Menyoal Pengertian Istilah Kontestasi

Mumpung ingat, kemarin hari Senin ketika mengikuti kuliah dari Prof.Partini yang membahas tentang pemikiran Michel Foucault, ada satu istilah yang mengusik pikiran saya yaitu "kontestasi". Nah, paginya hari Selasa ketika saya membaca salah satu berita di media online juga disebutkan istilah kontestasi. Kira-kira saya ambil beberapa bagian kalimatnya sebagai berikut:
Menyoal Pengertian Istilah Kontestasi
Sepenggal kalimat diatas saya ambil dari berita yang berjudul "Ahok dapat hidayah, PPP niat beri dukungan di Pilgub DKI" (Merdeka, 5/1/2016). Ada tiga hal yang ingin saya bahas mengenai berita tersebut. Pertama, pengertian kontestasi itu sendiri. Kedua, menyoal apakah sudah tepat berita diatas menggunakan istilah kontestasi? Ketiga, sebenarnya tidak hubungannya dengan istilah kontestasi, namun berkaitan dengan pemanfaatan kata hidayah. Pertanyaannya sama dengan yang kedua. Apakah pemanfaatan kata hidayah di berita tersebut sudah tepat?

Pengertian Kontestasi 
Seperti biasa dua primbon wajib yang saya gunakan untuk mengecek pengertian kontestasi adalah pada KBBI dan Glosarium Bahasa Indonesia. Nyatanya, ketika saya mengecek istilah tersebut tidak ada. Kemudian sayapun mencari apakah ada blogger yang pernah membahasnya tentang istilah kontestasi? Dan ternyata memang sudah pernah ada yaitu salah satunya kompasiana Gustaaf Kusno. Judul tulisannya Istilah "Kontestasi" yang Ngawur. Ditulis pada tanggal 17 Desember 2013. Dalam tulisannya Pak Gustaaf mengkritisi bahwa pemanfaatan kata kontestasi dibeberapa judul berita media online sangatlah ngawur. Ada blunder ketika mengaplikasikan istilah “kontestasi” misalnya pada 2 contoh berita dibawah ini:
1. Putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dapat mengubah [a.kontestasi] dan strategi pada Pemilu Presiden 2014. Untuk itu, kepastian tentang putusan MK terhadap uji materi UU Pilpres dibutuhkan secepatnya. ”Jika uji materi dikabulkan MK, [b.kontestasi] bisa berubah,” kata penasihat Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit, dalam Evaluasi Politik Akhir Tahun 2013 dan Political Outlook 2014, di Jakarta, Kamis (12/12). Dalam evaluasinya, SSS menilai [c.kontestasi] calon presiden (capres) masih cair meski sejumlah partai politik sudah menetapkan calonnya. 
2.  "Orang saat ini melihat kapabilitas, bukan lagi popularitas. Terlebih SBY tidak lagi [d.berkontestasi] di 2014 dan semua orang bersaing sama," ujar Gun Gun. 
Menurut Gustaaf, secara sepintas istilah “kontestasi” itu nampak sahih sebagai pengindonesiaan dari kata Inggris contestation. Namun demikian, hal tersebut sudah menyerap kata contestant menjadi “kontestan” yang menurut KBBI  bermakna peserta kontes (perlombaan, pemilihan dsb). 

Sekarang mari kita lihat pengertian kontestasi menurut Oxford Dictionaries. Misalnya dalam kamus tersebut dikatakan bahwa kontestasi adalah tindakan atau proses yang berselisih atau berdebat: misalnya kontestasi ideologis atas kebijakan sosial di Uni Eropa. Untuk dua contoh berita yang dikemukan Pak Gustaf diatas, tampaknya istilah kontestasi yang berkaitan dengan uji materi undang-undang masih bisa dibenarkan. Akan tetapi ketika istilah kontestasi mengarah pada makna sebagai kontestan seperti pada bagian C dan D, jelas itu sebuah kekeliruan dan saya sependapat dengan Pak Gustaaf. Bagiamana dengan contoh berita dari yang saya kemukakan? Jelas itu juga sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan. Secara gamblang kita melihat pengertian kontestasi adalah tindakan atau proses yang berselisih atau berdebat bukannya sebuah kontestan. Ini artinya pemanfaatan istilah kontestasi dalam berita Merdeka diatas kurang tepat. 

Menyoal Kata Hidayah
Kata hidayah yang digunakan dalam judul "Ahok dapat hidayah, PPP niat beri dukungan di Pilgub DKI" itu terlalu berlebihan. Tentu saja judul tersebut banyak mengandung makna yang bisa menjadi salah tafsir bagi setiap pembaca. Padahal isi berita didalamnya hanyalah sebuah pernyataan sepihak dari Sekjen PPP yang merasa kenal dengan Ahok dan menyitir perkataannya ketika Ahok berbicara mengenai Islam. Menyoal itu, akan lebih baik jika tidak menggunakan kata hidayah karena dalam KBBI, hidayah adalah petunjuk atau bimbingan dr Tuhan: semoga Tuhan Yang Mahakuasa melimpahkan taufik dan -- Nya kpd kita. Ini artinya ketika sudah berbicara hidayah pada judul diatas, maka seolah-olah ada unsur perpindahan keyakinan. Ada sebuah kontruksi yang dibangun dalam judul tersebut. Lantas bagaimana faktanya? 

Menurut saya alangkah lebih tepatnya jika diberikan judul cukup dengan kalimat "PPP niat beri dukungan di Pilgub DKI". Namun demikian, tentu saja saya juga bukan pura-pura tidak tahu. Namanya juga media, agar menarik dari para respon pembaca, maka salah satu yang harus dilakukan adalah  membuat judul sebombastis mungkin. Sehingga ada rasa penasaran terhadap para pembaca. Kasus diatas, apabila merujuk pada salah satu teori media-masyarakat, maka sepertinya condong ke teori kontruksionisme sosial yaitu bagaimana sebuah media membuat sebuah konstruksi dalam realitas sosial yang ada, namun salah satu ciri yang patut disayangkan adalah media tidak dapat memberikan penilaian objektif terhadap realitas sosial itu oleh karenanya semua fakta merupakan hasil penafsiran. 

Salam, 
Pustakawan Blogger

Referensi
  • McQuail, Denis (2011), Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
  • http://www.kompasiana.com/gustaafkusno/istilah-kontestasi-yang-ngawur_552a6c596ea8343061552d25 
  • http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/contestation 
  • http://www.merdeka.com/politik/ahok-dapat-hidayah-ppp-niat-beri-dukungan-di-pilgub-dki.html 

Komentar

Mugniar mengatakan…

Saya juga gerah dengan istilah "kontestasi" yang makin marak akhir-akhir ini.Saya mendengarnya sering sekali disebut-sebut di televisi. Saya cari di KBBI, tidak ada kata itu. Kemudian ketemu tulisan ini. Btw, terima kasih ya sharing-nya, Mas Murad.
Murad Maulana mengatakan…
Betul mas mugniar, kontestasi seringali disalahartikan. Sama-sama mas.
Unknown mengatakan…
Etiologi fundamental penulisan judul tersebut agar menimbukan banyak tafsir yang berimplikasi menarik minat baca....