Menikmati Makanan Tradisional Putu dan Klepon Sembari Ngeblog

Sore hari, cuaca hujan, kebetulan ada penjual kue putu dan klepon melintas depan rumah. Sedang asyiknya ngeblog, saya tergoda untuk membelinya. Harga perbijinya Rp. 800. Cukup terjangkau. Menikmati makanan tradisional putu dan klepon membuat saya teringat suasana dikampung dulu. Saban sore ngaji di mushola bersama teman-teman kecil dulu, pasti ada penjual kue putu berkeliling menggunakan sepeda. Bunyinya yang khas, keras melengking, dari jauh sudah pasti terdengar.
Putu dan Klepon
Putu dan Klepon
Sementara kue klepon mengingatkan saya pada emak karena emak sering membuatnya. Kue klepon ini dibuat untuk acara tahlilan di mushola setiap hari Jum'at. Setiap hari Jum'at itu biasanya kegiatan mengaji digantikan dengan tahlil dan banyak orang tua yang memberikan makanan secara sukarela di mushola tersebut. 
Baca Juga: Makanan Favorit Ini Adalah Masakan Emaku
Putu dan klepon, dua-duanya berwarna hijau. Dalamnya juga sama berisi gula merah. Hanya saja kue klepon ini lebih cair dibanding kue putu. Dua-duanya juga menggunakan parutan kelapa. Kue putu tepungnya lebih kasar dibanding klepon. Untuk cara makannya dari keduanya jelas berbeda. Jangan coba-coba makan kue klepon digigit setengah kalau tidak mau kena gulanya yang bisa "moncrot" dan seringkali mengenai baju (pengalaman dulu, he..2). 
Baca Juga: Getuk Magelang Cuma Goceng Depan Mirota Kampus
Memakan kue klepon sebaiknya langsung satu bagian. Dikunyah didalam. Nikamtilah sensasi mengunyah kue klepon. Toh, kue yang satu ini memang teksturnya lunak. Apa yang membuat gurih dari kue putu dan klepon? Tak lain adalah parutan kelapanya. Apa teman-teman sudah mencobanya kue tradisional putu dan  klepon? 

Tak lanjutin ngeblognya dulu.....

Salam,
Pustakawan Blogger

Komentar