik perdagangan dan jasa, klinik koperasi dan umkm, klinik ketenagakerjaan dan klinik informasi dan teknologi.

Jadi, dengan adanya klink itu setiap masyarakat bisa mencari informasi sekaligus konsultasi sesuai dengan bidang yang diinginkan. Sebagai contoh jika kita ingin membuka bisnis toko online maka bisa memanfaatkan layanan beberapa klinik diatas. Misal berkonsultasi mengenai produk yang akan dijual melalui klinik perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk membuat toko onlinenya bisa berkonsultasi di klinik informasi dan teknologi. Hebatnya lagi, setiap klinik ada dua petugas khusus sesuai bidangnya dari para volunteer (relawan) yang berasal dari berbagai kalangan misalnya mahasiswa, aktivis, guru, dan lainnya. Masyarakat kota Surabaya juga bisa belajar bahasa inggris di rumah bahasa secara gratis. Menarik bukan?


Perubahan Manajemen
Ada sebuah kasus menarik yang bisa dijadikan perbandingan antar perpustakaan umum yang ada di Indonesia khususnya mengenai jam buka layanan kantor pada hari sabtu dan minggu.  Anda pernah berkunjung ke perpustakan kota Yogyakarta? Saya pernah mengunjunginya sekali. Perpustakaan umum yang satu ini memang unik. Di saat perpustakaan lain menambah jam buka layanan dikarenakan alasan susahnya pengguna yang datang pada jam aktif, akan tetapi bagi perpustakaan kota Yogyakarta justru menambah jam layanan dikarenakan padatnya para pengunjung ketika jam aktif sehingga menambah jam layanan pada malam hari dari pukul 08.00-20.00 dan juga membuka jam layanan pada hari libur sabtu dan minggu. Ini menarik, mengingat fenomena diperpustakaan umum didaerah lainya tidaklah seperti demikian. Namun, kita juga tidak perlu merasa aneh karena kota Yogyakarta adalah kota pelajar yang memang harusnya seperti itu, dimana minat membaca masyarakatnya cukup bagus jika dibandingkan dengan kota-kota lainya (analisis pribadi lho bukan berdasarkan penelitian)

Bagaimana perpustakaan umum di wilayah anda? Apakah seperti yang terjadi pada perpustakaan kota Yogyakarta? Semoga demikian adanya. Jika PNS di perpustakaan umum  tetap masuk kerja pada hari sabtu dan minggu, maka tentu ini diperlukan adanya perubahan manajemen terutama pada jam buka layanannya. Kita tahu, antar daerah itu memang memiliki karakterisitik yang berbeda. Oleh sebab itu, menurut hemat saya perlu diadakan kajian kecil menyangkut para pengguna sebelum menginstruksikan para PNS di institusi perpustakaan umum agar masuk kerja pada hari sabtu dan minggu seperti sebagian besar profesi masyarakatnya, waktu terbaik untuk berkunjung, alasan mengapa tidak berkunjung, dan lain sebagainya.

Disisi lain, pengaturan hari libur dengan para pegawai perlu didiskusikan karena berdasarkan pengalamanku tidak semuanya para PNS akan bersedia jika hari libur sabtu dan minggu diganti dengan hari aktif  lainya walaupun itu dilakukan secara bergiliran. Oleh karenanya, paling tidak harus ada tambahan penghasilan semacam bonus sebagai penarik agar ada yang bersedia masuk kerja pada hari sabtu dan minggu. Penarik lainya misalnya dengan diperbolehkannya para petugas untuk membawa anak-anaknya ke perpustakaan tempatnya bekerja sekalian berlibur dengan membaca buku-buku yang bernuansa hiburan, sejarah, dan subjek lainya yang diminati. Bukankah ini seperti kata peribahasa: "Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui".

Nah bagaimana dengan teman - teman semuanya. Apakah setuju para PNS terutama di perpustakaan umum pemda tetap masuk kerja pada hari sabtu dan minggu?

Salam pustakawan blogger

Komentar