Nasib Berubah Karena Rajin Membaca, Ini Contoh Konkretnya

"Habis itu kepikiran, gimana caranya saya bisa dapat uang. Tapi, mungkin dari bikin game itu."

"Akhirnya saya cari tahu, oh ternyata kalau bikin game itu harus bisa apa, IT harus bisa bahasa pemograman."

"Akhirnya, saya coba pelajari bahasa pemograman, saya belajar IT," terang Tyovan Ari Widagdo.

"Itu belajarnya dimana? Di Wonosoba waktu itu lengkap?" Tanya Najwa

"Saya baca buku terus kemudian lewat internet, warnet. Jadi, setiap pulang, terus SMA lanjut kelas 1, setiap pulang sekolah saya ke perpustakaan daerah, Perpusda Wonosobo, biasanya saya kesana, saya baca buku komputer, IT. Terus, lanjut biasanya ke warnet, internetan, belajar IT, otodidak. Jadi, semua materinya bahasa Inggris, jadi kalau saya ke warnet, saya selalu bawa kamus karena dulu waktu itu belum ada Google Translate," jawab Tyovan Ari Widagdo.
Tyovan Ari Widago
Credit: Matanajwa
Itu adalah salah satu potongan wawancara live Tyovan Ari Widagdo dengan Najwa Shihab diacara Mata Najwa berjudul Cerita Anak Kampung: Peretas yang Insaf.

Siapa sebenarnya Tyovan Ari Widagdo? Di era digital ini, tentu tidak sulit untuk mencari sosok anak muda seperti Tyovan yang memiliki banyak prestasi. Sudah banyak media yang membicarakannya. SWA misalnya, yang memberitakan Tyovan sebagai kutu buku, enterpreneur sukses dibidang IT. Di media-media mainstrem juga bertebaran berita Tyovan masuk dalam 30 daftar anak muda berpengaruh yang dirilis oleh Forbes Asia. Di akun Linkedin, pemuda asal Boyolali itu juga tercatat seorang CEO dan komisioner bahaso.com, yakni platform pembelajaran bahasa secara daring (online).

Saat melihat wawancara live Tyovan Ari Widagdo dengan Najwa Shihab via Youtube, terus terang saya tertegun karena kegigihannya itulah pada akhirnya Tyovan bisa berhasil seperti sekarang. Namun, satu yang menjadi saya lebih tertarik adalah ketika dia ditanya belajar dimana oleh Najwa Shihab. Lantas, dia menjawab membaca buku, belajar di perpustakaan daerah, setelah itu langsung praktik ke warnet. Pendek kata belajar otodidak.

Dari jawaban tersebut, selain karena kehendak yang maha kuasa dan doa, ada tiga hal yang menjadi kata kuncinya. Pertama, keinginan kuat, mimpi yang membangkitkan untuk mau belajar.
Baca Juga: Impian Sukses di Usia Muda
Kedua, usaha terus pantang menyerah. Lewat membaca, datang ke perpustakaan daerah. Menjalani prosesnya.
Baca Juga: Wisata Murah Edukatif: Perpustakaan Umum Tangerang Selatan
Ketiga, langsung praktik dari hasil membacanya itu.

Tiga hal itu, sebenarnya proses yang tidak disadari. Namun, akan menjadi bagian sejarah penting ketika orang tersebut telah berhasil atau sukses.

Niat, keinginan kuat, dan membaca menjadi kunci dimana itu merupakan jalan seseorang bisa merubah nasib kelak dimasa depan. Jika ingin berubah, maka membaca kemudian dipraktikan itulah yang konkretnya bisa dilakukan oleh siapa saja.

Kendati jika merujuk hasil penelitian Most Littered Nation in the World pada 2016, tingkat literasi negara kita peringkat kedua dari bawah, tapi bukan berarti itu membuat kita patah semangat, justru itu bisa menjadi motivasi. Menurut saya, bukti-bukti konkret dari hasil membaca dan praktik seperti yang dilakukan Tyovan harus banyak dimunculkan sebagai motivasi bagi generasi muda lainya.

Tentu kita akan dengan bangga ketika melihat kesuksesan seseorang. Namun, percayalah dibalik itu, sejatinya kita juga harus mengetahui proses perjalanan panjang yang tidak mudah. Jangan sampai kita sering terjebak pada puncak kesuksesan seseorang tampaknya diraih begitu mudah dan kenyataan dilapangan banyak orang yang sering abai terhadap proses yang panjang dan berliku itu.

Seperti halnya kata bijak. Hidup itu pilihan dari serangkaian proses yang akan kita lewati. Satu hal yang bisa diambil pelajaran adalah mereka orang-orang sukses (salah satunya kekayaan) tidak terlepas dari senangnya aktivitas membaca. Saya jadi teringat ketika pernah membagikan sinopsis sebuah buku di Facebook. Ini dia gambarnya:

Cover buku The Habbits of Millionaires

26% Suka Membaca (Orang Kaya)
26% Suka Membaca (Orang Kaya)

Dalam pengertian yang lebih luas terhadap makna membaca, bisa dikatakan nasib seseorang itu bisa berubah karena membaca. Tyovan Ari Widagdo bisa menjadi salah satu contoh konkretnya. Tidak instan, tapi proses itu yang membuktikan. Sayangnya, masih banyak individu yang belum sadar. Mungkin termasuk saya salah satunya!

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar