Belajar dari Wirausahawan Sukses di Workshop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016
Seperti yang saya janjikan. Tulisan ini adalah hasil dari saya mengikuti acara workshop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 kemarin di gedung Graha Sabha Pramana, UGM. Semoga tulisan ini bisa menjadi pembelajaran buat saya pribadi dan teman-teman yang ingin terjun ke dunia wirausaha. Workshop ini mendatangkan 2 wirausahawan yang sukses berwirausaha dibidang kerajinan tangan dari bambu dan dunia otomotif. Untuk produk kerajinan dari bambu misalnya gelas. Sayangnya saya tidak memotret produknya. Gelas-gelas yang diproduksi ini konon katanya sudah banyak dipesan oleh cafe-cefe seluruh Indonesia bahkan ada yang dari luar negeri. Sedangkan untuk otomotif lebih spesifiknya ke jasa modifikasi motor. Biasanya pangsa pasarnya adalalah para kaum adam.
Jika diamati dari keduanya, kesuksesaan dari 2 wirausahawan tersebut memang memliki perjalanan yang cukup panjang. Nah, dalam tulisan ini, saya mencoba menyarikan secara umum kiat-kiat keberhasilan mereka hingga menjadi wirausahawan dibidang industri kreatif. Setidaknya ada lima hal penting yang saya tangkap dari hasil workshop tersebut. Berikut uraianya:
Keputusan yang tepat dan pantang menyerah
Sebut saja mas Andi, seorang wirausahawan dibidang otomotif modifikasi motor ini mengaku sebelum bergelut di usaha tersebut, banyak menjalankan usaha lainya yang berujung pada kebangkrutan. Sejak menjadi mahasiswa dia sudah membuka usaha dengan berdagang. Entah sudah berapa kali dia mengalami kegagalan hingga akhirnya dia bekerja diperusahaan Micrsosoft. Selama bekerja di perusahaan besar tersebut, dia mengumpulkan uang sebagai modal usahanya kelak. Setelah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut, lantas ia memilih resign dan ingin berwirausaha kembali. Dengan keyakinanya itu, akhirnya ia memutuskan untuk keluar walaupun ditentang banyak keluarganya terutama orang tua. Rupanya mas Andi ini seorang yang pantang menyerah. Terbukti dengan keputusannya untuk resign, kini dia menjadi seorang wirausaha sukses dibidang otomotif. Memilih keputusan yang tepat ini tidak hanya ia lakukan ketika resign saja melainkan ketika ada tawaran beasiswa untuk kuliah keluar negeri, ia menolaknya dan fokus di dunia wirausahanya. Bahkan, sekarang ia menjadi pengajar di kampus almamaternya untuk mata kuliah kewirausahaan.
Lain mas Andi, lain lagi bagi mas Hari bebek yang bergelut dibidang kerajinan tangan dari bambu. Pada awalnya dia hanya mengikuti seorang dosen untuk melakukan berbagai penelitian. Selama mengikuti dosen ini, penelitian yang dilakukannya menyangkut kerajinan tangan di UKM-UKM. Hasil penelitian itu biasanya hanya menjadi paper yang jarang sekali diimplementasikan ke dalam dunia nyata. Berawal dari situ, mas Hari Bebek mulai berpikir untuk mengimplementasikan hasil paper tersebut ke dalam dunia bisnis. Ia fokuskan produknya terbuat dari bambu misalnya seperti gelas. Tentu tidak semudah itu bisnis kerajinan tangan dari bambunya bisa diterima pasar. Perlu waktu dan konstensi untuk terus bisa survvive.
Optimis di industri pasar kreatif
Dua wirausahawan sukses tersebut, sama-sama memiliki sifat optimisme terhadap industri pasar kreatif di masa yang akan datang. Inilah yang menjadi dasar bagi para wirausahawan yang selalu memandangkedepan itu penuh dengan jalan menuju kesuksesan. Industri kreatif adalah industri yang mempunyai prospek bagus bagi orang-orang Indonesia sendiri bahkan untuk pasar luar negeri.
