Pentingnya Pustakawan Ngeblog

“Knowledge is power.” –Francis Bacon
Salah satu temanku berceloteh bahwa ia tidak suka membaca blog apalagi ngeblog. Lantas sayapun bertanya kepadanya, mengapa demikian? Katanya blog itu isinya cuma curhatan-curhatan orang.
"Ngapain saya harus membaca curhatan orang," jawab temanku dengan entengnya.

Pentingnya Pustakawan Ngeblog

Temanku ini sekarang bekerja di salah satu perpustakaan kota yang dibilang sangat maju di propinsinya itu. Saya tidak tahu, apakah sekarang ia masih tetap berpikiran sama atau sudah berubah karena pertanyaan itu saya lontarkan sekitar tiga tahun yang lalu dan sayapun tidak tahu pula apakah dia sekarang sudah mengambil jabatan fungsional pustakawan atau belum karena saat itu ia masih sebagai seorang staf biasa.

Ketidaktahuan temanku mungkin menjadi salah satu penyebab bahwa blog hanya di isi oleh curahan perasaan seseorang. Saya pun tidak menampik keberadaan blog seperti itu memang benar adanya. Sebut saja blog seperti itu adalah sebuah diary online dari seorang pemiliknya. Tapi tahukah sekarang? Seiring perkembangan dunia internet dan penggunanya yang semakin naik dari tahun ke tahun, pemanfaatan blog saat ini bukan hanya berisi seperti apa yang di sebutkan temanku itu. Di bidang bidang ekonomi blog dewasa ini bisa di gunakan dalam hal marketing produk, bisnis informasi dan toko online atau yang sering kita sebut e-commerce yakni sebuah perdagangan antara penjual dan pembeli yang dilakukan lewat internet.

Di bidang politik dan sosial blog bisa menjadi sarana ajang kampanye, penulisan opini, hingga penulisan laporan-laporan pekerjaan sosial kepada masyarakat luas. Di bidang seni seperti musik dan sastrapun demikian, blog telah menjadi tempat yang bisa dikatakan nyaman bagi para penggemarnya yang ada di seluruh dunia. Bagaimana di bidang pendidikan? Jelas sekali bidang yang satu ini pun tak luput dari kehadiran sebuah blog. Di perguruan tinggi atau SMA, tidak sedikit blog di gunakan sebagai sarana penunjang belajar atau e-learning yang bersifat sederhana namun manfaatnya begitu besar. Seorang dosen atau guru bisa menjadikan blog sebagai diskusi anatara mahasiswa dan siswanya dalam proses belajar. Penyebaran informasi dan pengetahuan melalui blog bisa dikatakan lebih murah dan praktis.


Manfaat dan Pentingnya Ngeblog Bagi Pustakawan


Kalau demikian, bagaimana dengan dunia perpustakaan dan pustakawannya sebagai penggerak di dalamnya? Apakah mereka juga bisa memanfaatkan kehadiran blog ini sebagai media yang bermanfaat atau hanya sekedar media yang digunakan sebagai diary online yang berisi curahan perasaan dari pemiliknya seperti apa yang dinyatakan oleh salah satu temanku itu? Ok, yang jelas apapun itu setiap orang berhak mempunyai pendapat masing-masing. Saya sebagai seorang pustakawan yang mempunyai hobi ngeblog, tentu memandang kehadiran blog ini sangat bermanfaat. Menurut hemat saya ada tiga manfaat dari aktivitas ngeblog dan ini sangat penting bagi seorang pustakawan. Apa saja? Mari kita lihat uraiannya satu persatu bawah ini:

Pertama, ngeblog bagi pustakawan dapat bermanfaat untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan bersama. Kita tahu, pustakawan ideal adalah seorang pustakawan yang sering membaca kamudian menuliskannya kembali agar bisa dibaca kembali oleh setiap orang. Ia bisa menuliskannya kembali di sebuah blog. Disini pustakawan mempunyai visi dalam hal pemerataan informasi lewat blog yang dapat diakses melalui internet tanpa batas ruang dan waktu. Posisi pustakawan dalam hal ini juga sebagai seseorang yang mendukung kebebasan informasi kepada masyarakat luas. Blog sebagai media yang murah dan praktis dan tentu saja bersifat mudah di operasikan oleh siapapun termasuk bagi seorang pustakawan.

Kedua, ngeblog dapat menulis Ide dan gagasan secara terstruktur. Kita tahu dalam dunia Manajemen pengetahuan (Knowledge management), ada dua tipe pengetahuan yang yakni explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge adalah sebuah pengetahuan yang terstruktur. Pustakawan setiap hari selalu bergelut dengan ini misalnya buku, jurnal, ensiklopedia, prosiding, skripsi, tesis, desertasi, handbook, dan koleksi lainya yang terstruktur. Itulah contoh beberapa dari Explicit knowledge. Sedangkan tacit knowledga adalah pengetahuan yang di dapat dari proses pengalaman, keterampilan dan wawasan hidupnya namun belum tertulis secara terstruktur. Pengetahuan itu masih tersimpan dalam memori otaknya. Karena itu apabila tidak di dokumentasikan dalam bentuk tulisan, tentu ini sangat di sayangkan. Pustakawan bisa menuliskannya melalui sebuah blog tentang pengalamannya selama bekerja di perpustakaan. Ini akan menjadi dokumentasi yang bermanfaat bagi pustakawan lainya kelak ketika ia sudah tidak bekerja lagi sebagai pustakawan. Beberapa tema yang bisa ditulis misalnya psikologi layanan, pemeliharaan koleksi, desain interior perpustakaan, teknologi perpustakaan, kemas ulang informasi, dan lainya.

