Contoh Essay Pendek Beasiswa S2 Kemenristekdikti

Contoh essay pendek yang saya dokumentasikan ini adalah ketika saya mengajukan beasiswa S2 di Kemenristekdikti (2015). Salah satu syarat untuk mengikuti program beasiswa S2 tersebut adalah harus menulis essay pendek yang berisikan rencana tesis. Saya sendiri, saat itu akan mengambil tema tentang knowledge management dikantor sendiri. Namun, ketika sudah aktif kuliah, konon katanya tema itu boleh berubah. Berikut contoh essay lengkapnya:

Kemenristekdikti

Pengembangan Knowledge Management di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
Bidang Fokus: Teknologi Informasi dan Komunikasi 
Oleh: Murad Maulana

Pengetahuan adalah aset penting organisasi yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. Menyadari akan pentingnya sebuah pengetahuan untuk kemajuan organisasi, kepala biro perencanaan saya pernah menyinggung tentang peran Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir  (Bapeten) harus menjadi pusat Knowledge Repository, di mana salah satunya adalah untuk menghimpun hasil dokumentasi yang berisi banyak pengetahuan belum tertulis atau yang masih berada dalam memori para pegawai Bapeten yang kompeten dibidang ketenaganukliran (tacit knowledge). Atas kebutuhan tersebut, maka Perpustakaan Bapeten yang berada di bawah biro perencanaan, bagian data dan informasi tersebut harus menjadi pionir dalam merancang penerapan knowledge management.

Sebagai seorang pustakawan yang bertugas menghimpun berbagai informasi dan pengetahuan khususnya seputar ketenaganukliran, maka ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk merespon secara cepat dengan apa yang dikatakan kepala biro perencanaanku. Sehingga berlanjutlah wacana mengenai bagaimana penerapan knowledge management di Badan Pengawas Tenaga Nuklir? Pada Tahun 2014 Perpustakaan Bapeten mulai membuat program kerja untuk membangun knowledge management secara bertahap dan hingga tahun 2015 ini masih terus merancang model knowledge management yang akan diterapakan di Bapeten. Rencananya program kerja tersebut akan dapat terealisasi dan berjalan dengan baik hingga akhir tahun 2015 ini.

Sumber daya manusia yang ada di Perpustakaan Bapeten ditangani oleh empat orang  pegawai dengan komposisi kepala sub bagian dokumentasi ilmiah, satu staf pelayanan pengguna dan dua pustakawan termasuk saya sendiri. Dalam rangka mendukung kesuksesan program knowledge management di Bapeten, maka diperlukan secara khusus pustakawan yang mampu serta menguasai dibidang tersebut. Oleh karenanya, saya sebagai pustakawan harus menjadi motor penggerak sekaligus pengembangan model knowledge management yang ada di Bapeten baik untuk masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Ini penting, mengingat knowledge management di Bapeten adalah sebuah sistem yang dapat meningkatkan kompetensi para pegawai Bapeten melalui aktivitas sharing pengetahuan bersama, berbagi pengalaman kerja yang bermanfaat hingga sebagai bahan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi. Dampaknya tentu akan berpengaruh terhadap visi dan misi Bapeten sebagai lembaga pengawasan tenaga nuklir yang professional sehingga akan terwujud keselamatan, keamanan, dan ketenteraman dalam pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.

Penerapan knowledge management pada sebuah organisasi biasanya tidak terlepas dari adanya peran teknologi informasi sebagai tools yang terus berkembang pesat hingga sekarang ini. Menariknya, dengan pemanfaatan tools tersebut akan lebih memudahkan dalam penerapan knowledge management yang diharapakan. Disatu sisi, penerapan knowledge management tentu tidak hanya dipandang dari satu aspek teknis semata. Namun demikian, perlu adanya perhatian terhadap budaya kerja di lingkungan Bapeten. Artinya ada perhatian dari keduanya baik dari sisi teknologi  maupun sisi manusianya. Oleh sebab itu, hal tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. Maka dalam ranah bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan dikenalah Teori Sistem Sosio-Teknis (socio-technical systems theory), dimana harus ada keterkaitan antar dimensi teknis dan dimensi sosial (Putu: 2008). Inilah salah satu faktor yang harus diperhatikan agar dapat tercapai keberhasilan dalam penerapan knowledge management pada sebuah organisasi. 

Perencanaan penerapan knowledge management di Bapeten pada tahun 2015 ini tentu tidak serta merta tanpa kendala. Ketika program kerja tersebut telah terealisasi, maka akan diperlukan evaluasi sejauh mana program tersebut dapat berjalan dengan baik. Dapat diprediksikan pada masa yang akan datang harus terus dilakukan penyempurnaan agar menjadi lebih baik lagi. Inilah yang menjadi dasar utama saya mengajukan Program Tugas Belajar Kemenristek dengan mengambil program studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan di Universitas Gadjah Mada. Lama studi untuk program ini adalah dua tahun sebanyak 45 SKS yang terdiri dari 37 SKS perkuliahan dan 8 SKS untuk menyusun tesis. Sedangkan untuk topik tesis yang akan saya tulis adalah mengenai Pengembangan Knowledge Management di Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).   

Knowledge management pada dasarnya teknik atau strategi untuk membuat lingkungan pembelajaran dan pertukaran pengetahuan secara bersama-sama. Inilah pentingnya, mengapa saya mengharapakan diterimanya Program Tugas Belajar Kemenristek pada 2015 ini agar dapat terus mengembangkan knowledge management di Bapeten. 

Semoga bermanfaat.

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar