Ini Yang Menyebabkan Banyak Perbedaan Pandangan Antar Individu

Namanya juga hidup, tidak semuanya mesti seragam. Pasti akan ada banyak perbedaan pandangan. Itu semua dapat kita temukan dengan mudah misalnya saja di keluarga sendiri. Si bapak inginya begini, sedangkan si ibu inginya begitu. Untuk menemukan titik temunya, maka biasanya ada batas-batas kompromi yang perlu disepakati.

Perbedaan pandangan dalam hidup merupakan suatu hal yang wajar. Semua itu terjadi karena dipengaruhi pertama, bacaan yang dibacanya, pengetahuan, dan juga pengalaman hidupnya. Mari kita lihat satu persatu komponen tersebut.

Monas dari jauh tampak kecil

Pertama, bahan bacaan yang dibaca setiap individu itu pastinya berbeda. Ini terjadi karena kesukaan dan bisa juga status sosial. Seorang pedagang dengan pegawai abdi pemerintah pastinya akan memiliki bahan bacaan yang berbeda. Status sosial kemungkinan masih bisa dipersatukan karena kesukaan misalnya antara pedagang dan pegawai tersebut sama-sama mempunyai hobi otomotif, maka kemungkinan akan menyenangi bahan bacaan yang sama misal situs otomotif tertentu. Bahan bacaan yang dibaca oleh setiap individu inilah yang akan mempengaruhi cara berpikir seseorang. Namun demikian, tidak lantas dia langsung membuat keputusan untuk bertindak. Tindakan itu terjadi setelah merasa informasi yang dibacanya terakumulasi menjadi pengetahuan sehingga bisa memutuskan dan bertindak. Sebenarnya, perbedaan pandangan karena bahan bacaan adalah wajar. Namun, satu hal yang paling berbahaya adalah ketika individu itu tidak pernah membaca, maka sering kali mempunyai pandangan yang membabi buta atau justru kosong?
Baca juga: Ujian dan Fatamorgana Kehidupan
Kedua, pengetahuan sangat jelas mempengaruhi cara orang berpikir dikarenakan ia merasa ada keyakinan setelah informasi yang dibacanya, lalu terakumulasi menjadi pengetahuan sehingga bisa memutuskan, tidak merasa bimbang, tidak ragu, pendek kata dari itu bisa bertindak untuk melakukan segala hal.

Ketiga, pengalaman selalu identik dengan pengetahuan individu karena ini yang seringkali menjadi dasar untuk bertindak. Pengalaman sebenarnya merupakan pengetahuan jenis tacit, dalam arti masih tersimpan dalam otak manusia. Jika itu di eksplisitkan, maka akan berubah menjadi pengetahuan terstruktur seperti buku, tulisan di media massa, dan lainya. Pengalaman individu ini akan berpengaruh pula terhadap tindakan seseorang.

Ketiga-tiganya itu, ada satu lagi yang sangat berpengaruh dalam pandangan hidup individu, yakni agama. Inilah yang menjadi dasar kehidupan seseorang dalam bertindak. Dalam beragama juga dipengaruhi tiga komponon diatas yang telah saya sebutkan.  Idealnya ketika beragama itu harus paham ilmunya. Nah, kalau ilmunya banyak, maka tidak mudah tersesat. Namun demikian, dalam realitanya bukan berarti tidak ada orang yang mengabaikan agama. Ada banyak walaupun sudah berilmu. Bahkan, seringkali dijadikan dasar untuk tujuan tertentu. Ingat berilmu tanpa amal, ya kosong. Juga sebaliknya. Wallahu A'lam. 

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar