Open Access Perpustakaan Unsyiah Sebagai Daya Dukung Tumbuhnya Komunikasi Ilmiah

“Knowledge is of two kinds. We know a subject ourselves, or we know where we can find information upon it.” — Samuel Johnson
Perpustakaan Universitas Syiah Kuala atau sering disebut Perpustakaan Unsyiah adalah perpustakaan perguruan tinggi yang berdiri cukup lama, tepatnya pada 1970. Jumlah koleksinya hingga sekarang mencapai 75.114 judul atau 136.925 eksemplar meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, dan dokumentasi. Koleksi bahan Pustaka Unsyiah bukan hanya tersedia dalam bentuk cetak saja, melainkan juga dalam format digital seperti e-book dan e-journal. Dalam dokumen Renstra Perpustakaan Unsyiah 2015-2018, koleksi berformat digital ini tersedia dari berbagai disiplin ilmu dan merupakan kekuatan dalam rangkuman analisis SWOT komponen koleksi. Menariknya lagi, dalam analisis SWOT tersebut juga memaparkan salah satu peluang terbesar di Perpustakaan Unsyiah adalah tersedianya koleksi open access. Ini artinya ada banyak koleksi bahan Pustaka Unsyiah yang tersedia secara bebas untuk para pemustaka dan bisa diakses secara cuma-cuma alias gratis.

Peluang tersebut tentunya sejalan dengan visi Perpustakaan Unsyiah, yakni "Menjadi Pusat Informasi Ilmiah Terkemuka dan Berdaya Saing di Asia Tenggara Pada Tahun 2018". Bahkan melalui salah satu misinya dijabarkan, yakni mengembangkan pusat repository lokal konten (deposit) yang open access. Menurut hemat saya, maka tidak berlebihan jika salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang fenomenal ini mempunyai moto "knowledge is free at our library, so just bring your container". Disaat masih banyaknya perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia yang ragu dengan kebijakannya terhadap open access, namun Perpustakaan Unsyiah dengan lantang memproklamirkan diri melalui visi dan misinya tersebut untuk menjadi bagian masyarakat ilmiah di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Dalam jangka panjang, tentu saja Perpustakaan Unsyiah akan merambah hingga ke masyarakat ilmiah di tingkat dunia. Melalui gerakan open access lokal kontennya itu, pengetahuan gratis yang di tawarkan Perpustakaan Unsyiah ini memiliki peran strategis yang begitu penting dalam meningkatkan pertumbuhan komunikasi ilmiah yang akan mendukung revolusi keilmuan.

Komunikasi Ilmiah dan Ekosistemnya
Dalam bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan khususnya di Indonesia, istilah atau topik yang membahas mengenai komunikasi ilmiah merupakan sesuatu yang dianggap baru. Kendati pada dasarnya dalam setiap proses kegiatannya itu sebenarnya sudah dilakukan sejak lama oleh para mahasiswa, akademisi dan peneliti. Komunikasi ilmiah atau disebut juga scholarly communication yang merujuk pada seluruh ekosistem untuk menciptakan, mendaftar, mengevaluasi, menyebarkan, melestarikan, dan membentuk kembali penelitian dan keilmuan, termasuk kebijakan kekayaan intelektual dari jenis publikasi lama dan baru (Carnegie Mellon University Library). Tidak berbeda jauh dengan pengertian diatas, American Library Association mendefiniskan komunikasi ilmiah sebagai suatu sistem di mana penelitian dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya diciptakan, dievaluasi kualitasnya, disebarluaskan kepada masyarakat ilmiah, dan diawetkan untuk penggunaan masa depan.

Dalam proses komunikasi ilmiah ini, tentu saja ilmu pengetahuan akan dapat tumbuh dan berkembang karena melalui serangkaian aktivitas menulis yang tercerminkan dalam kegiatan penelitian ilmiah hingga tercipta atau menemukan sesuatu hal yang baru. Hal tersebut, jika merujuk pada pemikiran Thomas S. Kuhn tentang perkembangan ilmu, bahwa menurut Kuhn ilmu dapat berkembang secara open-ended (sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Ilmu harus berkembang secara revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasonalis dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn, faktor sosiologis historis serta psikologis ikut berperan. Selain itu menurut Kuhn, tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan (anomali), sebagai konsekwensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik, inilah fungsi revolusi secara periodik tersebut (Hidayati, 2012).

Mereka yang berperan dalam ekosistem komunkasi ilmiah seperti penulis, editor, distributor, dan pustakawan. Kemudian, tentu saja mereka para pembaca (readers) sesuai minat bidang keilmuannya. Pembaca disini adalah mencakup mereka yang memang sebagai penulis (mahasiswa, peneliti, ilmuwan, akademisi). Oleh karenanya, disitulah letak aktivitas dalam komunikasi ilmiah. Polanya seperti dari penulis ke penulis lagi. Misalnya para peneliti dapat menciptakan paper ilmiah baru karena berdasarkan paper terdahulu yang pernah ia baca dan ia sitasi. Contoh lain mislanya mahasiswa yang membuat artikel jurnal baru berdasarkan jurnal-jurnal yang sebelumnya ia baca hingga ia sitasi juga. Selanjutnya artikel jurnal dari mahasiswa yang sudah diterbitkan itu, juga akan dibaca bakan disitasi oleh mahasiswa lain yang sedang menulis artikel jurnal, paper atau lainya. Jadi, ada jalinan komunikasi antar penulis lewat artikel jurnal atau paper yang mereka tulis. Inilah yang dinamakan komunikasi ilmiah yang bisa tumbuh apabila salah satunya karena sumber informasi terpercaya dapat dengan mudah didapatkan. Open access Perpustakaan Unsyiah ini adalah sumber informasi terpercaya yang menyediakan banyak pengetahuan gratis untuk para pemustaka. Harapannya agar produktivitas menulis ilmiah ini dapat terus tumbuh dan berkembang. Jika digambarkan, siklus dalam ekosistem komunikasi ilmiah adalah sebagai berikut:
Siklus Komunikasi Ilmiah

Sumber: adaptasi dari “Scholarly Communication at Western” oleh Western Library. Diambil dari https://www.lib.uwo.ca/scholarship/scholarlycommunication.html

Dalam konsep yang lebih luas, siklus komunikasi ilmiah yang kurang lebih memiliki proses yang sama dari Purdue Libraries tulisan Beth McNeil sebagai berikut:
Siklus Komunikasi Ilmiah
Sumber: adaptasi dari “PILLARS: Campuswide Information literacy, New Relationships to/with Disciplinary Faculty, Robust Research and Scholarship, Robust Local Collections” oleh Beth McNeil. Diambil dari https://www.lib.purdue.edu/inside/2010/october27.html

Open Accses Lokal Konten Perpustakaan Unsyiah
Jika melihat gambar dari Beth McNeil, siklus ekosistem komunikasi ilmiah diatas, maka Perpustakaan Unsyiah berperan dalam hal menghimpun, mengolah, melestarikan, mendesiminasikan yang terindeks di mesin pencari Google bahkan hingga menerbitkan sebuah karya tulis ilmiah yang bisa digunakan kembali oleh sivitas akademika. Perpustakaan menyediakan akses selama 24 jam penuh (24/7) hingga membuat kegiatan literasi informasi (information literacy) kepada para pemustaka. Ketersediaan layanan koleksi open access melalui sebuah portal, yakni Unsyiah Integrated Library Information System ini adalah sebagai bentuk peran strategis dalam siklus ekosistem komunikasi ilmiah. Disisi lain, tentu saja sebagai implementasi dari visi dan misi Perpustakaan Unsyiah itu sendiri. Melalui portal tersebut, pemustaka dapat dengan mudah untuk mencari beragam informasi atau pengetahuan gratis berdasarkan kebutuhannya. Satu hal yang lebih menarik lagi adalah kemudahan dalam mengakses pengetahuan gratis di Perpustakaan Unsyiah bukan hanya diperuntukan untuk pemustaka di kalangan internal saja, melainkan juga untuk para pemustaka eksternal misalnya para mahasiswa non Unsyiah atau masyarakat umum lainya. Portal tersebut bisa diakses di alamat http://uilis.unsyiah.ac.id. Adapun tampilan portalnya sebagai berikut:
Unsyiah Integrated Library Information System
Unsyiah Integrated Library Information System
Kita bisa melihat pada tampilan portal diatas, Perpustakaan Unsyiah menawarkan lokal konten yang bisa diakses oleh siapapun tanpa dibatasi ruang dan waktu (24/7). Misalnya koleksi bahan Pustaka Unsyiah berformat digital khusus mengenai koleksi grey literatur. Dengan mengklik icon Electronic Theses & Dissertations (ETD), maka pemustaka akan dibawa ke alamat http://etd.unsyiah.ac.id. Disana kita bisa melihat berbagai macam koleksi skripsi, tesis dan disertasi secara online dan tentu saja full text. Bukankah ini sangat memudahkan? Di Indonesia masih sangat jarang peruguruan tinggi yang menampilkan secara full text koleksi seperti skripsi, tesis maupun disertasi. Kalaupun ada jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Berikut tampilan ETD Unsyiah:
ETD Unsyiah
ETD Unsyiah
Koleksi bahan Pustaka Unsyiah berformat digital lainya misalnya pada icon open accsess yang bisa diakses melalui alamat http://openaccess.unsyiah.ac.id. Website tersebut adalah berisi direktori koleksi open acsess yang ada diseluruh dunia dan selalu terupdate. Dapat dibayangkan, bagaimana apabila Perpustakaan Unsyiah tidak menghimpun sumber repositori gratis yang tak ternilai ini. Mencari sendiri tentu memerlukan banyak waktu. Adapun beberapa koleksi yang ada dalam direktori tersebut mencakup paper jurnal, konferensi, tesis dan disertasi, laporan penelitian, dan lain sebagainya. Berikut tampilan dari Direktori Open Access Perpustakaan Unsyiah:
Direktori Open Access Perpustakaan Unsyiah
Direktori Open Access Perpustakaan Unsyiah
Sayapun mencoba mengakses beberapa jurnal yang berasal dari Direktori Open Access Perpustakaan Unsyiah, kemudian mengklik link dari Unsyiah E-Journal dan berikut contoh tampilan full text dari Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan , Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala.
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, Unsyiah
Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, Unsyiah
Sebenarnya, selain mengakses melalui direktori open access, para pemustaka juga bisa mengakses langsung melalui icon portal yang bertuliskan E-Journal Universitas Syiah Kuala. Perbedaanya untuk icon yang khusus E-Journal hanya berisi semua jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Syiah Kuala. Sedangkan pada Direktori Open Access Perpustakaan Unsyiah mencakup semua koleksi dari berbagai penjuru dunia yang bersifat full text dan jenisnya lebih banyak, jadi bukan hanya jurnal saja. Selain tiga lokal konten diatas, koleksi bahan Pustaka Unsyiah berformat digital lainya yang masih terus dikembangkan adalah serial dan e-book. Saya yakin lokal konten Perpustakaan Unsyiah akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan para pemustaka terutama dalam mendukung pertumbuhan komunikasi ilmiah dimasa yang akan datang.

Dengan tersedianya layanan open access, pengetahuan gratis yang disediakan oleh Perpustakaan Unsyiah ini hendaknya digunakan sebaik-baiknya karena itu merupakan fasilitas sumber informasi yang lebih terpercaya. Analogi yang paling mudah adalah ketika sumber informasi terpercaya itu mudah didapatkan, maka ini bisa mendukung rangkaian kegiatan karya tulis ilmiah yang dilakukan. Pada kasus lain, open access juga dapat memberikan kesempatan terhadap peningkatan sitasi dokumen yang telah dipublikasikan. Seperti yang kita tahu, di wilayah asia jumlah publikasi dan yang disitasi dalam kurun waktu antara 1996-2014, berdasarkan data dari SCImago Journal & Country Rank, negara Indonesia berada di urutan ke-11 berada dibawah Pakistan, Tahiland, bahkan Malaysia. Indonesia dalam kurun waktu tersebut hanya menghasilkan 32.355 dokumen dengan 230.610 sitasi. Sedangkan Malaysia sebanyak 153.378 dokumen dengan 670.387 sitasi. Semoga ini bisa menjadi renungan kita bersama untuk semua perguruan tinggi yang di Indonesia dan mulai melakukan gerakan open access terhadap perpustakaan yang dikelolanya. Perpustakaan Unsyiah adalah salah satunya yang ingin melakukan perubahan besar terhadap bangsa ini dengan memberikan ketersediaan layanan open access lokal kontennya. Genderang perang yang dikobarkan adalah "knowledge is free at Unsyiah Library".

Salam,
Pustakawan Blogger

Daftar Pustaka
  • ACRL, Principles and Strategies for the Reform of Scholarly Communication 1: http://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/principlesstrategies, diakses tanggal 9 Januari 2016.  
  • Carnegie Mellon University Library, Scholarly Communications: http://library.cmu.edu/datapub/sc, diakses tanggal 9 Januari 2016.  
  • Hidayati (2012), Paradigma Kuhn: http://blog.unsri.ac.id/hidayati/filsafat-ilmu/paradigma-kuhn/mrdetail/29380, diakses tanggal 9 Januari 2016. 
  • McNeil, Beth (2010). PILLARS: Campuswide Information literacy, New Relationships to/with Disciplinary Faculty, Robust Research and Scholarship, Robust Local Collections: https://www.lib.purdue.edu/inside/2010/october27.html, diakses tanggal 9 Januari 2016. 
  • Perpustakaan Unsyiah (2014), Dokumen Rencana Strategis (Renstra) 2015-2018: http://library.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/Renstra-2015.pdf, diakses 12 Maret 2016.
  • SCImago Journal & Country Rank, Country Rankings: Asia Region Period 1996-2014: http://www.scimagojr.com/countryrank.php?area=0&category=0&region=Asiatic+Region&year=all&order=it&min=0&min_type=it, diakses tanggal 9 Januari 2016. 
  • Western Libraries, Scholarly Communication at Western: https://www.lib.uwo.ca/scholarship/scholarlycommunication.html, diakses tanggal 9 Januari 2016.
  • http://uilis.unsyiah.ac.id
  • http://etd.unsyiah.ac.id
  • http://library.unsyiah.ac.id
  • http://jurnal.unsyiah.ac.id
  • http://openaccess.unsyiah.ac.id

Komentar