Ketiga, ngeblog dapat membiasakan para pustakawan untuk selalu menulis. Di negeri tercinta ini, menulis masih jarang di lakukan oleh pustakawan terutama menulis di media massa, jurnal dan buku. Endang Fatmawati dalam Artikelnya di Majalah Visi Pustaka (2009), beberapa penyebab atau faktor-faktor mengapa pustakawan belum menghasilkan karya tulis/karya ilmiahnya seperti berikut:
  1. Kebanyakan pustakawan waktunya habis tersita hanya untuk mengerjakan pekerjaan rutin harian yang sifatnya monoton
  2. Minat baca pustakawan yang masih rendah, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan menulis
  3. Kemauan pustakawan untuk mengembangkan diri sangat kurang, dan hanya puas dengan apa yang telah dilakukannya selama ini
  4. Kurangnya pustakawan mengikuti berbagai pelatihan dan bimbingan teknik penulisan karya tulis/karya ilmiah
  5. Pustakawan yang merasa `rendah diri' menganggap profesinya belum diakui masyarakat secara luas, sehingga menyebabkan rasa pesimis jika harus berkompetisi maupun berkolaborasi dengan profesi lain untuk menulis
  6. Kurangya terbitan publikasi mengenai perpusdokinfo di Indonesia yang menampung aspirasi pustakawan
  7. Faktor latar belakang pendidikan pustakawan baik secara formal maupun informal
  8. Kurangnya pustakawan dalam mengikuti perkembangan informasi, sehingga kurang respon terhadap perubahan.
  9. Kurangnya dukungan dari unsur pimpinan terkait dalam memotivasi pustakawan untuk menulis
  10. Penguasaan bahasa asing yang masih rendah, sehingga pustakawan merasa tidak mampu menulis terutama jika harus merujuk pada literatur yang berbahasa asing
Menurut Lasa Hasa, dua hal yang menyababkan pustakawan tidak mau menulis buku yakni kurangnya percaya diri dan menulis masih dianggap sebagai beban tersendiri dalam kegiatan keilmuan. Sehingga seringkali seorang pustakawan terjebak oleh rutinitas kerja yang harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Sedangkan menurut Blasisus Sudarsono dalam acara Kuliah Umum di UIN Sunan Kalijaga tangga 11 Maret 2013, menyatakan bahwa pustakawan jarang menulis. Padahal dari lima kemampuan pustakawan yang harus dimiliki yakni salah satunya harus bisa menulis. Sedangkan keempat kemampuan lainya yaitu mampu berpikir kritis, membaca, enterpreneur dan etika.

Tiga pernyataan dari para pustakawan senior diatas sangat jelas, mengapa pustakawan masih jarang melakukan kegiatan menulis. Baiklah-baiklah tidak perlu pustakawan harus menulis buku, jurnal dan karya ilmiah lainya yang melalui proses panjang itu. Disini pustakawan bisa mengawali dengan hal yang mudah. Apa itu? Yakni menulis di blog setiap hari. Ini bisa menjadi ajang latihan dalam hal menulis. Manfaatnya tentu selain untuk diri pribadi dan juga tentu saja untuk semua orang yang membacanya, terutama pada tacit knowledge atau pengetahuan yang masih tersimpan dalam memori otaknya. Jadi bagi pustakawan yang jarang atau belum menulis, sebaiknya mulailah dari sekarang untuk ngeblog agar terbiasa dengan akativitas menulis. Nah, kalau sudah demikian menurut anda pentingkah pustakawan ngeblog?...

Referensi
  • Penulisan Buku Kepustakawanan, Lasa Hs dapat diakses disini: http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CMajalahOnline%5CLasa_HS_penulisan_Buku_Kpustakawan.pdf
  • Menumbuhkan Motivasi Menulis Bagi Pustakawan, Visi Pustaka, Vol.11 No.1 - April 2009 dapat diakses disini: http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=112
  • Berita kuliah umum dan bedah buku "Perpustakaan Untuk Rakyat", dapat diakses disini: http://nur-musangadah.blogspot.com/2013/03/perpustakaan-untuk-rakyat.html atau disini: http://nikmahromadhiana.blogspot.com/2013/03/perpustakaan-untuk-rakyat.html
Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar

Aldi Rahman mengatakan…
ternyata pustakawan penting untuk ngeblog :)
Murad Maulana mengatakan…
Benar mas aldi. terima kasih uda berkunjung ya
Salbiah mengatakan…
Betul sekali Pak. Saya mengenal dunia literasi baru tahun kemarin 2018, alhamdulillah itu semua berkat perpustakaan, walau sy hanya peneglola perpustakaan tapi manfaatnya berenang di dunia perpustakaan sangat saya rasakan. Mnegenal dunia literasi dan menyelaminya hingga saat ini. Dunia literasi dapat dimulai dari blog, dengan rajin menulis, apapun itu akan menambah khazanah pemikiran kita apalagi kalau nulisnya tentang perpustakaan... hmm, luar biasa manfaatnya..
Murad Maulana mengatakan…
Salbiah: Betul mba. Keren mba Salbiah ini, aktif ngeblog juga. Nanti saya wawancarai jadi informan boleh ya? he...2. Buat bahan posting di blog komunitas.