Definisi, Manfaat dan Elemen Penting Literasi Digital

Tulisan ini sebenarnya tugas mata kuliahku Isu-Isu Kontemprorer Informasi. Kebetulan tugasnya adalah membuat makalah dan saya memilih topik tentang literasi digital. Judulnya definisi, manfaat dan elemen penting literasi digital. Berikut abstrak dan isinya. Bagi kawan-kawan yang ingin membaca atau mengunduh dalam format pdf silahkan download di akhir tulisan ini.

Abstrak 
Di setiap negara literasi digital memiliki definisi yang masih berbeda-beda karena menyangkut sistem kebijakan dan kemajuan teknologinya. Meskipun demikian, literasi digital pada umumnya memiliki konsep dasar yang sama yaitu kemampun dalam menggunakan dan memahami pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi misalnya dalam mendukung dunia pendidikan dan ekonomi. Literasi digital mempunyai banyak manfaat misalnya mampu menemukan informasi yang bernilai untuk membuat keputusan yang lebih baik. Disisi lain, jika merujuk pada elemen penting literasi digital, maka dalam literasi digital juga mencakup banyak kemampuan lainya misalnya bagaimana menjaga privasi dalam dunia online? Memahami dari segala jenis cybercrime seperti pencurian online lewat kartu kredit (carding), mengenal ciri-ciri situs palsu (phishing), penipuan via email, dan lain sebagainya.

Pendahuluan
Perkembangan jumlah data berformat digital di abad sekarang ini begitu menakjubkan. Ida Fajar Priyanto (2013) mengatakan bahwa setiap orang kini memiliki data yang luar biasa lebih banyak dibandingkan masyarakat kita sebelum beralih ke dunia digital. Josh James (2014) dalam Infographic berjudul Data Never Sleeps 2.0, bahwa di internet setiap menitnya ada pengguna Youtube mengupload 72 jam konten video baru, pengguna Facebook membagikan 2.460.000 potongan konten, pengguna Twitter membagikan 277.000 tweet, pengguna Instagram mengupload 216.000 foto dan pengguna Pinterest membagikan 3.472 gambar.

Sementara itu internetlivestats.com mencatat hingga pertengahan Juni tahun 2014 jumlah website di dunia sebanyak 2.925.249.355 laman. Jumlah tersebut sudah termasuk website yang tidak aktif namun hanya berupa laman parked domains. Sedangkan untuk dunia blog misalnya Wordpress dan Tumblr, menurut webpagefx.com bahwa ada 42.6 juta posting terbaru setiap bulannya, baik yang menggunakan self hosted maupun di hosted Wordpress itu sendiri. Kemudian ada 900 posting terbaru setiap detik di blog Tumblr. Kondisi itu belum ditambah dengan platform blog-blog lain misalnya seperti Blogger, Weebly, dan Livejournal. Dapat dibayangkan berapa banyaknya informasi yang tercipta dalam setiap menitnya itu.

Jumlah informasi yang tercipta di internet, baik dalam jenis numerik, teks, gambar, audio atau video adalah salah satu ciri bahwa di era ini setiap individu memiliki kebebasan untuk membuat sekaligus menyebarkan tanpa harus ada yang memeriksa ulang apakah informasi tersebut layak memenuhi kriteria atau tidak. Akibatnya, dari tahun ke tahun jumlah informasi yang ada di internet itu akan terus mengalami peningkatan tanpa terkontrol hingga menyebabkan kelebihan informasi (information overload). Seorang filsuf Perancis, Paul Virilio menyebut kelebihan informasi sebagai bom informasi yang akan berdampak pada dehumanisasi (Kloock, 1997 dalam Bernhard Jungwirth, 2002). Pada akhirnya kelebihan informasi tersebut akan menyebabkan kesulitan bagi setiap individu dalam mencari informasi yang benar-benar bernilai.

Melihat kondisi diatas, maka diperlukan kemampuan literasi digital bagi setiap individu agar dapat dengan mudah dalam mencari, menemukan, mengevaluasi, membuat, memanfaatkan hingga menyebarkan kembali informasi tersebut.

Definisi Literasi Digital
Penelitian khusus yang membahas tentang definisi literasi digital dapat kita temukan pada thesis dari Douglas Alan Jonathan Belshaw berjudul What is digital literacy? A Pragmatic Investigation. Dalam thesis doktoralnya mengulas secara lengkap tentang konsep pengertian literasi digital. Walaupun di setiap negara memiliki definisi literasi digital yang berbeda-beda karena menyangkut sistem kebijakan dan kemajuan teknologinya, akan tetapi pada dasarnya memiliki konsep dasar yang sama yaitu kemampun dalam menggunakan dan memahami pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi misalnya dalam mendukung dunia pendidikan dan ekonomi. 

Bisa dikatakan definisi tentang literasi digital masih dianggap belum final. Dalam artian masih terus akan ada pengembangan-pengembangan kedepannya. Definisi literasi digital itu bermacam-macam. Dalam hal ini dari definisi, istilah sering saling dipertukarkan; misalnya, 'melek', 'kelancaran' dan 'kompetensi' semua dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan untuk mengarahkan jalan melalui lingkungan digital dan informasi untuk menemukan, mengevaluasi, dan menerima atau menolak informasi (Fieldhouse & Nicholas, 2008 dalam Douglas Alan Jonathan Belshaw, 2011). Salah tokoh yang mempopulerkan istilah literasi digital adalah Paul Gilster yang menerbitkan bukunya pada tahun 1997 dengan judul Digital Literacy

Menurut Paul Gilster (2007) dikutip Seung-Hyun Lee (2014) literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam banyak format dari berbagai sumber ketika itu disajikan melalui komputer. Sedangkan menurut Deakin University’s Graduate Learning Outcome 3 (DU GLO3), literasi digital adalah pemanfaatan teknologi untuk menemukan, menggunakan dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital. Literasi digital juga di definisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menganalisis, menilai, mengatur dan mengevaluasi informasi dengan menggunakan teknologi digital. Ini artinya mengetahui tentang berbagai teknologi dan memahami bagaimana menggunakannya, serta memiliki kesadaran dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Literasi digital memberdayakan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, bekerja lebih efektif, dan peningkatan produktivitas seseorang, terutama dengan orang-orang yang memiliki keterampilan dan tingkat kemampuan yang sama (Martin, 2008 dalam Soheila Mohammadyari & Harminder Singh, 2015). 

Sementara itu Commmon Sense Media (2009) menyinggung bahwa literasi digital itu mencakup tiga kemampuan yaitu kompetensi pemanfaatan teknologi, memaknai dan memahami konten digital serta menilai kredibilitasnya juga bagaimana membuat, meneliti dan mengkomunikasikan dengan alat yang tepat. 

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam literasi digital itu bukan hanya sekedar kemampuan mencari, menggunakan dan menyebarkan informasi akan tetapi, diperlukan kemampuan dalam membuat informasi dan evaluasi kritis, ketepatan aplikasi yang digunakan dan pemahaman mendalam dari isi informasi yang terkandung dalam konten digital tersebut. Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukannya karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat.

Manfaat Literasi Digital
Literasi digital memiliki manfaat yang penting bagi setiap individu bahkan dalam beberapa kasus literasi digital dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Survey yang pernah dilakukan BCS, The Chartered Institute for IT menunjukan 90% pemilik perusahaan itu menganggap bahwa literasi digital bagi karyawan itu sangat bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan karena saat ini hampir semua pekerjaan bergantung beberapa aspek teknologi. 

Menurut Brian Wright (2015) dalam infographics yang berjudul Top 10 Benefits of Digital Literacy: Why You Should Care About Technology, bahwa ada 10 manfaat penting dari adanya literasi digital yaitu menghemat waktu, belajar lebih cepat, menghemat uang, membuat lebih aman, senantiasa memperoleh informasi terkini, selalu terhubung, membuat keputusan yang lebih baik, dapat membuat anda bekerja, membuat lebih bahagia, dan dapat mempengaruhi dunia. 
Top 10 Benefits of Digital Literacy: Why You Should Care About Technology - Brian Wright (2015)
1.Menghemat waktu
Seorang pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan tugas dari guru atau dosennya, maka ia akan mengetahui sumber-sumber informasi terpercaya yang dapat dijadikan referensi untuk keperluan tugasnya. Waktu akan lebih berharga karena dalam usaha pencarian dan menemukan informasi itu menjadi lebih mudah. Dalam beberapa kasus pelayanan online juga akan menghemat waktu yang digunakan karena tidak harus mengunjungi langsung ke tempat layanannya. 

2.Belajar lebih cepat
Pada kasus ini misalnya seorang pelajar yang harus mencari definisi atau istilah kata-kata penting misalnya di glosarium. Dibandingkan dengan mencari referensi yang berbentuk cetak, maka akan lebih cepat dengan memanfaatkan sebuah aplikasi khusus glosarium yang berisi istilah-istilah penting. 

3.Menghemat uang
Saat ini banyak aplikasi khusus yang berisi tentang perbandingan diskon sebuah produk. Bagi seseorang yang bisa memanfaatkan aplikasi tersebut, maka ini bisa menghemat pengeluaran ketika akan melakukan pembelian online di internet.

4.Membuat lebih aman
Sumber informasi yang tersedia dan bernilai di internet jumlahnya sangat banyak. Ini bisa menjadi referensi ketika mengetahui dengan tepat sesuai kebutuhannya. Sebagai contoh ketika seseorang akan pergi ke luar negeri, maka akan merasa aman apabila membaca berbagai macam informasi khusus tentang negara yang akan dikunjungi itu.

5.Selalu memperoleh informasi terkini
Kehadiran apps terpercaya akan membuat seseorang akan selalu memperoleh informasi baru. 

6.Selalu terhubung
Mampu menggunakan beberapa aplikasi yang dikhususkan untuk proses komunikasi, maka akan membuat orang akan selalu terhubung. Dalam hal-hal yang bersifat penting dan mendesak, maka ini akan memberikan manfaat tersendiri. 

7.Membuat keputusan yang lebih baik
Literasi digital membuat indvidu dapat membuat keputusan yang lebih baik karena ia memungkinkan mampu untuk mencari informasi, mempelajari, menganalisis dan membandingkannya kapan saja. Jika Individu mampu membuat keputusan hingga bertindak, maka sebenarnya ia telah memperoleh informasi yang bernilai. Ida Fajar Priyanto (2013) mengatakan secara umum, informasi dipandang bernilai jika informasi tersebut mempengaruhi penerima untuk membuat keputusan untuk bertindak.

8.Dapat membuat anda bekerja
Kebanyakan pekerjaan saat ini membutuhkan beberapa bentuk keterampilan komputer. Dengan literasi digital, maka ini dapat membantu pekerjaan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer misalnya penggunaan Microsoft Word, Power Point atau bahkan aplikasi manajemen dokumen ilmiah seperti Mendelay dan Zetero.

9.Membuat lebih bahagia
Dalam pandangan Brian Wright, di internet banyak sekali berisi konten-konten seperti gambar atau video yang bersifat menghibur. Oleh karenanya, dengan mengaksesnya bisa berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang. 

10.Mempengaruhi dunia
Di internet tersedia tulisan-tulisan yang dapat mempengaruhi pemikiran para pembacanya. Dengan penyebaran tulisan melalui media yang tepat akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan perubahan dinamika kehidupan sosial. Dalam lingkup yang lebih makro, sumbangsih pemikiran seseorang yang tersebar melalui internet itu merupakan bentuk manifestasi yang dapat mempengaruhi kehidupan dunia yang lebih baik pada masa yang akan datang. 

Elemen Penting Literasi Digital
Elemen penting literasi digital adalah menyangkut kemampuan apa saja yang harus dikuasai dalam pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi. Steve Wheeler (2012) dalam tulisannya yang berjudul Digital Literacies For Engagement In Emerging Online Cultures, mengidentifikasi ada sembilan elemen penting dalam dunia litersi digital seperti social networking, transliteracy, maintaining privacy, managing identity, creating content, organising and sharing content, reusing/repurposing content, filtering and selecting content, serta self broadcasting. 
Sembilan elemen literasi digital menurut Steve Wheeler (2012), Diagram oleh Paul, M. (2013)-primaryblog
Sembilan elemen literasi digital menurut Steve Wheeler (2012)
1.Social Networking
Kehadiran situs jejaring sosial adalah salah satu contoh yang ada dalam social networking atau kehidupan sosial online. Kini tiap individu yang terlibat dalam kehidupan sosial online akan selalu dihadapkan adanya layanan tersebut. Seseorang yang memiliki smartphone dapat dipastikan memiliki banyak akun jejaring sosial misalnya Facebook, Twitter, Linkedin, Path, Instagram, Pinterest, ataupun Google+. Memanfaatkan layanan situs jejaring sosial perlu selektif dan kehati-hatian. Pengetahuan pemetaan penggunaan situs jejaring sosial berdasarkan fungsinya tentu akan lebih baik. Sebagai contoh mereka yang bergelut dalam dunia akademik bisa memanfaatkan Linkedln yang  bisa mendukung hubungan antar peneliti di dunia. Keterampilan memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan setiap situs jejaring sosialpun berbeda. Untuk itu, perlu mengetahui sekaligus menguasai fungsi-fungsi dasar dari setiap fitur yang ada. Disisi lain etika pemanfaatan situs jejaring sosial juga tidak luput dari perhatian. Literasi digital memberikan jalan bagaimana seharusnya berjejaring sosial yang baik itu. 

2.Transliteracy
Transliteracy diartikan sebagai kemampuan memanfaatkan segala platform yang berbeda khususnya untuk membuat konten, mengumpulkan, membagikan hingga mengkomunikasikan melalui berbagai media sosial, grup diskusi, smartphone dan berbagai layanan online yang tersedia. 

3.Maintaining Privacy
Hal penting dalam literasi digital adalah tentang maintaining privacy atau menjaga privasi dalam dunia online. Memahami dari segala jenis cybercrime seperti pencurian online lewat kartu kredit (carding), mengenal ciri-ciri situs palsu (phishing), penipuan via email dan lain sebagainya. Menampilkan identitas online hanya seperlunya saja untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di inginkan. 

4.Managing Digital Identity
Managing digital identity berkaitan dengan bagaimana cara menggunakan identitas yang tepat diberbagai jaringan sosial dan platform lainya. 

5.Creating Content
Creating content atau berkaitan dengan suatu ketrampilan tentang bagaimana caranya membuat konten di berbagai aplikasi online dan platform misalnya di PowToon, Prezi, blog, forum, dan wikis. Selain itu mencakup kemampuan menggunakan berbagai platform e-learning. 

6.Organising and Sharing Content
Organising and sharing content adalah mengatur dan berbagi konten informasi agar lebih mudah tersebarkan. Misalnya pada pemanfaatan situs social bookmarking memudahkan penyebaran informasi yang bisa diakses oleh banyak pengguna di internet. 

7.Reusing/repurposing Content
Mampu bagaimana membuat konten dari berbagai jenis informasi yang tersedia hingga menghasilkan konten baru dan dapat dipergunakan kembali untuk berbagai kebutuhan. Misalnya seorang guru yang membuat konten tentang mata pelajaran tertentu dengan lisensi creative common. Kemudian konten tersebut di unggah di website Slideshare sehingga akan banyak yang mengunduhnya. Lalu konten tersebut bisa digunakan oleh orang lain yang membutuhkan dengan menambahkan informasi atau pengetahuan baru agar lebih lengkap sesuai kebutuhannya.

8.Filtering and Selecting Content
Kemampuan mencari, menyaring dan memilih informasi dengan tepat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan misalnya lewat berbagai mesin pencari di internet. 

9.Self Broadcasting
Self broadcasting bertujuan untuk membagikan ide-ide menarik atau gagasan pribadi dan konten multimedia misalnya melalui blog, forum atau wikis.  Hal tersebut adalah bentuk partisipasi dalam masyarakat sosial online. 

Jika Steve Wheeler membagi sembilan elemen penting literasi digital, maka menurut Beetham, Littlejohn dan McGill (2009) dikutip Sarah Davies (2015), bahwa ada tujuh elemen penting terkait literasi digital yaitu information literacy, digital scholarship, learning skills, ICT literacy, career and identy management, communication and collaboration, media literacy. 
Tujuh elemen literasi digital menurut Beetham, Littlejohn dan McGill (2009)
Tujuh elemen literasi digital menurut Beetham, Littlejohn dan McGill (2009)
Information literacy menyangkut kemampuan bagaimana menemukan, menafsirkan, mengevaluasi, mengelola, hingga membagikan informasinya. Digital scholarship mencakup partisipasi aktif dalam kegiatan akademik misalnya pada praktek penelitian. Learning skills meliputi belajar secara efektif semua teknologi yang memiliki fitur-fitur lengkap untuk kegaitan proses belajar mengajar baik formal maupun informal. ICT literacy atau disebut literasi teknologi informasi dan komunikasi yang fokus pada bagaimana mengadopsi, menyesuaikan dan menggunakan perangkat digital baik aplikasi dan layananya. Career and identy management tentang bagaimana mengelola identitas online. Sedangkan untuk communication and collaboration meliputi partisipasi aktif dalam jaringan digital untuk pembelajaran dan penelitian. Media literacy atau literasi media mencakup kemampuan kritis membaca dan kreatif komunikasi akademik dan profesional dalam berbagai media. 