Utamakan kualitas
Industri kreatif adalah selalu mengutamakan produk yang berkualitas. Biasanya tidak diproduksi masal. Akan tetapi, secara terbatas dan seringkali berdasarkan pesanan. Kendati dalam proses pengerjaanya agak sedikit lama, namun jika produk yang dibuatnya berkualitas, biasanya konsumen akan merasa puas. Mas Hari Bebek sendiri memberikan tips, ada tiga pegangan yang harus diperhatikan bagi yang ingin sukses di industri kreatif. Pertama, waktu pengerjaan yang tepat. Kedua, kualitas bagus, dan ketiga, keramah-tamahan dalam menghadapi pelanggan.
Tawarkan produk yang berbeda
Salah satu unggulan ketika ada teman-teman yang mau terjun di industri kreatif adalah dengan cara menawarkan produk yang berbeda dari pasaran. Artinya produk tersebut diharapakan menjadi daya tarik tersendiri terhadap para konsumen. Produk-produk yang sudah terbiasa dipasaran agak sulit untuk bersaing karena jumlahnya sudah banyak. Akan berbeda dengan produk yang lebih berbeda dan unik. Kita bisa mengambil celah itu.
Gunakan kemajuan teknologi sebagai sarana promosi
Kemajuan teknologi dewasa ini bisa digunakan sebagai sarana dalam memasarkan produk industri kreatif. Misalnya dengan membuat toko online sendiri atau melalui pasar market place seperti tokopedia dan bukalapak. Kemudian media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainya. Era teknologi ini adalah sebuah jalan yang memudahkan untuk menjangkau calon konsumen dari luar negeri. Bahkan mas Andi menyarankan untuk tidak pelit dalam berpromosi misalnya dengan menggunakan facebook ads yang sudah tersegmentasi terhadap pasar yang dibidik.
Nah, itulah beberapa poin penting yang saya sarikan dari mengikuti acara workhsop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 kemarin. Tentu saja, masih banyak pelajaran penting dan berharga lainya yang tidak saya tuliskan lebih detail di blog ini. Namun demikian, dari sedikit ini semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang tidak bisa hadir di acara tersebut.Ya minimal, buat saya pribadi de (he..2).
Salam,
Pustakawan Blogger
Jika diamati dari keduanya, kesuksesaan dari 2 wirausahawan tersebut memang memliki perjalanan yang cukup panjang. Nah, dalam tulisan ini, saya mencoba menyarikan secara umum kiat-kiat keberhasilan mereka hingga menjadi wirausahawan dibidang industri kreatif. Setidaknya ada lima hal penting yang saya tangkap dari hasil workshop tersebut. Berikut uraianya:
Keputusan yang tepat dan pantang menyerah
Sebut saja mas Andi, seorang wirausahawan dibidang otomotif modifikasi motor ini mengaku sebelum bergelut di usaha tersebut, banyak menjalankan usaha lainya yang berujung pada kebangkrutan. Sejak menjadi mahasiswa dia sudah membuka usaha dengan berdagang. Entah sudah berapa kali dia mengalami kegagalan hingga akhirnya dia bekerja diperusahaan Micrsosoft. Selama bekerja di perusahaan besar tersebut, dia mengumpulkan uang sebagai modal usahanya kelak. Setelah cukup lama bekerja di perusahaan tersebut, lantas ia memilih resign dan ingin berwirausaha kembali. Dengan keyakinanya itu, akhirnya ia memutuskan untuk keluar walaupun ditentang banyak keluarganya terutama orang tua. Rupanya mas Andi ini seorang yang pantang menyerah. Terbukti dengan keputusannya untuk resign, kini dia menjadi seorang wirausaha sukses dibidang otomotif. Memilih keputusan yang tepat ini tidak hanya ia lakukan ketika resign saja melainkan ketika ada tawaran beasiswa untuk kuliah keluar negeri, ia menolaknya dan fokus di dunia wirausahanya. Bahkan, sekarang ia menjadi pengajar di kampus almamaternya untuk mata kuliah kewirausahaan.
Lain mas Andi, lain lagi bagi mas Hari bebek yang bergelut dibidang kerajinan tangan dari bambu. Pada awalnya dia hanya mengikuti seorang dosen untuk melakukan berbagai penelitian. Selama mengikuti dosen ini, penelitian yang dilakukannya menyangkut kerajinan tangan di UKM-UKM. Hasil penelitian itu biasanya hanya menjadi paper yang jarang sekali diimplementasikan ke dalam dunia nyata. Berawal dari situ, mas Hari Bebek mulai berpikir untuk mengimplementasikan hasil paper tersebut ke dalam dunia bisnis. Ia fokuskan produknya terbuat dari bambu misalnya seperti gelas. Tentu tidak semudah itu bisnis kerajinan tangan dari bambunya bisa diterima pasar. Perlu waktu dan konstensi untuk terus bisa survvive.
Optimis di industri pasar kreatif
Dua wirausahawan sukses tersebut, sama-sama memiliki sifat optimisme terhadap industri pasar kreatif di masa yang akan datang. Inilah yang menjadi dasar bagi para wirausahawan yang selalu memandangkedepan itu penuh dengan jalan menuju kesuksesan. Industri kreatif adalah industri yang mempunyai prospek bagus bagi orang-orang Indonesia sendiri bahkan untuk pasar luar negeri.
Utamakan kualitas
Industri kreatif adalah selalu mengutamakan produk yang berkualitas. Biasanya tidak diproduksi masal. Akan tetapi, secara terbatas dan seringkali berdasarkan pesanan. Kendati dalam proses pengerjaanya agak sedikit lama, namun jika produk yang dibuatnya berkualitas, biasanya konsumen akan merasa puas. Mas Hari Bebek sendiri memberikan tips, ada tiga pegangan yang harus diperhatikan bagi yang ingin sukses di industri kreatif. Pertama, waktu pengerjaan yang tepat. Kedua, kualitas bagus, dan ketiga, keramah-tamahan dalam menghadapi pelanggan.
Tawarkan produk yang berbeda
Salah satu unggulan ketika ada teman-teman yang mau terjun di industri kreatif adalah dengan cara menawarkan produk yang berbeda dari pasaran. Artinya produk tersebut diharapakan menjadi daya tarik tersendiri terhadap para konsumen. Produk-produk yang sudah terbiasa dipasaran agak sulit untuk bersaing karena jumlahnya sudah banyak. Akan berbeda dengan produk yang lebih berbeda dan unik. Kita bisa mengambil celah itu.
Gunakan kemajuan teknologi sebagai sarana promosi
Kemajuan teknologi dewasa ini bisa digunakan sebagai sarana dalam memasarkan produk industri kreatif. Misalnya dengan membuat toko online sendiri atau melalui pasar market place seperti tokopedia dan bukalapak. Kemudian media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lainya. Era teknologi ini adalah sebuah jalan yang memudahkan untuk menjangkau calon konsumen dari luar negeri. Bahkan mas Andi menyarankan untuk tidak pelit dalam berpromosi misalnya dengan menggunakan facebook ads yang sudah tersegmentasi terhadap pasar yang dibidik.
Nah, itulah beberapa poin penting yang saya sarikan dari mengikuti acara workhsop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 kemarin. Tentu saja, masih banyak pelajaran penting dan berharga lainya yang tidak saya tuliskan lebih detail di blog ini. Namun demikian, dari sedikit ini semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang tidak bisa hadir di acara tersebut.Ya minimal, buat saya pribadi de (he..2).
Salam,
Pustakawan Blogger
Posting Komentar untuk "Belajar dari Wirausahawan Sukses di Workshop Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 "