Lima Makna Filosofi Rencek Dalam Kehidupan

Rencek, itulah sebutan dikampungku terhadap orang-orang yang mencari ranting kayu yang telah jatuh karena faktor alam maupun usia pohon yang sudah tua. Hasil rencek digunakan untuk bahan bakar memasak di pawon. Keberadaan pawon sendiri saat ini sudah mulai jarang ditemukan karena adanya kompor gas sebagai penggantinya. Pawon biasanya terbuat dari susunan batu bata yang menyisakan ruang di tengahnya untuk kayu bakar. Diatasnya bisa digunakan untuk tempat wajan, panci, dandang dan peralatan masak lainya. Contoh gambarnya seperti dibawah ini. Kebetulan emaku masih mempunyai pawon untuk memasak. Foto dibawah ini ketika emaku memasak dodol mangga (makanan khas Indramayu) diatas wajan.

Pawon

Sama halnya seperti pawon, kegiatan rencek di kampungku sepertinya mulai jarang terlihat. Entah kira-kira sudah berapa tahun lamanya saya tidak menyaksikannya langsung misalnya melihat seorang ibu-ibu tua yang sedang rencek. Istilah rencek sendiri saya dapatkan dari nenek dan emaku yang dulu sering melakukan kegiatan ini. Biasanya sembari membawa seutas kain panjang yang digunakan untuk mengikat kumpulan ranting kayu untuk kemudian digendong di punggung. Masih tertanam kuat dalam ingatanku melihat secara langsung emaku melakukan rencek. Kendati seringkali saya tidak tega melihatnya, tapi itulah orang tua sepertinya begitu menikmati kegiatan rencek. Selain rencek, ada juga kegiatan mengolah pohon besar menjadi kayu bakar bagi kaum lelaki misalnya mrekul. Biasanya mrekul banyak dilakukan oleh kaum lelaki karena memerlukan tenaga yang ekstra. Pohon besar yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil sehingga mudah untuk dijadikan kayu bakar. Saya pernah mencoba melakukan mrekul. Seketika tangan saya menjadi keras dan membekas. Istilah orang dermayu dinamakan kapalan.

Terakhir kali saya melihat rencek di Jogja tahun lalu (2015) ketika saya baru menjadi pelajar lagi di kota Gudeg yang nyaman ini. Saya melihatnya ketika hendak pulang kuliah pertama kali dari kampus. Tampak ibu-ibu tua yang sedang menggendong kumpulan kayu di punggungnya. Namun sepertinya bukan hanya hasil dari rencek, kayu tersebut merupakan hasil dari mrekul juga. Berikut fotonya:

rencek di sekitar kampus ugm

Melihat itu, saya tiba-tiba teringat dengan kegiatan emaku dulu ketika rencek. Kira-kira seperti itulah gambarannya. Setelah merenung, saya menemukan makna filosofi dari kegiatan rencek ini. Kira-kira ada lima makna yang bisa saya tafsirkan. Berikut gambar dan uraiannya:

Lima Filosofi Rencek Dalam Kehidupan
Cinta Kepada Alam
Rencek mengajarkan manusia untuk cinta kepada alam. Mengapa demikian? Karena rencek sendiri kegiatan utamanya adalah mengumpulkan ranting kayu yang sudah jatuh karena faktor alam ataupun usia pohon yang sudah tua. Manusia melakukan rencek tidak merusak pohon dengan cara membabi buta misalnya dengan menebang tanpa dipilih. Namun, rencek dilakukan dengan cara alamiah. Ini secara tidak langsung mengajarkan kepada manusia untuk selalu menjaga kelestarian alam lingkungan di sekitarnya.

Sehat
Ibu-ibu jaman dahulu selalu bergerak aktif ketika melakukan rencek. Makanya tidak heran, banyak ibu-ibu tua yang melakukan rencek tetap tampak sehat dan bugar. Sering aktif bergerak ini hingga mengeluarkan keringat membuat peredaran darah menjadi lancar. Memang belum ada penelitian ilmiah mengenai rencek yang dapat menyehatkan tubuh. Namun demikian, jika diruntut secara logika, pendapat rencek membuat sehat itu, bisa diyakini menjadi sebuah kebenaran karena merujuk pada fakta yang ada dalam kehidupan.

Hemat
Hemat disini karena rencek adalah bahan bakar untuk memasak di pawon. Jadi, orang-orang jaman dahulu tidak membeli bahan bakar untuk memasak. Memang, ada pergeseran cara memasak di pawon ketika akan menyalakan kayu bakar misalnya masih memanfaatkan minyak tanah. Kemudian setelah minyak tanah tidak beredar, sekarang gas. Secara otomatis banyak warga masyarakat mulai berpindah ke gas. Dahulu, sebelum menggunakan minyak tanah, saya sering melihat untuk menyalakan kayu bakar cukup dengan daun-daun kering yang dibakar. Daun kering tersebut ditumpukan diatas kayu bakar hanya sebagai awalnya saja. Bukankah ini bisa disebut hemat? Orang-orang jaman sekarang ketika melihat cara memasak orang jaman dahulu yang masih menggunakan kayu bakar itu dianggap tidak praktis karena prosesnya yang lama.

Menjaga Kebersihan
Rencek adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari ranting-ranting kayu yang telah jatuh. Dapat dibayangkan apabila tidak ada orang yang melakukan rencek, betapa ladang milik seseorang akan tampak semrawut karena banyaknya ranting-ranting kayu yang berserakan. Walaupun dalam jangka panjang ranting kayu tersebut akan hilang dengan sendirinya karena faktor alam. Namun demikian, akan lebih baik jika ranting kayu tersebut digunakan untuk kayu bakar dalam memasak. Sehingga di sekitar ladang yang banyak pohonnya itu akan terlihat bersih.

Bekerja Keras
Rencek seharusnya menjadikan inspirasi sekaligus motivasi kepada semua manusia bahwa hidup ini perlu bekerja keras dan pantang menyerah sehingga apa yang diberikan sang pencipta itu adalah sebuah anugerah tak ternilai. Rencek membuat para ibu-ibu yang melakukannya dengan sikap yakin dan percaya diri bahwa sang pencipta telah mengatur segala rezeki dimuka bumi ini sesuai dengan porsinya. Rencek mengajarkan manusia untuk tidak serakah namun, memanfaatkan apa yang ada berdasarkan kebutuhan saja. Dari sini timbul rasa syukur dan pola hidup sederhana. Sifat-sifat seperti itu memang agak susah ditumbuhkan pada kehidupan sekarang yang serba instan dan penuh hedonisme.

Lima makna filosofi rencek diatas hanya menurut pandanganku saja. Tentunya, dari teman-teman juga mestinya akan mempunyai pandangan lain. Misalnya dari segi kesehatan. Benarkah memasak dengan pawon itu sehat? Karena sejatinya asap yang mengepul dari pawon seringkali juga membuat batuk para ibu-ibu. Saya sendiri dulu sering mengalaminya ketika harus menjaga pawon misalnya mata terasa pedih karena asapnya. Namun demikian, banyak sisi lain dari rencek yang bisa diambil hikmah positifnya dalam keihdupan yang penuh makna ini. Setidaknya rencek mengajarkan kepada kita sebagai seorang manusia untuk selalu cinta kepada alam, senantiasa bersyukur, menerapkan pola hidup sederhana, menjaga kesehatan, kebersihan dan tetap selalu bekerja keras serta pantang menyerah. Satu hal yang menjadi keyakinan adalah bahwa sang pencipta telah mengatur semua rezeki umat manusia di muka bumi ini sesuai dengan porsinya. Bagaimana menurut teman-teman?

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar