Bahasa Dermayu: Uyah Tumuse Mendi

Masih ingin mengulas tentang istilah-istilah bahasa dermayu. Kalau sebelumnya saya ulas tentang rubuh gedang, nah sekarang tentang "uyah tumuse mendi". Seperti biasa, istilah ini saya dapatkan dari emak saya.

Jika di Indonesiakan, maka uyah tumuse mendi itu berarti "garam rembes kemana". Maknanya adalah biasanya terkait kelakuan  atau sifat seseorang yang memiliki prilaku sama dengan orang tuanya. Jadi, ketika ada seorang anak yang memiliki sifat keras kepala, maka akan disebut biasanya mewarisi watak orang tuanya yang keras kepala juga.
Uyah tumuse mendi

Dalam realitanya ketika garam dibiarkan terbuka terkena angin misalkan diletakan di pinggir tembok, maka secara pasti garam tersebut akan mecair dan merembes kebawah juga ke tembok pula. Hal ini yang menjadikan istilah "uyah tumuse mendi' dianggap pasti merembes kebawah layaknya sifat-sifat dari orang tua yang setidaknya pasti akan mewarisi ke anaknya.

Perlu diingat dalam KBBI Daring, istilah rembes terdiri dari tiga. Berikut pengertiannya:
  1. rem.bes : v resap ke luar atau ke dalam
  2. rem.bes /rémbes/ : n cak penggantian biaya yang diterima kemudian setelah menjalankan urusan dinas
  3. rem.bes /rémbés/ : a merah dan berair serta mengeluarkan kotoran mata (tentang penyakit mata)
Untuk istilah "uyah tumuse mendi"  diatas adalah berkaitan dengan pengertian yang pertama. Rembes sama dengan "tumuse". Pengertian kedua, memiliki ejaan lain. Biasanya terkait penggantian biaya yang sebelumnya membayar dengan biaya sendiri. Misalnya ketika saya mendaftar kuliah ke universitas dan membayar biaya pendaftaran. Pada awalnya dilakukan dengan biaya sendiri. Kemudian ketika diterima saya akan meminta ganti (rembes) ke pihak penyedia beasiswa. Contoh lain ketika melakukan perjalanan dinas. Biasanya penggantian biaya kegiatan-kegiatan dalam dunia PNS juga seringkali menggunakan kata rembes. Sedangkan pengertian ketiga terkait penyakit.

Sementara itu, kata "uyah" sendiri seringkali menjadi bahan humor di Indramayu. Saya pernah menulisnya diblog ini (baca: Tiga Cara Kuliah di Kampungku). 

Agar lebih jelas, barangkali salah satu contoh percakapan di Indramayu yang sering terlontarkan kalimat "uyah tumuse mendi" adalah sebagai berikut:
Anto: iku bocah diwarai ngelawan bae ya! (Itu anak di nasehati melawan terus!) 
Risa: lah, arane gah anake wa Daslim, ari uyah kuh tumuse mendi sih? (Yah, namanya juga anaknya wa Daslim, kalau garam itu rembesnya kemana sih?")
Percakapan diatas merujuk pada orang tua dengan nama Daslim yang mempunyai anak tidak bisa dinasehati karena terus melawan. Jawaban si Risa sebenarnya sudah merujuk secara langsung bahwa wa Daslim sebagai orang tuanya yang suka melawan juga. Sehingga anaknya langsung di vonis pasti kelakuannya sama seperti bapaknya (wa Daslim). Pendek kata, tidak akan berbeda jauh dengan sifat orang tuanya.

Nah kira-kira seperti itu maknanya. Gimana teman-teman? Semoga bisa memahami ya ulasan dari saya itu. He..2..

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar