Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Sebagai pustakawan yang bergelut dalam bidang nuklir, sepatutnya saya harus memberikan informasi kepada masyarakat tentang sebuah buku yang menurut saya ini penting. Buku sederhana ini sangat berkaitan erat dengan pengetahuan pembangkit listrik yang saat ini masih banyak terjadi pro dan kontra di tengah -tengah masyarakat Indonesia. Mengapa ini terjadi? mungkin salah satunya adalah karena kurang pengetahuan kita akan hal itu selain dari faktor-faktor lainya seperti pengalaman yang terjadi pada perisitwa reaktor nuklir di Chernobyl, Rusia pada tahun 1986 atau kerusakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang karena gempa dan masih banyak kasus lainya sehingga menjadikan masyarakat Indonesia antipati terhadap pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Namun demikian, dalam jajak pendapat yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional Batan dan PT Iconesia Solusi Prioritas yang melibatkan empat ribu responden dari 34 provinsi dengan usia responden diatas 15 tahun menunjukan bahwa 60,4 persen masyarakat Indonesia setuju pengembangan Iptek nuklir di bidang energi atau pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Okezone, 28/11/2013).
Program rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia sendiri mengalami perjalanan yang begitu panjang. Teman-teman bisa baca sendiri tentang sejarah rencana pembangunannya disini. Berita terakhir yang saya dapatkan pada tahun 2016 direncanakan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Pulau Bangka. Sedangkan pembangunan PLTN Muria di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menurut Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta bahwa pemerintah tidak lagi tertarik menggarap PLTN di sana karena masalahnya rumit (Kompas, 23/04/2012). Sampai-sampai dalam pembangunan PLTN di Gunung Muria terjadi pro dan kontra utamanya oleh para pegiat lingkungan hidup hingga ormas Islam Nadhlatul Ulama (NU) yang didukung oleh kalangan masyarakat di wilayah sekitar Muria mengharamkan pembangunan reaktor tersebut (BBC,14/03/2011).
Pro dan kontra tidak hanya terjadi pada level bawah masyarakat. Anggota Dewan Energi Nasional yang juga merupakan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D menyatakan bahwa Pembangunan PLTN merupakan pilihan, karena Indonesia mempunyai sumber energi lain yang lebih murah dan tidak beresiko tinggi dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia secara optimal. Potensi sumber daya energi baru yang berasal dari energi laut, biomassa dan surya sangat prospektif dan menjanjikan (BIN,16/10/2012).
Apapun itu, yang jelas pembangunan pembangkit tenaga nuklir (PLTN) adalah sebuah solusi yang dapat mengatasi krisis energi nasional. Hal ini pernah di ungkapkan oleh Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto, bahwa manfaat yang dihasilkan dari penggunaan nuklir lewat pembangunan PLTN antara lain untuk mendukung stabilitas pasokan energi listrik, mengurangi laju pengurasan energi fosil yang cadangannya sangat terbatas, dan mendukung pengurangan dampak akibat pemanasan global.
Disisi Lain, menurut akedemisi UI, Citra Wardhani yang mendukung dalam pembangunan PLTN mengatakan bahwa "Program sosialiasi pembangunan PLTN terasa pincang. Selama ini aspek teknologi dan keselamatan pemanfaatan energi nuklir lebih dikedepankan, sementara sosialisasi itu menyangkut manusia dan budayanya. Seharusnya lebih banyak dilakukan pendidikan terhadap masyarakat agar mereka paham tentang bahaya pemanfaatan energi nuklir" (tribunnews,4/09/2014).
Buku Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Terkait hal itu, salah satu buku Mengenal Pembangkit Tenaga Nuklir (PLTN) yang dikeluarkan oleh Kementrian Riset dan Teknologi adalah satu upaya untuk mensosialisasikan pemanfaatan PLTN khsususnya untuk para siswa SMA karena buku ini merupakan suplemen untuk sekolah menengah atas. Buku ini juga bisa dibaca oleh masyarakat umum yang ingin mengetahui seputar PLTN. Beberapa pokok bahasan yang dibahas seperti pengetahuan dasar iptek nuklir, manfaat radiasi, menjelaskan perbedaan bom nuklir dan reaktor nuklir. Kemudian PLTN dan komponenya, sistem keselamatan, limbah radioaktif dan kecelakaan nuklir. Silahkan bagi yang ingin mendownloadnya klik disini.
Keterangan Buku:
Namun demikian, dalam jajak pendapat yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional Batan dan PT Iconesia Solusi Prioritas yang melibatkan empat ribu responden dari 34 provinsi dengan usia responden diatas 15 tahun menunjukan bahwa 60,4 persen masyarakat Indonesia setuju pengembangan Iptek nuklir di bidang energi atau pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Okezone, 28/11/2013).
Program rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia sendiri mengalami perjalanan yang begitu panjang. Teman-teman bisa baca sendiri tentang sejarah rencana pembangunannya disini. Berita terakhir yang saya dapatkan pada tahun 2016 direncanakan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Pulau Bangka. Sedangkan pembangunan PLTN Muria di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menurut Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta bahwa pemerintah tidak lagi tertarik menggarap PLTN di sana karena masalahnya rumit (Kompas, 23/04/2012). Sampai-sampai dalam pembangunan PLTN di Gunung Muria terjadi pro dan kontra utamanya oleh para pegiat lingkungan hidup hingga ormas Islam Nadhlatul Ulama (NU) yang didukung oleh kalangan masyarakat di wilayah sekitar Muria mengharamkan pembangunan reaktor tersebut (BBC,14/03/2011).
Pro dan kontra tidak hanya terjadi pada level bawah masyarakat. Anggota Dewan Energi Nasional yang juga merupakan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D menyatakan bahwa Pembangunan PLTN merupakan pilihan, karena Indonesia mempunyai sumber energi lain yang lebih murah dan tidak beresiko tinggi dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia secara optimal. Potensi sumber daya energi baru yang berasal dari energi laut, biomassa dan surya sangat prospektif dan menjanjikan (BIN,16/10/2012).
Apapun itu, yang jelas pembangunan pembangkit tenaga nuklir (PLTN) adalah sebuah solusi yang dapat mengatasi krisis energi nasional. Hal ini pernah di ungkapkan oleh Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto, bahwa manfaat yang dihasilkan dari penggunaan nuklir lewat pembangunan PLTN antara lain untuk mendukung stabilitas pasokan energi listrik, mengurangi laju pengurasan energi fosil yang cadangannya sangat terbatas, dan mendukung pengurangan dampak akibat pemanasan global.
Disisi Lain, menurut akedemisi UI, Citra Wardhani yang mendukung dalam pembangunan PLTN mengatakan bahwa "Program sosialiasi pembangunan PLTN terasa pincang. Selama ini aspek teknologi dan keselamatan pemanfaatan energi nuklir lebih dikedepankan, sementara sosialisasi itu menyangkut manusia dan budayanya. Seharusnya lebih banyak dilakukan pendidikan terhadap masyarakat agar mereka paham tentang bahaya pemanfaatan energi nuklir" (tribunnews,4/09/2014).
Buku Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Terkait hal itu, salah satu buku Mengenal Pembangkit Tenaga Nuklir (PLTN) yang dikeluarkan oleh Kementrian Riset dan Teknologi adalah satu upaya untuk mensosialisasikan pemanfaatan PLTN khsususnya untuk para siswa SMA karena buku ini merupakan suplemen untuk sekolah menengah atas. Buku ini juga bisa dibaca oleh masyarakat umum yang ingin mengetahui seputar PLTN. Beberapa pokok bahasan yang dibahas seperti pengetahuan dasar iptek nuklir, manfaat radiasi, menjelaskan perbedaan bom nuklir dan reaktor nuklir. Kemudian PLTN dan komponenya, sistem keselamatan, limbah radioaktif dan kecelakaan nuklir. Silahkan bagi yang ingin mendownloadnya klik disini.
Keterangan Buku:
- Judul : Mengenal Pembangkit Tenaga Nuklir: Buku Suplemen Untuk Sekolah Menengah Atas
- Penyusun: Yoga Peryoga, Eko Madi P dan Alvini Pranoto
- Editor: Prof.Dr.Carunia M. Firdusy, MA.APU
- Penerbit: Kementrian Riset dan Teknologi
- Tahun Terbit: 2007
- Tempat Terbit: Jakarta
- ISBN: 978-979-630-047-1
Posting Komentar untuk "Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)"