Catatan Studi Kasus Channel Youtube #1

Ok saya mengenal per-youtube-an untuk sistem monetisasi itu cukup lama. Bisa dikatakan ketika baru pertama kali Youtube launching mulai ada iklan, maka sejak saat itu saya lakukan monetisasi. Sistem monetisasi sebelum Youtube sudah berjalan yaitu di blog dan alhamdulillah hingga sekarang masih aktif.

Kebetulan dulu saya rajin membuat video pendek durasi dalam 10 detikan bertema smartphone, tujuannya hanya untuk backlink blog. Ketika launching monetisasi, maka saya coba aktifkan dan boom hasilnya cukup menggembirakan. Sehari paling tidak saya mendapatkan sekitar 14$. Tak heran mendapatkan sebesar itu walau video berdurasi pendek karena saat itu pasarnya dari luar negeri. 

Youtube-Laut
Youtube seperti lautan yang kaya ikan, saya coba memancing dengan gaya saya sendiri

Selang beberapa minggu berjalan, channel saya kena semprit karena alasan spam, alasannya kalau tidak salah durasi video yang terlalu pendek. Ok, channel hilang kena suspend dan tak bisa diakses. 

Lambat laun, semakin kesini Youtube semakin berkembang, singkatnya mulailah menjamur orang-orang yang mencari $ dari Youtube. Blog mulai berkurang, bukan menjadi andalan lagi dalam mengais pundi-pundi $. Hingga kemudian semakin kesini, peraturan Youtube untuk monetisasi pun semkain ketat.Terakhir, syarat yang harus diperbolehkan minimal 1000 subscriber dengan 4000 jam tayang selama setahun.

Disisi lain, untungnya selain channel yang hilang itu, saya sudah punya channel Youtube untuk dokumentasi di tahun 2009 hingga sekarang. Isinya campur-campur tak beraturan. Beruntungnya masih bisa layak monetisasi dan tiap bulan masih bisa menghasilkan walau tak sebesar channel sebelumnya. Tapi, cukup untuk melengkapi  $ untuk yang blog. 

Kali ini, saya membuat channel baru lagi dan ini menjadi catatan studi kasus #1. Sebenarnya saya sudah punya banyak channel, tapi tak ada tujuan untuk monetisasi. Oleh sebab itu, untuk catatan sekaligus pengingat di blog ini, saya membuat laporan tertulis di blog ini agar tak lupa. 2 Channel yang akan saya buat dengan tujuan monetisasi. Ok, sebelum saya cerita tentang channel ini, ada beberapa kriteria pribadi saya untuk membuat channel yang baru ini. 

Pertama, saya membuat channel ini dengan konsep sumber daya yang ada. Artinya ide konten yang ada dilingkungan sekitar, tak memberatkan, sehingga bisa konsisten.

Kedua, saya membuat channel ini dengan konsep seadanya, artinya tidak memerlukan waktu banyak untuk membuat kontennya, mengedit bahkan hingga mengunggahnya. Jadi, harus benar-benar efektif dan efesien dari sisi waktu. Lagi-lagi prinsipnya tidak memberatkan. Saya juga tidak berceloteh misalnya "ayo subscribe, like, comment dan seterusnya," jadi benar-benar apa adanya. 

Ketiga, berbeda dengan yang lain, kalau punya channel itu langsung dipromosikan, tapi saya tidak. Channel ini biarlah berkembang alamiah tanpa promosi. 

Beberapa yang menjadi catatan dalam pembuatan channel baru ini, saya melakukan percobaan:

  1. Selalu mengunggah video setiap hari. Kalaupun tidak setiap hari, minimal seminggu sekali.
  2. Sesekali saya mencoba mengkombinasikan kata kunci saran dari pencarian Youtube (suggestion keyword). Saya tidak pake tools apapun. 
Saya membuat dua channel ini berdasarkan analisis pribadi selama bertahun-tahun dan sekarang mulai saya coba praktikan, tentunya termasuk temanya. 
  • Channel pertama bergabung pada 12 Sep 2020 (hingga 24 Nopember 292 x ditonton, jumlah video 11, 2 subsriber)
  • Channel kedua bergabung pada 23 Nov 2020 (hingga 24 Nopember 28 x ditonton, jumlah video 1, 0 subscriber)
Segementasi kedua channel adalah untuk anak-anak. Ok, mungkin segini dulu catatan studi kasus channel Youtube#1. Semoga berjalan lancar dan bisa berkembang. 

Komentar