Penutup
Begitu pentingnya literasi digital di era ini mengingat data dan informasi akan terus bertambah tanpa terkontrol. Jika tiap individu tidak membekali diri dengan kemampun literasi digital, maka akan semakin sulit untuk mencari informasi yang benar-benar bernilai. Salah satu fungsi mendapatkan informasi bernilai adalah agar cepat mengambil keputusan yang baik hingga akhirnya dapat bertindak. Mendapatkan informasi yang bernilai merupakan salah satu manfaat dari literasi digital. 

Disisi lain, literasi digital bukan hanya menyangkut tentang kemampuan dalam mencari, menemukan, mengevaluasi, membuat, memanfaatkan hingga menyebarkan kembali informasi tersebut. Namun demikian, jika melihat pada elemen literasi digital dari Steve Wheeler, Beetham, Littlejohn dan McGill, maka literasi digital mencakup banyak kemampuan lainya yang harus dimiliki misalnya bagaimana menjaga privasi dalam dunia online? Memahami dari segala jenis cybercrime seperti pencurian online lewat kartu kredit (carding), mengenal ciri-ciri situs palsu (phishing), dan penipuan via email. Bahkan dalam konsep yang lebih luas, literasi digital juga pada hakikatnya mencakup bagaimana menjaga etika dalam pemanfaatan teknologi informasi. Contoh yang paling sering dilihat adalah ketika seseorang menelpon sambil menyetir kendaraan mobil atau motor dijalan umum. Tanpa adanya literasi digital bukan tidak mungkin dimasa yang akan datang etika atau dalam bahasa Jawa disebut unggah-ungguh akan semakin luntur bahkan akan lenyap karena perkembangan teknologi informasi (Ida Fajar Priyanto, 2013). 

Daftar Pustaka
BCS, Digital literacy and employability: http://www.bcs.org/category/17854, diakses tanggal 5 Oktober 2015
Belshaw, Douglas A.J. (2011). What is digital literacy? A Pragmatic investigation, thesis. United Kingdom
Davies, Sarah (2015), Spotlight on digital capabilities: http://digitalcapability.jiscinvolve.org/wp/2015/06/05/spotlight-on-digital-capabilities/,  diakses tanggal 5 Oktober 2015
Deakin Learning Futures (2013), Communication Skills: http://www.deakin.edu.au/__data/assets/pdf_file/0017/38006/digital-literacy.pdf, diakses tanggal 5 Oktober 2015
Josh James (2014), Data Never Sleeps 2.0: https://www.domo.com/blog/2014/04/data-never-sleeps-2-0/, diakses tanggal 5 Oktober 2015
Jungwirth, Bernhard (2002), Information Overload: Threat or Opportunity?: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.461.2076&rep=rep1&type=pdf,  diakses tanggal 5 Oktober 2015
Lee, S. (2014). Digital Literacy Education for the Development of Digital Literacy, 5(September), 29–43. http://doi.org/10.4018/ijdldc.2014070103
Mohammadyari, S., & Singh, H. (2015). Computers & Education Understanding the effect of e-learning on individual performance : The role of digital literacy. Computers & Education, 82, 11–25. http://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.10.025
NetCraft and Internet Live Stats (2014), Total number of Websites: http://www.internetlivestats.com/total-number-of-websites/, diakses tanggal 5 Oktober 2015
Paul, Monty (2014), Delivering The New Primary Computing Curriculum: https://primaryblog.wordpress.com/2014/03/04/delivering-the-primary-computing-curriculum/ , diakses tanggal 5 Oktober 2015
Priyanto, Ida Fajar (2010), Era Zettabyte dan Matinya Etika: https://www.academia.edu/4095654/Era_Zettabyte_dan_matinya_Etika, diakses tanggal 30 September 2015
__________, (2013), Nilai Informasi : https://www.academia.edu/4553433/Nilai_Informasi, diakses tanggal 30 September 2015
Sense, A. C. (2009). Digital Literacy and Citizenship in the 21st Century. San Francisco: Common Sense Media.
Shopova, T. (2010). Digital Literacy Of Students And Its Improvement At The University, 7(2), 2–3. http://doi.org/10.7160/eriesj.2014.070201.Introduction
Webpage FX (2014). The Internet in Real Time: http://www.webpagefx.com/internet-real-time/, diakses tanggal 5 Oktober 2015
Wheeler, Steve (2012). Digital literacies for engagement in emerging online cultures. eLC Research Paper Series, 5, 14-25.
Wright, Brian (2015), Top 10 Benefits of Digital Skills: http://webpercent.com/top-10-benefits-of-digital-skills/,  diakses tanggal 5 Oktober 2015


Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar