Mampukah Saya Menerapkan Pola Hidup Ugahari?

Di tengah merebaknya paham hedonisme dan budaya massa, mampukah saya menerapkan pola hidup ugahari? Dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Hadistnya serta selalu mencontoh keteledanan Nabi Besar Muhammad, SAW, maka sebagai seorang muslim idealnya harus bisa. 
UgahariSekilas kalimat pembuka diatas sebenarnya hanya bagian tulisan pembuka yang ingin saya ulas tentang makna atau pengertian dari istilah ugahari. Apa itu ugahari? Seperti biasa, mari kita lihat pengertiannnya di KBBI Daring.

Menurut KBBI Daring, ugahari memiliki dua makna, yakni sebagai berikut:
a kl sedang; pertengahan
a kl sederhana
Contoh Pemanfaatan Istilah Ugahari
Sekarang mari kita lihat contoh pemanfaatan istilah ugahari di media online. Saya ambil  3 contoh saja dari Kompas, Antara News dan National Geographic Indonesia (NGI) . Berikut potongan kalimatnya:
Lantas bagaimana memecahkan perkara pola hidup ugahari bagi pendidikan watak anak-anak? Buku Magnis ini tak memberi jawab. Magnis cuma mengingatkan orangtua bahwa anak-anak tak perlu dikuliahi untuk berbuat baik tapi cukup diajak berlaku etis (Kompas, 21-8-2009)
"Bahasa pers sebaiknya ugahari, moderat, dan tidak secara ekstrem preskriptif atau deskriptif," kata pengamat bahasa pers Liek Wilardjo ketika berbicara dalam Konvensi III Forum Bahasa Media Massa (FBMM), pekan lalu (Antara News, 11 Juni 2009)
"Ambisi harus dimiliki tapi harus bersikap ugahari, jangan ambisius. Dua kalimat itu harus dibangun dan dipupuk terus setiap orang yang ingin sukses," katanya. (National Geographic Indonesia, 18 Desember 2014)
Istilah ugahari pada kalimat pertama lebih tepat merujuk pada pengertian sederhana. Sementara pada kalimat kedua bisa merujuk sedang-sedang saja atau pertengahan atau bisa pada pengertian sederhana juga. Untuk kalimat ketiga menurut hemat saya lebih tepat merujuk pada sedang-sedang saja atau pertengahan. Satu hal yang menjadi kesamaan adalah bahwa ugahari merujuk pada sikap atau perbuatan yang idealnya dilakukan.

Istilah ugahari ternyata memang banyak digunakan juga oleh media online walaupun jika dibandingkan dengan kata "sederhana" tentu masih banyak kata yang kedua itu. Tapi, saya berpikir, mengapa tidak di tulis aja misalnya dengan kata "sederhana". Bukankah akan cepat dipahami apabila menggunakan kata "sederhana" dibanding ugahari?

Jadi, seharusnya juga saya menuliskan judul tulisan ini menjadi "Mampukah Saya Menerapkan Pola Hidup Sederhana (bukan Ugahari)?" Bagaimana menurut teman-teman?

Salam,
Pustakawan Blogger

Sumber contoh tulisan:
  • http://regional.kompas.com/read/2009/08/21/20540098/pendidikan.watak.lewat.pembiasaan
  • http://www.antaranews.com/berita/143758/bahasa-pers-di-antara-preskriptif-dan-deskriptif
  • http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/jakob-oetama-menjaga-api-jauh-dari-kesan-menggurui

Komentar

intannukhi mengatakan…
pak saya mau tanya2 masalah soal2 cpns, dimana sy harus kontak bapak? saya pgn sekali diterima pns pak...
Murad Maulana mengatakan…
Mba intan, sudah saya kirim vie email ya. Silahkan di cek