Ini Alasan Kenapa Masih Banyak Orang Tidak Melakukan Pembelian via Online

"Internet itu memberikan peluang besar kepada kita semua untuk berbisnis tanpa harus dengan modal besar" (Myu dalam Buku Motivasi Go Blog)
Sebagai pebisnis online, saya kira membaca buku profil pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun itu memang diperlukan. Mengapa demikian? Karena sebagai bahan pertimbangan sekaligus evaluasi ketika terjun di bisnis online. Buku profil internet Indonesia biasanya diterbitkan oleh Puskakom UI atau sering disebut Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII). Buku ini sangat penting karena banyak berisi statistik yang didasarkan pada hasil riset. Misalnya saja kita bisa mengetahui jumlah penetrasi pengguna internet Indonesia dari tahun ke tahun. Kemudian persebaran demografis pengguna internet di Indonesia, perangkat yang digunakan ketika mengakses internet dan masih banyak yang lainya. Buku profil pengguna internet di Indonesia tahun 2015 ini belum terbit. Akan tetapi bagi teman-teman yang penasaran bisa membaca yang tahun 2014. Salah satu informasi penting bagi saya sendiri yang memiliki toko online adalah terkait informasi mengenai alasan kenapa masih banyak orang yang tidak melakukan pembelian via online. Di dalam buku profil 2014 ini, tepatnya pada bab VI tentang pelaku belanja online. Disana kita bisa melihat beberapa alasan-alasan tersebut. Dikatakan bahwa sebanyak 72,7% pengguna internet menyatakan belum pernah melakukan belanja online. Faktor utamanya adalah bisa dilihat pada gambar berikut ini:
Ini Alasan Kenapa Konsumen Tidak Melakukan Pembelian via Online
(APJII & Puskakom UI, 2015:43)

Alasan Terbesar Tidak Membeli Online
Sekarang silahkan perhatikan faktor-faktor terbesar kenapa masih banyak orang dalam hal ini calon konsumen tidak melakukan pembelian via online. Faktor-faktor tersebut nantinya digunakan sebagai pertimbangan yang perlu diperhatikan ketika berbisnis online. Kita bisa melihat dalam gambar diatas, faktor terbesar adalah karena prosesnya lama hingga mencapai 59,5%. Ini artinya ketika kita mempunyai toko online, maka dalam pengiriman barang / produk harus bisa dilakukan secepat mungkin. Jika terjadi gangguan, maka setidaknya harus ada pemberitahuan kepada konsumen dan permohonan maaf. Faktor kedua adalah barang tidak sama dengan gambar hingga mencapai 38%. Apa yang harus dilakukan? Maka usahakan foto-foto yang ditampilkan di toko online adalah sesuai dengan barang / produk aslinya. Deskripsi juga harus di tulis sedetail mungkin. Untuk alasan yang ketiga, menyuruh orang dekat hingga 32,3%. Saya rasa ini juga perlu diperhatikan karena menyangkut kepercayaan terhadap calon konsumen terutama ketika layanan dirasakan puas, maka ada feedback postif terhadap toko online kita. Faktor keempat adalah tidak sesuai keinginan hingga mencapai 28,2 %. Artinya ini merupakan peluang bagi pebisnis online untuk terus berinovasi dalam mengembangkan dan menawarkan produk baru berdasarkan keinginan konsumen. Tentu ini diperlukan kemampuan analisis dalam melihat pasar. Faktor kelima dikarenakan tidak tahu caranya hingga mencapai 25,6%. Satu hal yang bisa dilakukan oleh pebisnis online adalah dengan memberikan tulisan-tulisan yang mudah dipahami terkait dengan cara melakukan belanja online. Sehingga diharapkan konsumen dapat memahami ketika tertarik ingin melakukan pembelian online. Dalam dunia perpustakaan, salah satu yang menyangkut tentang hal tersebut adalah literasi digital (baca: definisi, manfaat dan elemen penting literasi digital). Faktor kelima karena belanja online dianggap tidak praktis hingga mencapai 24,6 %. Ini juga bisa disiasati dengan memberikan pengetahuan baru melalui sebuah tulisan kepada calon konsumen bahwa sebenarnya dalam beberapa kasus belanja online itu bisa lebih bersifat praktis dibanding offline. Ini hanya persoalan waktu dan ketidaktahuan saja.

Alasan Lainya
Adapun faktor-faktor lainya dapat dilihat pada gambar diatas dan teman-teman para pebisnis online bisa mencari solusi apa yang bisa dilakukan dari bebarapa faktor-faktor diatas tersebut. Misalnya faktor lainya kenapa konsumen tidak mau membeli online karena beralasan harganya yang tidak bisa ditawar. Presentasenya hingga mencapai 11,8%. Ini bisa mencari alternatif solusi dengan memberikan diskon dengan persyaratan pembelain tertentu. Harapannya tentu saja solusi-solusi yang ditawarkan dapat berimplikasi terhadap minat calon konsumen baru untuk berbelanja di toko online yang sedang kita kelola.

Satu hal yang perlu diperhatikan lagi adalah ketika dalam berbisnis online, pada prinsipnya kepercayaan dan komunikasi yang terbuka adalah kuncinya. Artinya para pebisnis online harus memberikan respon secepat mungkin ketika ada setiap calon konsumen yang bertanya kendati pada akhirnya tidak terjadi transaksi. Tidak perlu dimasukan ke hati jika hal itu terjadi, toh kata orang tua bilang: "klo uda rejeki itu, pasti gak kemana-mana". Bagaimana menurut teman-teman?

Sekarang kita tunggu buku profil internet di Indonesia tahun 2015, apakah alasan orang tidak membeli via online sama dengan tahun 2014 atau bahkan berbeda?

Daftar Pustaka
Puskakom UI, APJII.2015. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Jakarta: APJII

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar