11 Hal Unik Tentang Kecintaan Bung Hatta Terhadap Buku

Muhammad Hatta adalah Wakil Presiden pertama RI yang terkenal dengan kecintaanya terhadap buku. Ia seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang gigih. Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat tahun 1902. Bung Hatta, begitulah panggilan populernya yang juga dikenal sebagai bapak koperasi. Beliau meninggal umur 77 tahun di Jakarta dengan mewariskan banyak buku. Bersama Soekarno namanya juga dikenang sebagai nama Bandar udara internasional yakni, Bandar Udara Soekarno-Hatta. Untuk mengenang jasanya dan menyelamatkan koleksi Bung Hatta maka, didirikanlah Perpustakaan Proklamator Bung Hatta (PPBH) yang ada dikota kelahirannya. Perpustakaan tersebut diresmikan pada tanggal 21 September 2006 lalu oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Bung Hatta adalah sosok relegius yang tak terpisahkan dengan buku. Berikut 11 hal unik yang saya kumpulkan dari berbagai sumber tentang kecintaan Bung Hatta terhadap buku dan aktivitas membacanya.
Bung Hatta
1. Umur 17 Sudah Mengoleksi Buku
Bung hatta lahir sekitar tahun 1902. Beliau telah mengoleksi buku sekitar tahun 1919 saat Sekolah Dagang di Batavia. Ini artinya beliau telah mengoleksi buku saat umur 17 tahun. Sungguh luar biasa. Bagaimana dengan remaja kita sekarang?

2. Menguasai Banyak Bahasa
Koleksi buku Bung Hatta banyak berbahasa asing seperti Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Oleh karena itu, Bung Hatta menguasai empat bahasa tersebut. Hal ini diungkapkan oleh anak tertuanya, Meutia Hatta.

3. Buku Beli Sendiri dan Hadiah
Koleksi buku-buku Bung Hatta terbagi menjadi dua. Sebagian adalah hasil pembelian sendiri dan ada juga dari hadiah dari seorang teman atau kolega. Menurut Meutia, banyak teman-teman ayahnya yang memberi buku ke beliau karena tahu Bung Hatta adalah seorang pecinta buku.

4. Seorang Bibiliofil Bukan Bibiliomania
Bung Hatta banyak membeli buku dari uang sendiri. Buku yang dibelinya ia bacanya semua. Oleh karena itu ia adalah seorang bibliofil yakni seseorang yang mengkoleksi buku sekaligus memahami isi buku yang dikoleksinya. Sangat jelas Bung Hatta bukanlah seorang Bibliomania atau dalam bahasa Jepang disebut  tsundoku yaitu seseorang yang mengkoleksi buku tanpa membacanya.

5.Rapi dan Teliti
Saking cintanya kepada buku, Bung Hatta pandai sekali memelihara koleksi buku-bukunya. Jajaran buku di rak-rak begitu tersusun rapi, tidak boleh ada yang terbalik. Lemari bukupun harus bersih. Selain itu, koleksi bukunya mulus, tanpa coretan atau lipatan. Hal tersebut bukan karena tidak dibaca, melainkan Bung Hatta orang yang benar-benar teliti dan hati-hati. Disisi lain Bung Hatta tidak pernah mencoret buku kecuali untuk membubuhkan tanda tangan.

6. Disiplin Membaca
Kedisplinan Bung Hatta juga ditorehkan dalam cara membacanya. Misalnya ia akan membaca hanya pada posisi duduk dengan lampu terang secukupnya. Dalam sehari menghabiskan waktu membaca dan menulis sekitar 6-8 jam. Dalam metode mambaca Bung Hatta membaginya menjadi dua bagian. Jika buku-buku yang berat dan bertema pelajaran, maka ia akan dibaca pada malam hari. Sedangkan jika buku ringan seperti roman dan lainya, maka akan dibaca sekitar pukul empat atau setengah lima sore.

7. Mas Kawin Buku 
Bung Hatta memang tokoh pejuang unik. Ketika menikahi istrinya Rahmi Rachim, mas kawinnya adalah sebuah buku. Tentu saja ibu sang calon istri merasa aneh. Ini sebagai bukti bahwa beliau sangat cinta ilmu pengetahuan dibanding harta lainya yang direfleksikan kepada calon istrinya. Bahkan dalam sebuah lelucon dikatakan bahwa Rahmi Rachim itu sebenarnya istri keduanya. Siapakah istri pertamanya? Yaitu tak lain adalah buku.

8. Ketika Meminjam Buku
Banyak teman-teman dari Bung Hatta yang meminjam koleksi buku beliau. Ada dua kebiasaan Bung Hatta yang harus diperhatikan ketika meminjam kepadanya. Pertama, sang peminjam ketika mengembalikan akan ditanya apakah sudah memahami isi buku yang dibacanya? Jika belum, maka harus dibawa pulang lagi dan disuruh baca kembali. Jika sudah, maka sang peminjam harus menceritakannya kepada Bung Hatta. Kedua, apabila peminjam  mengembalikan buku dalam keadaan kotor atau rusak maka, sang peminjam dihukum tidak boleh meminjam kembali selama satu bulan.

Kecintaan Bung Hatta terhadap buku juga pernah dikhewatirkannya kepada tiga putrinya sehingga beliau pernah akan menjual bukunya karena takut tidak ada yang merawat sepeninggalan beliau kelak. Namun, ketiga putrinya menolak. Meutia merasa sayang jika koleksi bapaknya dijual mengingat beliau sangat mencintai koleksi bukunya seperti anak-anaknya sendiri.

9. Terbit 42 Buku
Menurut Sri-Edi Swasono, hingga tahun 1972 Bung Hatta telah menulis 42 buah buku. Belum tulisan-tulisan lainya yang tersebar dalam surat kabar, brosur, majalah. Tentu jika dikumpulkan maka akan semakin banyak tulisan-tulisan karya beliau yang hebat.

10. Enam Belas (16) Peti Buku Dibawa
Ada dua kejadian yang menarik dan perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia terkait cintanya Bung Hatta terhadap buku. Ketika pulang ke Indonesia dari Belanda, Bung Hatta membawa serta 16 peti buku dan konon kabarnya diperlukan waktu 3 hari untuk menyusunnya kembali ke dalam almari baru di rumah Ma’ Etek Ayub di Jakarta. Kemudian, ketika diasingkan pemerintah kolonial Belanda di  Banda Neira Maluku dan Boven Digoel, juga membawa 16 peti bukunya. Sehingga ada banyak waktu untuk membaca dan menulis.

11. Tema Buku Yang Disenangi
Bung Hatta menyukai sekali buku bertema ekonomi. Selain itu buku-buku bertema kajian Islam, hukum, hubungan internasional, sejarah, biografi, dan sosial. Jumlah buku berkisar 10 ribu judul dengan buku tertua tahun 1800. Untuk buku non pelajaran yang membuat Bung Hatta terkesan dan semakin kecanduan membaca adalah buku berjudul Het Jaar 2000 yang ditulis oleh Bellamy dan dibaca dalam waktu sehari. Kemudian buku De Socialisten yang ditulis H. P. Quack sebanyak 6 Jilid. Buku tersebut membahas tentang sejarah Sosialisme sejak zaman Yunani. Karena berat dan berjilid-jilid Bung Hatta membacanya hingga tamat sekitar satu tahun. Ada juga buku berjudul De Staathuishoudkunde karya N. G. Pierson yang membahas perihal teori-teori ekonomi. Buku lainya misalnya tentang Mahatma Gandhi, buku khusus tentang Indonesia, Matahari Terbit karya Buya Hamka.

Kisah 11 hal unik tentang kecintaan Bung Hatta terhadap buku diatas adalah penyemangat buat generasi muda bangsa kita sekarang yang notabene masih jauh dalam melakukan aktivitas membaca. Terlebih untuk sekarang, godaan membaca buku secara tuntas akan kalah dengan kehadiran media elektronik lainya yang lebih menarik.

Referensi
Wikipedia
bandungmagazine.com
BBC Indonesia

Salam blogger pustakawan
Meutia Hatta
Meutia Hatta

Komentar

katamahdi mengatakan…
Great bung. Makasih banyak. Ini fakta yg sangat2 jarang di ungkap ke publik.
Salam. Book Blogger bung. www.katamahdi.com
Murad Maulana mengatakan…
ya mas fadhil. salam kenal

Murad